Seorang mahasiswa tingkat akhir kerap memiliki kegalauan dalam menentukan jenjang karier ke depannya. Berorganisasi akan sangat membantu mahasiswa memasuki jenjang karir.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Staf Khusus Presiden RI Bidang Inovasi Pendidikan dan Pembangunan Daerah Terluar Gracia Josaphat Jobe 'Billy' Mambrasar, dalam acara Saturday Lesson ITB pada Sabtu (4/2/2023) di Auditorium IPTEKS Campus Center Timur ITB.
Mengutip dari laman ITB, Billy memaparkan pentingnya organisasi untuk membantu pengembangan karier mahasiswa. Menurutnya, berorganisasi dapat membuat kemampuan komunikasi interpersonal seorang mahasiswa terlatih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Billy merupakan lulusan ITB dari Program Studi Teknik Pertambangan angkatan 2003. Semasa kuliah, Billy sangat aktif berpartisipasi dalam berbagai organisasi. Ia pernah menjadi Ketua Perkumpulan Mahasiswa Advent di Bandung hingga berpartisipasi dalam Harvard Model United Nation yang membuatnya dapat melanjutkan kuliah di Harvard University.
Kemampuan interpersonal bagi Billy sangatlah penting. Hal itulah yang menjadikannya dapat terjun ke bidang yang nonlinear dari jurusannya saat kuliah, yakni bekerja di perusahaan perminyakan.
Selain itu, Billy menyampaikan bahwa ketika seorang lulusan sarjana harus berani menentukan jenjang karier yang diinginkannya. Selepas lulus, Billy langsung melamar ke berbagai perusahaan berorientasi bisnis yang berbeda.
Ia pun nekad memasukkan lamaran ke perusahaan perminyakan British Petroleum (BP) meski tak memiliki kemampuan dasar perminyakan yang kuat, Namun, menurutnya kemampuan yang ia miliki dalam berorganisasi, membuatnya bisa lolos seleksi.
"Saya masukin lamaran saya dengan nekat, lalu mengikuti seleksi yang lebih emphasize ke problem solving, leadership, dan organization, sehingga bisa lolos seleksi karena sudah terbiasa (berorganisasi)," ujar Billy dikutip dari situs ITB, Kamis (16/2/2023).
Ia pun memberikan saran kepada mahasiswa untuk mengutamakan fleksibilitas dalam berkarier, karena menurutnya manusia tidak tahu arah kehidupan ke depannya.
"Kita juga harus fleksibel as a human, karena kita tidak pernah tahu ke mana arah kita akan hidup," ujarnya.
(nwk/nwk)