Top! Dosen Ini Buka Yayasan untuk Bantu Anak di Desa Belajar Bahasa Inggris

Top! Dosen Ini Buka Yayasan untuk Bantu Anak di Desa Belajar Bahasa Inggris

Anisa Rizki Febriani - detikEdu
Jumat, 27 Jan 2023 18:30 WIB
Ahmad Junaidi
Top! Dosen Ini Buka Yayasan untuk Bantu Anak di Desa Belajar Bahasa Inggris (Foto: Dok. Laman Australia Awards)
Jakarta -

Sebuah kisah inspiratif datang dari Ahmad Junaidi, dosen dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram, Lombok. Ia mengaku telah memiliki keinginan menjadi pendidik semenjak dirinya duduk di bangku SMA.

Sebagai dosen pengajar bahasa Inggris, Junaidi mengaku telah menyukai ilmu ini sejak lama, meski mengalami kesulitan saat awal mempelajarinya. Bahkan, Junaidi sempat mendapat nilai nol pada tes bahasa Inggris karena tidak mengetahui tata bahasa atau grammar.

"Saat tahun terakhir SMA, saya bergabung dengan tim debat bahasa Inggris hingga memenangkan kompetisi tingkat provinsi. Saya juga mengajari teman-teman saya. Selain itu, saya menulis di buku tahunan bahwa saya ingin menjadi guru," katanya dikutip dari laman Australia Awards in Indonesia, Jumat (27/1/2023).

Usai lulus dari SMA, pria kelahiran Lombok Tengah ini berencana untuk langsung bekerja. Nasib berkata lain, Junaidi mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan di universitas swasta. Beasiswa tersebut ia dapatkan setelah hasil Ujian Nasionalnya menempati peringkat keempat se-provinsi.

Setelahnya Junaidi melanjutkan kuliah ke Universitas Mataram jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Meski bergantung pada beasiswa, jerih payah Junaidi tidak sia-sia. Dirinya memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dan lulus dengan nilai cum laude.

Mendirikan Yayasan Jage Kastare

Selain lulus dengan predikat cum laude, Junaidi juga merupakan seorang aktivis di bidang pendidikan. Setelah mendapat gelar master dalam bidang linguistik terapan di University of Adelaide, ia mendirikan sekaligus menjadi direktur Yayasan Jage Kastare pada 2013 lalu.

Organisasi itu berbasis masyarakat dan bertujuan mendukung serta memajukan pembelajaran di Desa Ungga, Lombok Tengah dan sekitarnya. Ia membuka kelas bahasa Inggris untuk anak-anak yang kurang mampu di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh bantuan pemerintah.

Kelas itu mengajarkan keterampilan untuk masa depan dan mengembangkan minat bakat dalam kearifan lokal, budaya, dan seni.

Yayasan tersebut dibangun melalui upaya para sukarelawannya yang terdiri atas murid Junaidi, hingga teman-temannya yang berasal dari luar maupun dalam negeri.

"Anak-anak di sini memiliki masalah dengan keaksaraan dasar, dan pada saat mereka berusia pertengahan remaja, mereka memiliki masalah besar dengan keterampilan pemahaman teks mereka. Ini sangat menyedihkan," kata Junaidi.

Program-program yang Ada di Jage Kastare

Mengutip dari laman Jage Kastare Foundation, yayasan ini memiliki banyak program selain kelas bahasa Inggris, di antaranya yaitu:

  • Lombok Equality Scholarship, bantuan pada siswa dan mahasiswa berprestasi yang mengalami kesulitan melanjutkan pendidikan karena alasan ekonomi
  • Jagger Charity Shop, mendukung anak-anak berpotensi besar untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengumpulkan donasi dalam bentuk barang-barang layak pakai agar dapat dijual kembali
  • Tanggap bencana, yayasan juga berperan aktif memberikan bantuan setiap tahunnya ketika bencana alam melanda.

Mengajar 150 Siswa dari Tiga Sekolah

Pria yang baru saja menyelesaikan program PhD-nya di Monash University itu melihat kemajuan dan kepercayaan diri dari para anak-anak di Yayasan Jage Kastare. Ia ingin membangun kesiapan mental mereka agar tidak memandang bahasa Inggris sebagai sesuatu yang menakutkan.

Karena fokus utama Junaidi berada di universitas, ia menjaga yayasan tersebut dalam ukuran yang dapat dikelola. Hanya ada 10-15 relawan di yayasan tersebut yang mengajar 150 siswa di tiga sekolah dan membayar biaya pendidikan empat mahasiswa.

Sepuluh tahun berlalu, banyak relawan mahasiswa yang telah menerima beasiswa untuk mengejar gelar master dan memulai pusat pembelajaran di desa mereka sendiri. Beberapa anak yang dijangkau yayasan pun adalah mahasiswa.

Salah seorang siswa sangat terinspirasi pada kamera digital yang dibawa oleh salah satu relawan, kini siswa tersebut tengah menekuni bidang fotografi di Yogyakarta.

Kegiatan Belajar Anak-anak di Yayasan Jage Kastare

Gamifikasi juga menjadi alat yang digunakan oleh Junaidi untuk mendidik anak-anak di yayasan. Biasanya saat Jumat sore, ia merencanakan sebuah kegiatan untuk merangsang keterampilan literasi bahasa Indonesia dan Inggris anak-anak.

Kegiatan tersebut mencakup permainan seperti perburuan, hingga berakting melalui drama.

"Setiap kegiatan adalah kegiatan belajar. Jika mereka menyukai pengalaman belajar, mereka akan lebih termotivasi," ungkap penerima beasiswa ganda dari Australia Awards untuk gelar magister dan doktor itu.

Saat dirinya sibuk mengejar gelar PhD, Junaidi tetap memantau yayasan dari jarak jauh dan terus berkontak dengan kolega, siswa, hingga guru relawan.

"Pasca gempa di Lombok, saya berhasil mengumpulkan dana hampir Rp 600 juta. Kami juga menyelenggarakan simposium untuk relawan yang dihadiri 300 orang," jelas Junaidi.

Saat ini, Junaidi menjadi konsultan pendidikan untuk Green School di Lombok. Selanjutnya, ia akan menulis essai untuk masyarakat serta memulai inovasinya di kampus dan yayasan.



Simak Video "Mimpi Desboy, Selamatkan Anak Priok dengan Pendidikan"
[Gambas:Video 20detik]
(aeb/nwy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia