Kedutaan Besar Malaysia bersama Education Malaysia Indonesia (EMI), Kementerian Pengajian Tinggi (KPT) dan Education Malaysia Global Services (EMGS) menggelar pameran pendidikan 'Ayo Kuliah di Malaysia 2022'. Pameran tersebut merupakan acara tahunan yang digelar kelima kalinya di Jakarta sejak 2018.
Acara digelar di Gedung Kedutaan Besar Malaysia, Jakarta Selatan pada Senin (20/6/2022).
Meskipun sempat digelar secara online selama 2 tahun karena pandemi, tahun ini acara terlaksana secara offline dan diikuti oleh lebih dari seribu peserta yang terdiri dari siswa SMA dan SMK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 24 universitas negeri, universitas swasta, dan cabang universitas internasional di Malaysia dengan jenjang studi S1 hingga S3 hadir di pameran tersebut. 24 Universitas itu adalah:
1. Management and Science University (MSU)
2. Open University Malaysia (OUM)
3. Peninsula College
4. Sri College
5. Taylor's University
6. Universiti Teknologi MARA (UiTM)
7. Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM)
8. University Malaysia of Computer Science & Engineering (UNIMY)
9. Universiti Malaysia Kelantan (UMK)
10. Universiti Sains Malaysia (USM)
11. Universiti Teknologi Malaysia (UTM)
12. Vision College
13. Universiti Malaya (UM)
14. Universiti Sultan Azlan Shah (USAS)
15. Tunku Abdul Rahman University of Management and Technology (TAR UMT)
16. University College Sedaya International (UCSI)
17. Universiti Sains Islam Malaysia (USIM)
18. University of Nottingham Malaysia
19. Cyberlynx International College
20. Asia E University (AeU)
21. Monash University Malaysia
22. Universiti Tunku Abdul Rahman (UTAR)
23. Asia Pacific University of Technology & Innovation (APU)
24. Universiti Teknologi Petronas (UTP)
Sementara itu, Mohammad Radzlan Jalaludin, Ketua EMGS memaparkan keuntungan berkuliah di Malaysia.
Menurutnya, biaya kuliah dan biaya hidup di Malaysia cukup terjangkau dibandingkan negara lain. Dengan minimal biaya sekitar Rp 15 juta per semester, mahasiswa dapat kuliah di Malaysia.
Keuntungan lain yang ditawarkan oleh sistem pendidikan tinggi di Malaysia yaitu penggunaan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar kuliah dan bahasa yang digunakan di antara mahasiswa. Hal ini memberi nilai tambah bagi mahasiswa dalam bertutur dan menulis dengan baik dalam Bahasa Inggris.
"Saya pastikan, banyak pelajar-pelajar Indonesia yang merasa feel at home saat berkuliah di Malaysia," ujar Radzlan.
Saat ini, di Malaysia terdapat 100.000 mahasiswa asing dari 166 negara di seluruh dunia, dan 11.000 mahasiswa berasal dari Indonesia. Di kesempatan yang sama, Wakil Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Adlan Mohammad Shaffieq juga menyampaikan bahwa Indonesia bukan sekadar negara tetangga. Kesamaan latar budaya akan memudahkan proses adaptasi para mahasiswa Indonesia.
"Indonesia bukan hanya sekadar negara tetangga, kita ini juga serumpun jadi lebih mudah dari segi bahasa, budaya, makanan dan lain-lainnya," ujarnya.
Lebih lanjut, Prof Madya Dr. Mohammad Azmir, Dirjen Education Malaysia menjelaskan terkait persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh para calon mahasiswa.
"Special requirements ini mungkin dari segi bahasa ya, penggunaan bahasa Inggris, nanti akan ada tesnya. Tapi masih dalam proses," ucapnya.
(nwy/nwy)