Kisah Syakira, Siswa Madrasah yang Lolos Beasiswa Aperti BUMN di IT PLN

ADVERTISEMENT

Kisah Syakira, Siswa Madrasah yang Lolos Beasiswa Aperti BUMN di IT PLN

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 19 Jun 2023 13:00 WIB
Syakira Puteri
Syakira Puteri, alumnus MAN 1 Medan peraih Beasiswa Aperti BUMN di IT PLN. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Jakarta -

Syakira Puteri merupakan salah satu penerima Beasiswa Aliansi Perguruan Tinggi (Aperti) BUMN di Institut Teknologi (IT) PLN. Siapa sangka, mahasiswa berprestasi ini sempat ragu tak lolos beasiswa karena nilai rapornya di madrasah.

Alumnus MAN 1 Medan ini menuturkan, ia semula tahu Beasiswa Aperti BUMN dari teman. Dari situ, ia mendapati ada delapan kampus Aperti BUMN yang bisa dipilih. IT PLN jadi salah satu kampus yang menyediakan pendidikan S1 Teknik Sipil incarannya sejak SMP.

Namun, pilihannya untuk kuliah dengan beasiswa tidak serta merta diterima orang tua. Simak kisah Syakira selengkapnya berikut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bekal Organisasi dan Pertukaran

Mahasiswa semester 6 Jurusan Teknik Sipil IT PLN ini menuturkan, sosok Syakira semasa sekolah adalah anak yang sangat fokus ke organisasi dan perlombaan ketimbang akademik.

Di sisi lain, merasa tidak all-out secara akademik, ia pun sempat pesimis diterima di perguruan tinggi negeri (PTN), maupun swasta (PTS) dengan beasiswa.

ADVERTISEMENT

Namun semangat Syakira menjelajahi hal baru mengantarkannya diterima menjadi salah satu peserta pertukaran pelajar Kennedy-Luger Youth Exchange & Study (KL YES) dari Pemerintah Amerika Serikat selama 1 tahun pada 2019-2020.

Bekal prestasi lomba, pengalaman organisasi, dan pertukaran pelajar ini kelak ia tuangkan dalam formulir online pendaftaran Beasiswa Aperti BUMN. Syakira pun melengkapi berkas nilai rapor, Surat Keterangan Lulus (saat ijazahnya belum keluar), akta kelahiran, Kartu Keluarga, Surat Kesehatan, hingga sertifikat kegiatannya semasa MA.

"Kalau temen-teman punya pengalaman organisasi, surat keterangannya juga bisa dicantumkan. (Beasiswa) Aperti ini pada dasarnya mencari mahasiswa yang berprestasi semasa SMA-nya. Jadi kalau punya sertifikat nasional, internasional, itu sangat mendukung," kata Syakira pada detikEdu.

Dalam pendaftarannya, Syakira mencantumkan keterangan pengalamannya sebagai Sekretaris OSIM (OSIS-nya madrasah), Klub Olimpiade Kimia, Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Kursus Kader Dakwah (KKD), dan English Club MAN 1 Medan. Ia juga menyertakan bukti prestasi lomba speech bahasa Inggris dan MTQ cabang Famil Qur'an tingkat kota sampai provinsi.

Wawancara

Lolos seleksi berkas, Syakira menjalani proses wawancara bersama pihak kampus. Sebagai proses validasi berkas lebih lanjut, sambungnya, ia menceritakan pencapaian, prestasi, pengalaman organisasi, dan kegiatannya semasa MA. Ia juga menerangkan alasannya memilih beasiswa dan kampus Aperti BUMN, serta jurusan incarannya.

"Dari situ pihak pemberi beasiswa bisa lihat kita niat dan benar-benar komitmen buat kuliah. Aku simply nyeritain bahwa teknik sipil itu (bidang ilmu) cita-cita aku dari kecil," tuturnya.

"Aku nggak punya keluarga di bidang konstruksi infrastruktur, cuma punya ketertarikan di bidang ini. Terlebih, yang bedakan Teknik Sipil IT PLN dengan kampus lain adalah di sini nggak cuma fokus di infrastrukturnya aja, tetapi juga pembangkit, jadi berkaitan dengan ketenagalistrikan," jelas Syakira.

Meyakinkan Orang Tua

Diterima di IT PLN dengan Beasiswa Aperti BUMN, usaha Syakira tidak selesai sampai di situ. Ia bercerita sempat melalui masa challenging di awal perkuliahan, salah satunya soal menyakinkan orang tua untuk merantau kuliah dengan beasiswa.

"Baru pulang setelah setahun (pertukaran pelajar), ini mau pergi lagi. Di beasiswa ini juga tidak tanggung living cost, jadi orang tua sempet ragu di masa Covid. Karena kita juga lagi krisis ekonomi, jadi orang tua khawatir enggak bisa penuhi living cost selama di Jakarta karena asal dari Medan," tuturnya.

Di sisi lain, Syakira yang saat itu baru pulang dari pertukaran pelajar tidak bisa mengikuti Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN), yang kini Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).

Syakira menuturkan, Beasiswa Aperti BUMN juga mensyaratkan mahasiswa pesertanya mempertahankan IP per semester minimal 3,4. Jika tidak memenuhi syarat, maka ada konsekuensi seperti pengenaan biaya kuliah.

Syarat tersebut menurutnya juga jadi salah satu pertimbangan kedua orang tuanya. Ia bercerita, profesi ayahnya yang seorang pemandu wisata terdampak pandemi selama dua tahun. Sementara itu masa masuk kuliah Syakira bertepatan dengan pandemi.

Sadar sang orang tua juga melihat fokusnya semasa sekolah cenderung ke kegiatan nonakademik, ia meyakinkan bahwa dirinya bisa selama mau belajar dan fokus di bidang akademik. Ia bahkan meyakinkan orang tua untuk siap kerja sambil kuliah.

"Terkait living cost, setelah pulang exchange dan sebelum kuliah itu sempat mengajar les bahasa Inggris di rumah. Saya punya komitmen, semisal ada kendala krisis ekonomi, dan mama tidak mampu biayai, saya siap sambil kerja di Jakarta," kata Syakira.

"Jadi sempet kayak berunding dulu sama orang tua, tarik-ulur sampai diterima di IT PLN ini, dan mantapkan lagi dengan rencana saya. Saya bikin komitmen dan konsekuensi sama orang tua. Diizinkan kuliah, dan sampai sekarang di semester 6," tuturnya tersenyum.

Kuliah sambil Kerja

Menambah uang saku bulanan dari sang ibu, Syakira rupanya memantapkan diri berkuliah sambil bekerja. Ia bercerita, setelah sempat mengajar anak-anak bahasa Inggris di rumah sebelum kuliah, ia kini mengajar di tiga platform les bahasa Inggris untuk anak-anak, mahasiswa, dan khusus pekerja.

Syakira menuturkan, hampir setiap hari ada jadwal mengajar, Senin sampai Minggu. Agar prestasi akademik dan kinerja mengajarnya seimbang, Mahasiswa Berprestasi IT PLN 2023 ini memastikan bisa memprioritaskan pendidikan tingginya.

"Jadwal kerja yang saya bikin harus disesuaikan sama jadwal kuliah. Jadi bukan jadwal kuliah yang disesuaikan sama kerja, karena kuliah kita yang prioritas utama," ucap finalis12 besar di Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) tingkat LLDIKTI Wilayah III ini.

"Jadi semester ini, misalnya saya baru KRS-an, jadwalnya Senin sampai Jumat, jam sekian. Itu saya sesuaikan dengan saya bisa ngajar di jam berapa. Kalau bertabrakan, saya lepas. Tapi kalau bisa-bisa aja, dan pihak managerial center-nya juga memahami saya masih mahasiswa, alhamdulillah menerima," jelasnya.

Syakira bercerita, dirinya ingin kelak bisa lanjut kuliah S2 di bidang energi atau lingkungan dengan beasiswa LPDP. Harapannya, ia bisa berkontribusi lebih di Tanah Air dengan ilmu dari jenjang sarjana dan magisternya nanti.

Bagaimana detikers, tertarik daftar Beasiswa Aperti BUMN seperti Syakira? Pendaftaran angkatan 2023 sedang dibuka sampai 2 Juli mendatang. Semoga berhasil!




(twu/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads