Kisah Guru Lili, Sulap Botol Bekas Jadi Media Ajar

ADVERTISEMENT

Kisah Guru Lili, Sulap Botol Bekas Jadi Media Ajar

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 26 Mei 2023 10:00 WIB
Lili Gusni, Guru Teladan yang Kenalkan Literasi Lewat Botol Pintar.
Kisah Guru Lili buat siswa tak takut jawab pertanyaan dan senang belajar dengan inovasi media ajar dari botol bekas. Foto: Dok. Lili Gusni
Jakarta -

Barang bekas bukan sampah yang hanya pantas dibuang. Bagi seorang guru bernama Lili Gusni, barang bekas di sekitarnya bisa jadi inovasi bernama Botol Pintar yang kemudian dijadikan alat ajar untuk siswa.

Guru UPTD SDN 28 Indrapura, Kab. Batubara, Sumatera Utara ini menuturkan, inovasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan botol air mineral bekas berbahan plastik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Botol Pintar dan Dongeng ala Guru Lili

Botol itu dipotong hingga menyerupai gelas dan dihias agar lebih menarik. Masing-masing dinamai Botol Pertanyaan, Botol Jawaban, Botol Reward, dan Botol Punishment.

Sebelum kelas dimulai, sambungnya, gelas-gelas itu disusun sejajar dan diisi lembar pertanyaan seputar materi yang ia akan ajarkan.

ADVERTISEMENT

Saat masuk jam pelajaran, Lili mulai menerangkan materi kepada siswa. Contohnya seperti mengisahkan dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih.

Lili bercerita, siswa lalu mengambil kertas pertanyaan dari salah satu botol. Siswa yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar boleh mengambil kertas dalam Botol Reward.

Sementara itu, siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan dengan benar akan mengambil Botol Punishment. Isinya 'hukuman' yang mendidik, seperti menyanyikan lagu Profil Pelajar Pancasila dan lainnya.

Alumnus Guru Penggerak Angkatan 3 ini berharap, dengan inovasinya, siswa jadi senang belajar, meningkat kemampuan literasinya, dan tidak takut menjawab pertanyaan.

"Untuk reward anak-anak, kita sediakan bingkisan berisi makan ringan yang mereka sukai. Sedangkan untuk punishment kami suruh mereka menyebutkan nama-nama presiden, bernyanyi, maupun kegiatan lain yang sifatnya mendidik dan menyenangkan siswa," kata Lili dalam kunjungan kerja Direktur Pendidikan Profesi Guru (PPG) ke Kab. Batu Bara, Sumut, dikutip dari keterangan resmi, Rabu (24/5/2023).

"Sesederhana itu media yang saya buat dan saya ambil bahannya yang ramah lingkungan dari sekitar saya, namun bisa meningkatkan antusiasme anak-anak belajar," imbuh guru ASN PPPK yang lulus seleksi tahap 2 ini.

Berdiskusi dengan Anak-anak

Lili ini menuturkan, semasa belajar di Program Guru Penggerak (PGP) ia bertukar ide membuat bahan ajar dengan sesama pegiat pendidikan.

Ia menambahkan, ia juga belajar lebih jauh untuk menggali sumber belajar dari mana saja, termasuk dari siswa.

"Sering kali di kelas, saya berdiskusi dengan dengan anak-anak untuk menentukan materi pembelajaran yang menarik. Lalu, kita tentukan dan siapkan sarana belajar yang sesuai dan dapat kita terapkan," tuturnya.

Dukungan kepala sekolah, pemda, dan dinas pendidikan setempat baginya turut menyukseskan capaian pembelajaran siswa-siswanya.

Di sisi lain, Lili menambahkan, dorongan diri sendiri dan sesama guru jadi sangat penting untuk terus mengembangkan kompetensi dengan berbagai cara.

"Sebagus apapun program jika gurunya sendiri tidak ada keinginan untuk bergerak maju, maka program tersebut tidak akan berhasil. Sesama guru juga harus saling mendukung," pungkasnya.




(twu/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads