Kisah Anak Tukang Batako Wujudkan Kuliah di Korea Berkat Beasiswa IISMA

ADVERTISEMENT

Kisah Anak Tukang Batako Wujudkan Kuliah di Korea Berkat Beasiswa IISMA

Cicin Yulianti - detikEdu
Jumat, 01 Sep 2023 19:30 WIB
Kisah Sahrul dapat beasiswa IISMA ke Korea
Kisah Sahrul, anak tukang batako yang dapat beasiswa IISMA ke Korea. Foto: Ditjen Vokasi Kemdikbud
Jakarta -

Bisa menimba ilmu di perguruan tinggi luar negeri dengan beasiswa tidaklah mudah. Sahrul Ramadhan, anak pencetak batako mewujudkannya dengan berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Kangwon National University (NU), Korea Selatan.

Sahrul merupakan penerima beasiswa Indonesian International Student Mobility Award (IISMA). Ia bersama 12 temannya mendapatkan kesempatan untuk belajar di kampus negeri gingseng tersebut mulai September tahun ini.

"Awalnya ingin ke luar negeri itu untuk kerja. Tapi alhamdulilah doanya dijawab lebih awal dan malah untuk belajar," kata Sahrul, dikutip dari laman Ditjen Vokasi Kemdikbud, Jumat (1/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahasiswa D3 prodi Teknik Elektro di Politeknik Manufaktur Bangka Belitung (Polman Babel) tersebut akan belajar artificial intelligence dan software di KNU.

Keterbatasan Tak Jadi Penghalang

Sahrul mengaku dirinya bukanlah dari kalangan berada. Ayah Sahrul berprofesi sebagai pencetak batako dan sebelumnya merupakan kuli bangunan dan marbot masjid. Sementara Sahrul sendiri pernah menjadi guru ngaji di TPA.

ADVERTISEMENT

"Jadi, karena nenek sakit-sakitan akhirnya Bapak berhenti jadi kuli bangunan, terus buat usaha batako sambil jagain nenek. Batako kami buat sendiri, cetak sendiri, kemudian dijual sendiri," katanya.

Sang nenek yang sering sakit membuat ayahnya harus meluangkan waktu untuk merawat ibunya tersebut. Sehingga untuk menopang kondisi ekonominya, sang ibu harus bekerja sebagai perawat bayi atau baby sitter.

"Tapi setelah Ayah cetak batako sendiri, Ibu kemudian berhenti bekerja. Apalagi, ibu juga harus merawat nenek yang sakitnya semakin parah," kata Sahrul yang menyebut sang Ayah juga menjadi marbot masjid, sementara ia menjadi guru ngaji di TPA.

Walau usaha batako orang tuanya sudah berjalan sejak ia SD, ia mengatakan hal tersebut tak menjadi jaminan. Pasalnya, keluarganya hanya menerima kebutuhan untuk tetangga atau sesekali pesanan yang berasal dari pemasaran mulut ke mulut.

Dapat Beasiswa KIP Kuliah

Anak sulung dari dua bersaudara ini menemui peruntungannya setelah mendapat beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Akhirnya, ia bisa selangkah lebih maju dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah.

Selama ini, ia memanfaatkan uang beasiswa untuk memenuhi hidupnya karena tidak mau merepotkan orang tua yang masih mengurus adiknya. Termasuk belajar bahasa Inggris, Sahrul belajar secara mandiri yakni dengan menonton film dan belajar lewat subtitle-nya.

"Jadi, saya tidak pernah berani minta uang untuk les bahasa Inggris. Belajar bahasa Inggrisnya otodidak dari nonton film yang ada subtitle-nya," ujarnya.

Adapun untuk bisa berhasil tes TOEIC, Sahrul belajar dengan mengikuti program-program kampus secara gratis. Di Polman Babel, ia meraih pembiayaan tes TOEIC gratis karena awardee dan mencapai skor tertentu.

Sahrul memiliki tekad yang kuat untuk bisa mengubah nasibnya lewat pendidikan yang telah ia raih. Ia berencana untuk melanjutkan kuliah dan bekerja di Korea Selatan sepulang dari belajar di KNU.




(cyu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads