Perjuangan para siswa untuk memasuki perguruan tinggi incarannya masih belum selesai. Pada Senin (22/5/23), sejumlah siswa melaksanakan Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK)-(SNBT) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes gelombang II.
Sejumlah perguruan tinggi yang menjadi pusat UTBK, salah satunya ialah Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Yogyakarta (UPNVY).
Peserta Merasa Kedinginan di Dalam Ruangan
Pada hari pertama di UPNVY, berbagai cerita perjuangan para siswa berdatangan dari para peserta UTBK. Ternyata, mereka merasa suhu AC di ruang pelaksanaan ujian sangat dingin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hestu Masageng Dwi Mustofa, peserta UTBK yang ditemui di lokasi mengaku tidak mengalami kendala selama pelaksanaan hanya saja ia merasa suhu di ruangannya terlalu dingin.
"Ngga (ada kendala) sih, cuma ruangannya aja terlalu dingin," ungkapnya kepada detikEdu, setelah selesai mengikuti UTBK di UPNVY, Senin (22/5/23).
Hal tersebut juga diungkapkan peserta lain bernama Zefanya Erina. Ia merasa AC ruang ujiannya saat ini lebih dingin jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Erina, telah mengikuti UTBK dua tahun berturut-turut. Ia merasakan adanya beberapa perbedaan dalam pelaksanaan UTBK tahun ini dan tahun lalu.
Selain AC yang lebih dingin, ia juga mengungkapkan bahwa protokol keamanan yang diterapkan saat ini lebih ketat dibandingkan yang diterapkan pada tahun sebelumnya.
Meskipun saat ini Erina tengah menjalani kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta, ia tetap menjalankan UTBK-SNBT di tengah-tengah kesibukan kuliahnya untuk mencapai cita-citanya masuk di perguruan tinggi incarannya.
Berkuliah sambil mempersiapkan UTBK juga membuat Zefanya merasa kesulitan untuk membagi waktunya dan merasa hal tersebut menjadi tantangan terberatnya selama mempersiapkan UTBK-SNBT.
Soal Penalaran yang Lebih Susah
Selain persoalan ruangan, Erina juga mengungkapkan bahwa UTBK tahun ini dan tahun lalu sangat berbeda. Pasalnya, tahun lalu masih terdapat Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang saat ini telah dihapuskan.
Seperti yang dituliskan pada laman detikEdu, materi tes SNBT tahun ini hanya berfokus pada tes skolastik yang akan mengukur potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia dan literasi dalam bahasa Inggris.
Materi pengujian tes yang cukup berbeda membuat Zefanya merasa UTBK tahun ini dan tahun lalu sangat berbeda.
"Beda banget, kalo dulu ada saintek soshum sekarang ga ada dulu ada fisika kimia sekarang ga ada, menurutku lebih susah ini ya soalnya penalaran semua," jelas Erina.
Hal yang sama disampaikan oleh peserta lain Briana Zahra dan Yohanes Michael Mindo yang mengatakan susahnya soal penalaran.
"Susah banget kaya ranah ke matematika itu susah banget kaya susah dinalar walaupun penalaran itu ga bisa dinalar," jelas Briana.
Menurut Yohanes, tantangan terberat selama ia mempersiapkan UTBK adalah karena perubahan materi ujian dari tahun lalu dan saat ini.
"Kalo sekarang jatuhnya lebih ke penalaran umum, tes skolastik jadi memang untuk ngetes cara berpikir seseorang memang seperti ini. Jadi ya memang lebih sulit karena ga ada rumus yang gimana-gimana," tambahnya.
Sebagai informasi, UTBK-SNBT di UPNVY dilaksanakan dalam dua hari dengan 275 peserta akan melaksanakan ujian pada hari pertama dan 49 peserta akan mengikuti ujian di hari kedua.
UPNVY menyediakan 11 ruangan laboratorium di kampus 2 dengan kapasitas hingga 250 peserta pada setiap sesinya.
(faz/faz)