Sertu Andah Lugas Dhinata tak pernah membayangkan menjadi seorang tentara TNI AD. Lugas, demikian biasa disapa, awalnya adalah tukang gorengan pasar. Dia memberanikan diri daftar pendidikan Diploma 4 di Politeknik Angkatan Darat (PoltekAD),
"Saya dulu SMK teknik. Jurusan di Poltekad juga sesuai dengan jurusan saya. Dulu di ajak teman sekolah karena sering jualan di situ, ayo kita daftar tentara. Awalnya saya minder, akhirnya saya coba aja dulu," ujar Lugas yang dikutip dari akun Youtube Penerangan Poltekad.
Lugas mengatakan banyak temannya yang menyebut PoltekAD adalah sekolah berkualitas bagus dengan jenjang karir jelas bagi lulusannya. Mendengar ini ditambah syaratnya yang tidak sulit membulatkan tekad Lugas untuk mendaftar dengan segala risikonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Syaratnya cuma uji kompetensi dan sertifikat kompetensi. Alasan saya mencoba ini karena saya anak pertama, saya harus memikirkan adik dan tidak boleh egois. Jadi saya mengurus semuanya sendiri," kata Lugas.
Lugas mengatakan seleksi PoltekAD hingga TNI AD dilakukan secara terstruktur. Ia juga melaksanakan tes secara teori dan praktek. Meski akhirnya lolos seleksi, Lugas merasa sedih karena teman yang mengenalkannya pada PoltekAD dinyatakan gagal.
Lolos seleksi tidak menyudahi cerita tentara yang berasal dari Pati, Jawa Tengah ini. Dia harus putar otak supaya bisa ke Jakarta. Lugas akhirnya menggadaikan motor yang selama ini digunakan untuk keperluan sehari-hari.
"Waktu mau berangkat ke Jakarta, saya mikir bagaimana caranya agar tidak membuat ibu kepikiran. Jadi saya bohong mau daftar kerja di Jakarta. Selama di Jakarta, saya gadaikan motor untuk sementara waktu," cerita Lugas.
Uang hasil gadai diserahkan pada sang ibu, sedangkan Lugas hanya membawa uang Rp 80 ribu. Uang tersebut menjadi pegangan karena semua proses seleksi gratis. Takut gagal tentunya masih membayangi Lugas, apalagi jika dirinya benar harus pulang kampung.
"Untungnya semua akomodasi gratis. Alhamdullilah saya dinyatakan diterima. Saya menangis dan bingung bilang ke orang tua dan ikut pendidikan di Bandung selama 5 bulan. Akhirnya saya cerita ke Ibu," cerita Lugas.
Cerita Ketika Dipeluk KASAD
Ketika diwisuda, ia tidak menyangka ibu dan adiknya akan hadir. Lugas pun menangis melihat keluarganya datang menemuinya. KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, SE, MM juga ikut menghampiri dan memeluknya.
"Awalnya ketika pak KASAD yang menghampiri saya sungguh kaget dan berpikir mustahil. Itu merupakan pengalaman yang tidak terlupakan. Saya dipeluk, hati saya merasa hangat. Beliau bilang semangat ya sukses terus," cerita Lugas.
Dia juga mengatakan sempat sujud syukur bersama teman-temannya saat wisuda. Lugas sangat bangga dengan capaiannya di PoltekAD dan TNI AD. Dia juga berharap adik-adiknya dapat sukses dan mengubah nasib menjadi lebih baik.
(atj/row)