"Jelajahi dunia maka kamu akan menjadi orang yang berbeda" tulis Imam Santoso pada sebuah kartu pos bergambar keindahan aurora di Lapland, Finlandia pada 2015 lalu.
Imam, dosen Program Studi Teknik Metalurgi Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) saat itu sedang studi S-3 di School of Chemical Technology, Aalto University, Finlandia.
Kartu yang dikirim dari Espoo, Finlandia itu ditujukan untuk seorang pelajar bernama Zainur Aini Arifah. Aini siswi Madrasah Aliyah (MA) Muhammadiyah I, sebuah sekolah swasta yang terletak di desa Andongsari, Jember, Jawa Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
8 tahun berlalu setelah kartu pos bergambar "Cahaya Utara" itu dikirimkan. Dalam sebuah acara wisuda ITB April 2023 lalu, seorang gadis yang mengenakan toga lengkap menghampiri Imam seraya mengenalkan diri.
"Dia bilang 'Saya dulu anak SMA yang dapat kartu pos dari Mas Imam. Saya sudah wisuda ITB'. Karena memang ngga pernah ketemu jadi nggak kenal. Wah kaget saya. Deg...," ujar Imam pada detikEdu beberapa waktu lalu.
Berawal dari Australia
Kebiasaan Imam mengirimkan kartu pos dengan kata-kata motivasi pada para pelajar agar mengejar pendidikan setinggi mungkin sudah dilakoninya saat kuliah S-2 di University of Queensland (UQ) Australia. Berbekal koin-koin uang receh yang dikumpulkan, ia lantas membeli sejumlah kartu pos bergambar kampus UQ.
"Saya pikir kira-kira uang recehan ini berdampak apa ya? Ketimbang saya belikan permen saya ambil kartu pos. Siapa tahu kartu ucapan kecil saya dari jauh bergambar foto kampus di Australia bisa menyemangati," katanya.
Saat itu, kartu-kartu pos tersebut dikirimkan buat anak-anak di kampung halamannya di Jember. "Belakangan saya dapat informasi anak yang saya kirimi kartu pos bergambar kampus UQ akhirnya juga berangkat ke UQ," ujar Imam.
Mendapat kesempatan studi S-3 di Finlandia pada 2014, Imam kembali melanjutkan misi bagi-bagi kartu pos. Lewat akun Facebook, ia mengumumkan akan mengirimkan 100 kartu pos dari Finlandia pada para pelajar SMA dan S1.
"Ada uang koin receh saya kumpulkan. Saya belikan lagi 100 kartu pos. Saya tulis satu per satu lalu tempelkan prangko berbentuk bendera Finlandia," katanya.
Imam mengaku tangannya lelah menuliskan kata-kata motivasi di ratusan kartu pos tersebut. Namun ia meyakini, hal sederhana yang dikerjakan dengan tulus suatu saat pasti akan memiliki dampak luar biasa.
Ternyata beberapa bulan lalu ia mendapat pesan melalui akun Instagram dari seorang mahasiswa S-2. Mahasiswa ini mengaku saat masih SMA mendapatkan kartu pos dari Finlandia yang dikirimkan Imam.
Kartu pos bertuliskan kata-kata penyemangat dan bergambar pemandangan indah Finlandia rupanya menerbangkan tinggi semangat mahasiswa itu meraih pendidikan setinggi mungkin.
"Alhamdulilah Pak Imam menjadi salah satu orang yang memotivasi saya untuk terus belajar dalam segala kekurangan. Saya menyelesaikan S-1 dengan beasiswa Bidikmisi dan sekarang menjalani S-2 di bidang biomedis untuk peminatan reproduksi berbantu bayi tabung," tulis mahasiswa itu.
Imam pun berkata,"Feeling saya benar. Sesuatu hal meskipun simpel tapi tulus yang kita berikan akan bisa punya dampak luar biasa."
Melihat dampak yang luar biasa itu, Imam pun bertekad akan menyempatkan diri mengirim kartu pos kalau memiliki kesempatan berada di luar negeri.
Saat melakukan penelitian di Helsinki sekitar Juni lalu, ia mengumumkan lewat akun IG. Kali ini pengumuman tersebut ditujukan bagi orang tua yang punya anak SD dan mau dikirimkan kartu pos dari Finlandia.
"Ratusan yang masuk dalam waktu satu jam dari Aceh sampai Papua," ujarnya.
Klik halaman selanjutnya... Berasal dari Keluarga Buta Huruf