Ada Bekas Peluru Dekat Tempat Tinggal Mahasiswa RI di Sudan, PPI Minta Evakuasi Bila Makin Genting

ADVERTISEMENT

Ada Bekas Peluru Dekat Tempat Tinggal Mahasiswa RI di Sudan, PPI Minta Evakuasi Bila Makin Genting

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Rabu, 19 Apr 2023 21:58 WIB
Kondisi mencekam di Sudan imbas perang saudara
Foto: (Dok Arya Kurniantoro, Presiden PPI Sudan/PPI Dunia)
Jakarta -

850-an Mahasiswa Indonesia terjebak perang saudara yang mengarah ke kudeta antara militer dan paramiliter di Sudan. Ada 1 mahasiswa Indonesia kejatuhan peluru dan lebam.

"Ada yang kejatuhan peluru di punggung, jatuh dari atapnya yang sampai bolong, rasanya seperti ketimpa batu. Tidak sampai parah, hanya lebam, jadi pakai minyak saja," jelas Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan, Arya Kurniantoro saat dihubungi detikEdu, Rabu (19/4/2023).

Arya menjelaskan mahasiswa Indonesia itu kejatuhan peluru bukan karena peluru yang khusus ditujukan ke tempat tinggal temannya itu. Arya menduga itu adalah peluru dari pihak yang berkonflik yang menembak ke atas menyasar pesawat-pesawat militer Sudan yang berseliweran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peluru yang nggak kena kemudian jatuh ke bawah," jelasnya.

PPI Sudan terus berkoordinasi dengan KBRI Khartoum, sudah mendata mahasiswa Indonesia. Pihaknya berharap ada langkah konkret mikro dan makro dari KBRI.

ADVERTISEMENT

"Kami berharap ditempatkan di satu tempat dulu agar aman dan mudah memberikan logistik. Bila perang tidak kelar-kelar juga, kami berharap dievakuasi," jelasnya.

Posisi 850-an mahasiswa Indonesia, jelas Arya, 90 persen tinggal di Khartoum, ibu kota Sudan, lokasi perang saudara meletus. Tempat tinggal mereka terpencar-pencar. Kondisi mereka, banyak yang khawatir dan takut karena terjebak di perang saudara yang tiba-tiba meletus pada Sabtu (15/4/2023) lalu.

"Kekurangan logistik, kena mental, teman-teman kondisinya takut karena kerap terdengar baku tembak," jelas Arya.

"Harapannya segera bisa dievakuasi. Arya menyampaikan perasaan teman-teman di sini, mereka khawatir, takut. Ada yang baru semester 7 di sini, ada yang tinggal setahun lagi, harapannya tindakan konkret. Saya tahu betul prosesnya tak semudah itu, tidak ada jaminan otoritas. Kami ingin ditempatkan entah dievakuasi ke negara lain atau segera selesaui konflik aja sih," harapnya. Bagaimanapun, keselamatan dan nyawa adalah yang utama.

Dalam rilis PPI Sudan di akun Instagramnya, @ppisudan, dijelaskan beberapa titik tinggal mahasiswa Indonesia ditemukan beberapa bekas peluru, misalnya di rumah makan Bukra, Arkaweet 49 pada hari kedua peperangan, 16 April lalu.

Pada hari ketiga peperangan, 17 April, relawan PPI Sudan dan KBRI Khartoum bahkan tidak dapat mendistribusikan logistik untuk mahasiswa yang tergabung di komunitas Syabab Markaz dan 76 mahasiswi Indoneia di International University of Africa (IUA) Sudan karena terjadi baku tembak di kawasan pusat IUA. Seluruh mahasiswi IUA, dari Indonesia dan negara lain, memang dievakuasi ke Aula Muktamarot, kawasan rektorat IUA.

PPI Sudan sendiri sudah menggalang donasi dan logistik untuk dibagikan bertahap ke dalam 12 titik tinggal mahasiswa Indonesia di Sudan.

Hingga Selasa (18/4/2023) donasi yang diterima senilai Rp 65 juta yang sebagian sudah disalurkan dalam bentuk logistik.

[Gambas:Instagram]



Semua mahasiswa Indonesia dalam keadaan selamat, tidak benar kabar yang menginformasikan bahwa 1 mahasiswa Indonesia terkena tembakan. Sebagian besar mahasiswa Indonesia mentaati imbauan Kemlu via KBRI Khartoum agar tetap tinggal di kediaman/shelter masing-masing.

"PPI Sudan mengimbau jika keluar dalam keadaan mendesak dapat dilakukan pukul 12.00-17.30 waktu setempat," demikian bunyi rilis PPI Sudan.




(nwk/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads