Al Arofatus Naini berhasil meraih gelar Doktor pada Program Doktor Ilmu Kimia Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran (Unpad). Uniknya, Naini menyandang gelar Doktor pada usia muda, yaitu 26 tahun.
Pada sidang tersebut, Naini mempertahankan disertasinya yang berjudul "Terpenoid dari Kulit Batang Dyxoxylum parasiticum dengan Aktivitasnya Sebagai Imunomodulator Toll-Like Receptor 4 (TLR4) dan Sitotoksistasnya terhadap Sel Kanker Payudara (MCF-7) dan Sel Kanker Serviks (HeLa)" di hadapan tim promotor, tim oponen ahli, dan representasi guru besar.
Ia berhasil meraih gelar Doktor dengan yudisium "Dengan Pujian". Tak hanya itu, Naini juga merupakan penerima beasiswa Program Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Kemendikbudristek RI pada 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lulus S1 dalam 3,5 Tahun
Naini menamatkan gelar sarjana di Universitas Lambung Mangkurat dalam waktu 3,5 tahun saja. Kemudian ia langsung mempersiapkan diri untuk mendaftar program beasiswa PMDSU.
"Masuk Sarjana pada 2015 dan lulus awal 2019, jadi bisa ada waktu mempersiapkan diri sebelum pembukaan beasiswa PMDSU. Begitu beasiswa dibuka saya sudah siap, jadi tidak ada gap year," kata Naini dalam situs Unpad, Rabu (12/7/2023).
Berhasil meraih beasiswa PMDSU, perempuan kelahiran Lamongan, 21 April 1997 ini tidak menyia-nyiakan kesempatannya.
Riset yang dilakukan Naini berupa isolasi senyawa dari bahan alam kulit batang Dyxoxylum parasiticum. Sebagian besar risetnya dilakukan di Laboratorium Sentral Unpad.
Penemuan senyawa baru yang juga dilengkapi dengan aktivitas biologisnya berperan penting dalam pengembangan dunia farmakologi. Terlebih, pencarian senyawa baru dari tumbuhan endemik Indonesia digunakan untuk ragam pengobatan kanker payudara dan kanker serviks.
Hasilkan 13 Publikasi Internasional Bereputasi
Kerja keras Naini berbuah manis. Meski sempat terhambat pandemi, Naini berhasil lulus Program Magister pada awal 2021. Kemudian dilanjutkan ke Program Doktor hingga lulus di Juli 2023.
Tidak sekadar lulus, ada target lain yang berhasil dicapai Naini, yaitu menghasilkan publikasi internasional. Tidak tanggung-tanggung, 13 publikasi internasional bereputasi dihasilkan Naini. Empat publikasi di antaranya sebagai penulis pertama, sedangkan sisanya menjadi penulis kedua. Total, ada 10 jurnalnya yang berhasil masuk dalam Q1.
"Selalu ada target, karena kalau mahasiswa PMDSU itu tidak bisa lulus tanpa publikasi, sehingga dari awal sudah didesain seperti itu," ujar Naini yang mengaku artikel ilmiahnya sempat mengalami beberapa penolakan.
Cita-cita Jadi Dosen
Sejak awal, Naini bertekad untuk meraih gelar Doktor di usia muda. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan cita-citanya menjadi dosen yang sudah diniatkan sedari awal kuliah Sarjana.
"Saat memilih prodi Kimia sebagai jurusan perkuliahan, saya sudah targetkan ingin jadi dosen di prodi Kimia. Untuk bisa mewujudkan hal itu, satu-satunya cara pastinya harus dapatkan gelar Doktor, sehingga beasiswa PMDSU ini cocok buat tujuan hidup saya," ujar Naini.
Selanjutnya, Naini akan melanjutkan Postdoctoral selama setahun di Unpad dengan supervisor Prof. Unang Supratman. Dengan meraih Doktor di usia 26 tahun, Prof. Unang optimistis bahwa Naini bisa lebih mudah mengembangkan keilmuannya, khususnya di bidang kimia organik bahan alam. Memiliki masa pengabdian yang lebih panjang, diharapkan potensi akademik di Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.
"Saya menangkap program PMDSU ini untuk menjaring bibit unggul indonesia, dan diberi kesempatan, karena S2 dan S3 itu kan sesuatu yang mahal. Karena itu, pemerintah sediakan beasiswa ini. Ini kesempatan terbaik," ujarnya.
(nir/pal)