Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghasilkan inovasi jalan berlapis panel surya (solar panel). Gagasan mahasiswa ITS ini diganjar gelar Juara 1 pada National Paper Competition Civil Engineering Festival, Politeknik Negeri Jakarta baru-baru ini.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Royce Giovano Sutikno, Adi Drajad Budiman, dan Nathaniel Nico Prawira dari Departemen Teknik Sipil ITS. Tim mahasiswa ini dibimbing Dosen Teknik Sipil ITS Dr Ahmad Basshofi Habieb ST MSc, seperti dikutip dari laman resmi kampus.
Royce, ketua tim, menuturkan bahwa gagasan jalan berlapis panel surya di jembatan ini merespons potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia yang relatif minim digunakan, khususnya pada pembangunan infrastruktur. Padahal, RI berpotensi menggunakan sumber tenaga listrik yang lebih ramah lingkungan dengan rata-rata penyinaran sepanjang tahun mencapai 2.000-3.000 jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Minimnya penggunaan energi baru terbarukan (EBT) pada pembangunan infrastruktur tersebut menjadi titik awal tercetusnya inovasi ini," ungkap mahasiswa angkatan 2022 ini.
Sumber Listrik di Jalan Lapis Panel Surya
![]() |
Ia menjelaskan, inovasi EBT solar road di jembatan dinilai akan lebih efektif ketimbang pemasangan di jalan raya. Sebab, sinar Matahari ke jalan raya dapat tertutup pepohonan atau gedung-gedung tinggi.
Agar penyerapan sinar Matahari maksimal, tim mahasiswa Teknik Sipil ITS ini mendesain jembatan inovatif dengan rangka atas dan samping yang minimal. Alhasil, desain jembatan sepanjang 756,5 meter dapat menghasilkan energi listrik sebesar 13.843,95 kilowatt per jam.
"Simulasi produksi listrik ini terhitung dapat memenuhi kebutuhan listrik 144 keluarga di Kabupaten Situbondo," kata Royce.
Ketahanan Jembatan
Jalan - jembatan inovatif karya mahasiswa ITS ini juga dinilai punya ketahanan dua kali lebih kuat dibanding aspal. Jalan lapis panel surya itu diperkirakan dapat berfungsi sampai 20 tahun dengan material dasar tempered glass tiga lapis utama, yakni lapisan permukaan jalan, lapisan elektronik, dan lapisan pelat dasar.
Minim Emisi
![]() |
Solar road ini juga terhitung hanya menghasilkan 678.353,5 gram emisi karbon. Ini artinya, efektivitas emisi karbon jalan lapis panel surya tersebut 20 kali lebih rendah ketimbang emisi dari pembakaran batu bara, serta 12 kali lebih rendah dari emisi penggunaan gas alam.
Royce berharap timnya makin kompak dan memenangkan kompetisi-kompetisi lainnya.
(twu/nwk)