Dari Cireng hingga Bala-bala, Ternyata Ini Alasan Kuliner Sunda Punya Nama Unik

ADVERTISEMENT

Dari Cireng hingga Bala-bala, Ternyata Ini Alasan Kuliner Sunda Punya Nama Unik

Fahri Zulfikar - detikEdu
Selasa, 14 Feb 2023 09:00 WIB
Resep Cireng Empuk Renyah
Foto: iStock/Ilustrasi cireng kuliner Sunda
Jakarta -

Kuliner Sunda seperti cireng, batagor, cilok, seblak hingga bala-bala telah menjadi jajanan favorit banyak orang. Mungkin detikers juga salah satunya.Tapi apakah kamu tahu kenapa kuliner Sunda punya nama yang unik ya?

Dosen Program Studi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjadjaran (Unpad), Dr. Elvi Citraresmana, M.Hum. telah meneliti alasan di balik nama yang unik dan aneh pada kuliner Sunda.

Elvi menjelaskan, pada penelitiannya disebutkan bahwa makanan Sunda banyak yang menggunakan akronim dan berasal dari bunyi tertentu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nama-nama makanan Sunda yang memiliki bunyi-bunyi tertentu menjadikannya jauh lebih mudah diingat oleh orang lain," ucapnya dikutip dari laman resmi Unpad, Senin (13/2/2023).


Penelitian di Kota Bandung, Garut dan Sukabumi

Bersama tim yang terdiri dari dua dosen dan dua mahasiswa Pascasarjana FIB Unpad, Elvi melakukan penelitian di tiga kota di Jawa Barat, yaitu: Bandung, Garut, dan Sukabumi.

ADVERTISEMENT

Peneliti menemukan pengkategorian kuliner Sunda berdasarkan nama makanan jajanan pasar, makanan populer, makanan basah, dan makanan tradisional.

Khusus kategori makanan tradisional, Elvi dan tim belum bisa menganalisis karena dibutuhkan pemahaman mendalam seperti sejarahnya.

Nama Unik yang Berasal dari Bunyi Tertentu

Dari tiga kota ini, Elvi dan tim menemukan banyak nama makanan unik, salah satunya makanan yang terbuat dari bahan dasar aci atau tepung kanji.

Contohnya adalah makanan yang diberi nama dari cara memakannya seperti 'citruk'. 'Citruk' yang artinya 'aci ngagetruk' menghasilkan bunyi 'getruk' saat digigit karena teksturnya yang keras.

"Hal ini menjelaskan bahwa hanya dari nama saja bisa menentukan konsumen dan konsumen juga bisa memilih produk yang akan dibeli," paparnya.

Selain itu, Elvi juga menjelaskan bahwa orang Sunda suka memberikan nama makanan dengan cara diulang-ulang atau reduplikasi.

Misalnya adalah makanan "bala-bala" atau bakwan yang diambil dari kata bala. Artinya dalam bahasa Sunda yakni tidak bersih atau tidak rapi.

Nama ini disematkan karena isi dari bala-bala adalah berbagai macam sayuran yang dicampur tepung dan dibentuk secara asal.

Selain itu, ada juga nama makanan yang direduplikasi pada awal silabel seperti "rarauwan". Rarawuan diambil dari kata dirawu yang artinya diambil segenggam.

Kemudian ada nama makanan yang cukup unik, yaitu "gorΓ©jag'. Kata ini merupakan singkatan dari goreng jagung. GorΓ©jag juga adalah sinonim dari ngorΓ©jat yang dalam bahasa Sunda artinya terkejut.

"Artinya saya melihat bahwa orang Sunda ini kreatif. Kreatif, unik, tapi tidak meninggalkan akarnya. Orang Sunda juga dikenal humoris, jadi nama-namanya juga tidak terlalu serius, tapi justru ini yang diingat," jelasnya.

Nilai Lokal yang Diangkat pada Kuliner Sunda

Tidak hanya sembarang nama, menurut Elvi, ada nilai-nilai lokal yang penting untuk diangkat pada makanan tradisional Sunda.

Oleh karena itu, ia berharap kelestarian budaya lokal melalui makanan bisa tetap dijaga. Caranya dengan mendokumentasikannya melalui penelitian linguistic landscape agar tidak mudah untuk diklaim oleh pihak lain.

"Harapannya sih kita jangan melupakan dari mana kita berasal. Ada peribahasa mengatakan you are what you eat," tutur Dosen FIB Unpad tersebut.




(faz/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads