Mahasiswa ITB Bikin Aplikasi Cegah Bullying 'BERSUARA', Begini Cara Kerjanya

ADVERTISEMENT

Mahasiswa ITB Bikin Aplikasi Cegah Bullying 'BERSUARA', Begini Cara Kerjanya

Nikita Rosa - detikEdu
Minggu, 16 Jul 2023 11:00 WIB
Tim dari ITB Usung Aplikasi Bantu Korban Bullying.
Tim dari ITB Usung Aplikasi Bantu Korban Bullying. (Foto: Humas ITB)
Jakarta -

Tim IDE dari Institut Teknologi Bandung (ITB) meraih juara 1 dalam Proyek Safe and Sound Cities (S2Cities) pada "Ideathon Inovasi Sosial 2023: Muda Urun Ide untuk Kota Bandung". Acara tersebut diadakan oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia.

Proyek Safe and Sound Cities (S2Cities) berfokus pada solusi inovatif terkait isu-isu spesifik yang terjadi di Kota Bandung. Peserta diminta untuk mengirimkan proposal mengenai solusi inovatif dalam tiga tema spesifik, yaitu perundungan di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat, pengelolaan sampah yang melibatkan pemuda, serta penciptaan ruang publik (placemaking) di Kelurahan Kopo, Kecamatan Bojongloa Kaler.

Tim IDE ITB terdiri dari tiga mahasiswa dari jurusan yang berbeda, yaitu Deftendy Virgiatman dari jurusan Teknik Fisika, Eli Sulistyowati dari jurusan Manajemen, dan Indira Akmalia Hendri dari jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu anggota tim, Deftendy Virgiatman mengatakan tim mereka mempresentasikan inovasi berupa aplikasi bernama 'BERSUARA'. Aplikasi ini bertujuan untuk memulihkan korban perundungan melalui pendekatan dari seorang psikiater sekaligus peneliti, Judith Herman.

"Pendekatan ini menjelaskan bahwa terdapat beberapa tahapan dalam model penerimaan dari trauma yang dialami oleh korban perundungan, yaitu tahap security, reconciliation, reconsolidation, dan transformation," ucapnya dalam situs ITB, Jumat (14/7/2023).

ADVERTISEMENT

Cara Kerja Aplikasi BERSUARA

Deftendy menjelaskan bahwa aplikasi 'BERSUARA' memiliki tiga fitur utama, yaitu report, feedback, dan community.

Pada tahap security, aplikasi ini akan menciptakan keamanan bagi korban untuk menyampaikan pengalaman mereka melalui fitur report. Laporan yang masuk akan langsung ditangani oleh Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Anak (P3A) dan Bimbingan Konseling (BK) Sekolah.

Kemudian berlanjut pada tahap rekonsiliasi, korban diharapkan dapat memahami dan menerima kejadian yang terjadi melalui fitur feedback. Fitur ini memungkinkan korban untuk melakukan konseling dengan para pakar yang terintegrasi dengan P3A, guru BK, dan konselor sebaya.

Selanjutnya, pada tahap rekonsolidasi, korban dapat memulai kembali kehidupan mereka setelah mengalami trauma. Hal ini diimplementasikan melalui fitur community yang memungkinkan para korban untuk saling mendukung satu sama lain. Fitur ini bekerja sama dengan Forum OSIS Kota Bandung (FOTBAN), Forum Komunikasi Anak Kota Bandung (FOKAB), dan akademi perlindungan anak.

Kemudian pada tahap terakhir, yaitu tahap transformasi, hasil pemulihan trauma korban akan tetap dijangkau melalui komunitas mereka sebagai bukti bahwa setiap korban perundungan dapat pulih kembali.

Kampanye Media Sosial

Di samping aplikasi 'BERSUARA', Tim IDE juga mengusulkan ide solusi berupa kampanye media sosial untuk membagikan pengalaman korban yang telah melewati keempat tahapan tersebut. Dengan harapan, kampanye ini dapat menjadi inspirasi korban bullying yang lain.

Dengan inovasi aplikasi dan kampanye media sosial, Tim TIDe mendapat aprestasi tinggi dari juri Ideathon Inovasi Sosial 2023, yakni juara 1 pada Proyek Safe and Sound Cities (S2Cities).

"Harapannya, implementasi dari ide dan inovasi yang mereka usulkan dapat memberikan dampak positif dan membantu membangun kota Bandung yang aman dan nyaman bagi semua warganya," tutupnya.




(nir/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads