Pengalaman Unik Mahasiswi Asal Indonesia Rasakan Puasa di 2 Kota di Serbia

ADVERTISEMENT

Pengalaman Unik Mahasiswi Asal Indonesia Rasakan Puasa di 2 Kota di Serbia

Febi Eka Putri - detikEdu
Minggu, 09 Apr 2023 11:00 WIB
(Dok Febi Eka Putri/PPI Dunia)
Foto: (Dok Febi Eka Putri/PPI Dunia)
Beograd -

Tahun ini rencananya adalah tahun terakhir saya, Febi Eka Putri yang merupakan mahasiswi jurusan Studi Internasional jenjang Master di Universitas Beograd berpuasa di negeri petenis kenamaan dunia, Novak Djokovic, Serbia. Puasa di Serbia memiliki keunikannya tersendiri yang mana di negeri ini, muslim hanya menduduki 1% dari total keseluruhan penduduk Serbia. Meskipun demikian, terdapat satu wilayah bernama Novi Pazar yang terletak di selatan Serbia dengan mayoritas penduduknya muslim.

Saya merasa bersyukur dapat merasakan pengalaman Ramadan di dua kota di Serbia. Kedua kota itu adalah Kota Beograd yang merupakan Ibu Kota Serbia di mana azan tak bisa dengan leluasa dikumandangkan dan di Novi Pazar, di mana saya tak perlu mengandalkan aplikasi azan di handphone karena azan dapat dengan bebas dikumandangkan di kota ini.

Selain mendulang pahala saat Ramadan ini, tentu, hal yang paling ditunggu-tunggu adalah menu berbuka puasa. Di Kota Beograd, saya sempat mencicipi pengalaman buka puasa di Masjid Bajrakli yang merupakan masjid utama warisan peninggalan Turki yang masih dipergunakan untuk beribadah. Uniknya, masjid ini memiliki restoran halal di sampingnya. Para pencari takjil dimanjakan dengan makanan khas Serbia yang memiliki label halal, karena sesuai dengan surat Al-Maidah ayat ke-3, halal tidak hanya tentang jenis dagingnya saja, tetapi juga cara penyembelihan. Pada kesempatan itu, saya menjalin tali silaturrahmi dengan beberapa muslimah lokal di Kota Beograd yang mana salah satunya adalah seorang mualaf bernama Mina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Dok Febi Eka Putri/PPI Dunia) Foto: (Dok Febi Eka Putri/PPI Dunia)

Saat menunggu waktu menunaikan tarawih di Masjid Bajrakli, saya mendapatkan sebuah cerita mahal darinya. Ini tahun keduanya berpuasa secara kaffah setelah memutuskan menjadi mualaf. Ia memegang prinsipnya dengan teguh meski praktik puasa, tarawih, dan ritual keagaman Islam lainnya masih ia lakukan secara sembunyi-sembunyi dari keluarganya. Termasuk saat menunaikan ibadah tarawih berjamaah, ia tak bisa berlama-lama hingga akhir karena khawatir akan dicurigai oleh keluarganya jika ia pulang menjelang larut malam.

Teringat perjuangan dakwah Rasulullah dahulu yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi sebelum akhirnya terang-terangan yang menjadi kasih sayang bagi seluruh alam semesta. Perjuangan Mina seakan membakar semangat saya untuk lebih baik lagi dalam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan terlebih diri ini yang sudah dilahirkan dalam keadaan muslim.

ADVERTISEMENT

Berbeda halnya di Kota Beograd, nuansa Ramadan lebih kental di Kota Novi Pazar. Toko-toko bahkan baru buka di siang hari. Namun, di kota ini bedanya adalah buka puasa bersama tidak di gelar di masjid melainkan digelar di rumah masing-masing dengan berkumpul bersama keluarga tercinta ataupun buka bersama di rumah makan. Di kota ini sangat ramah bagi muslim, rumah makan halal dan masjid bertebaran di mana-mana. Warga muslim di Kota Novi Pazar lebih memilih mendonasikan harta mereka ke badan amal untuk menyalurkan makanan berbuka kepada warga yang kurang mampu.

Saat azan Magrib yang menandai waktu berbuka berkumandang, kedatangan saya di kota ini disambut suka cita oleh teman-teman lokal saya. Mereka begitu memuliakan tamu dengan jamuan terbaik. Saya disuguhi makanan lokal yakni cevapi yang merupakan olahan daging cincang yang dipadu dengan roti. Sebagai orang Indonesia, rasanya tak lengkap jika tidak buka puasa dengan nasi, namun perjalanan merantau di luar negeri membuat saya lebih tangguh dan mudah dalam beradaptasi dengan makanan lokal.

(Dok Febi Eka Putri/PPI Dunia)Foto: (Dok Febi Eka Putri/PPI Dunia)

Di sela-sela kegiatan berpuasa, saya mengisi waktu luang dengan turut menghadiri pengajian online yang di gelar oleh ibu-ibu Indonesia di Serbia serta menjadi reporter untuk salah satu stasiun televisi nasional di Indonesia, menunaikan amanah sebagai staf khusus Sekretaris Jendral Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia) dan tentunya menjalankan kewajiban saya sebagai pelajar.

(Dok Febi Eka Putri/PPI Dunia)Foto: (Dok Febi Eka Putri/PPI Dunia)

*) Febi Eka Putri, mahasiswi Universitas Beograd, stafsus Sekjen PPI Dunia.
*) Artikel ini terselenggara berkat kemitraan PPI Dunia dan detikEdu.




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads