Kisah Arin: Dosen Terbaik Kemdikbud yang Hampir Putus Sekolah

ADVERTISEMENT

Kisah Arin: Dosen Terbaik Kemdikbud yang Hampir Putus Sekolah

Nikita Rosa - detikEdu
Rabu, 14 Des 2022 08:30 WIB
Arin Setyowati Dosen UM Surabaya
Arin Setyowati Dosen UM Surabaya. (Foto: UM Surabaya)
Jakarta -

Arin Setyowati dikenal sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya. Sumbangsihnya di bidang akademik tak perlu diragukan lagi.

Arin, panggilan akrabnya, telah menerbitkan puluhan penelitian dan mendapatkan dana hibah dari pemerintah. Tak hanya itu, Arin juga menjadi pengganggas desa cerdas keuangan syariah yang mayoritas masyarakatnya terjerat pinjol dan rentenir di kawasan Tempurejo, Surabaya.

Tak ada yang menyangka, dosen pendamping terbaik dalam hibah PHP2D Kemendikbud 2021 itu sempat hampir putus sekolah di masa mudanya. Ini perjuangan Arin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak Buruh yang Gigih Berjuang

Arin terlahir dari 3 bersaudara dan menjadi perempuan satu-satunya bukan hal yang mudah bagi dirinya. Rupanya saat akan memasuki masuk SMK, Arin hampir putus sekolah karena terkendala biaya.

"Jadi bapak waktu itu kerjanya serabutan, mulai dari supir truk besar, truk kecil dan nyambi jadi tukang becak, sementara ibu jualan krupuk dan rujak di pasar, kadang juga keliling,"ucap Arin dalam laman UM Surabaya, Rabu (14/12/22)

ADVERTISEMENT

Menurut penuturannya, ia sempat tidak didukung keluarganya saat akan masuk SMK karena terkendala biaya. Kisahnya, untuk makan saja susah, apalagi untuk membayar SPP setiap bulannya. Bahkan Arin memilih SMK agar jika tidak masuk perguruan tinggi, setidaknya ia bisa langsung bekerja,

"Waktu itu, saat saya mendaftar di SMK saya tidak ada uang sama sekali, hanya ada uang untuk bayar angkot, tapi saya tetap yakin datang dan daftar saja. Rupanya Allah menolong lewat perantara kawan saya sehingga saya bisa mendaftar hari itu juga," kenang Arin.

Rupanya perempuan yang memiliki hobi belajar sejak kecil ini, langganan menjadi juara kelas dari SD hingga SMK. Karena kepandaiannya selama SMK, Arin mendapat beasiswa dari sekolah sehingga ia tidak perlu membayar SPP secara penuh.

Dapat Beasiswa untuk Kuliah

Impian Arin ia gantung tinggi. Setelah lulus sekolah SMK, ia bermimpi agar bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, bahkan ia sempat mendaftar di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Namun keberuntungan belum memihaknya, ditambah ayah dari dosen Prodi Perbankan Syariah itu meninggal di tahun yang sama. Sehingga perlahan ia mengubur mimpinya.

Beberapa bulan setelah ayahnya meninggal, ia mendapatkan tawaran kuliah dari Pimpinan Daerah Aisyiyah Bojonegoro di UM Surabaya. Melalui beasiswa kader, Arin mengambil tawaran tersebut dan berkuliah di Hukum Keluarga Islam (HKI).

Kerja di Rental Pengetikan hingga jadi Admin

Beasiswa yang ia dapat tak menutupi biaya hidup. Arin pun harus tetap bekerja untuk biaya makan dan kos di Surabaya.

"Waktu itu pagi saya kerja di rental sampai sore. Kemudian sorenya kuliah, malam lebih sering aktivitas organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)," kata Arin.

Kerja di rental ia lakoni sampai 1 tahun. Kemudian pada tahun kedua ia diminta untuk menjadi admin di SD Muhammadiyah 24 Surabaya dan mengajar komputer. Pekerjaan itu ia lakoni hingga Kuliah Kerja Nyata (KKN) karena ia ingin lebih fokus di semester akhir.

Setelah lulus dari UM Surabaya ia tak langsung mendapatkan pekerjaan tetap, ia bekerja sebagai administrasi majalah Matan sembari menyiapkan studi lanjut di UGM.

"Alhamdulillah waktu itu, saya mendaftar beasiswa calon dosen dan langsung diterima jurusan Ilmu Agama dan Lintas Budaya fokusnya pada Ekonomi Islam," kata Arin.

Berkat beasiswa S2 yang ia dapat, Arin bisa menopang biaya sekolah adiknya hingga lulus.

Raih Banyak Penghargaan hingga Dosen Terbaik Versi Kemendikbudristek 2022

Setelah lulus dari UGM, Arin menjadi Dosen di UM Surabaya. Puluhan penelitian telah ia hasilkan dan mendapatkan dana hibah dari pemerintah. Berkat kegigihannya, ia terpilih menjadi Dosen pendamping terbaik dalam hibah Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) dalam Abdidaya Kemendikbud tahun 2021.

Arin juga menjadi penerima MOFA Research Fellowship Taiwan. Sebagai Pakar Ekonomi, semua tulisan dan gagasannya mudah ditemui pada media massa online nasional. Kini ibu satu anak tersebut tengah menyelesaikan studi S3 di Universitas Airlangga dengan beasiswa Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN) Awardee Dikti dengan jurusan Ilmu Ekonomi Islam.

"Cara balas dendam terbaik adalah memperbaiki diri sendiri dengan berprestasi," pungkas Arin.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads