Sejumlah Mahasiswa UNY Ini Lulus Cumlaude Tanpa Skripsi, Kok Bisa?

ADVERTISEMENT

Sejumlah Mahasiswa UNY Ini Lulus Cumlaude Tanpa Skripsi, Kok Bisa?

Kristina - detikEdu
Jumat, 11 Mar 2022 09:00 WIB
Athi Nur Auliati Rahmah, salah satu mahasiswa UNY yang lulus tanpa skripsi.
Athi' Nur Auliati Rahmah, salah satu mahasiswa UNY yang lulus tanpa skripsi. Foto: Dok Athi' via UNY
Jakarta -

Skripsi merupakan syarat kelulusan yang wajib dipenuhi mahasiswa jenjang sarjana. Tapi, syarat tersebut tidak berlaku bagi para mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini.

Sejumlah mahasiswa UNY diketahui lulus tanpa skripsi dengan predikat cumlaude. Beberapa bahkan menempuh studi dalam waktu relatif singkat, tidak sampai 4 tahun--durasi normal studi jenjang S1.

Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Simak kisah tiga mahasiswa UNY yang lulus tanpa skripsi berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahasiswa UNY yang Lulus Tanpa Skripsi

1. Sukarno

Sukarno, salah satu mahasiswa UNY yang lulus tanpa skripsi.Sukarno, salah satu mahasiswa UNY yang lulus tanpa skripsi. Foto: Dok Sukarno

Sukarno, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris 2017, berhasil lulus tanpa skripsi berkat Medali Emas yang ia raih dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-32 di Bali pada 2019 lalu.

Untuk diketahui, PIMNAS merupakan event bergengsi mahasiswa Indonesia. Untuk bisa lolos PIMNAS, mahasiswa harus menjalankan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

ADVERTISEMENT

Pria asal Bekasi ini menuturkan, ia mengajukan proposal PKM Pengabdian Masyarakat bersama tim di akhir tahun 2018 dan lolos pendanaan pada awal tahun 2019. Karno, begitu sapaannya, menjalankan program pengabdian di Dusun Gerjo, Grogol, Paliyan, Gunungkidul terkait pengelolaan desa wisata sekitar 4-5 bulan.

Setelah berproses selama kurang lebih satu tahun, Karno dan tim berkesempatan untuk mempresentasikan programnya di hadapan para juri. Alhasil, Medali Emas kategori Presentasi dan Medali Perak kategori Poster berhasil diraihnya.

Atas capaian tersebut, pihak UNY memberikan sejumlah insentif kepada Karno dan tim. Salah satunya adalah dibebaskan dari tanggungan skripsi.

"Tim kami diberikan beberapa insentif dari Universitas yang salah satunya adalah bebas skripsi. Jadi, masing-masing anggota TIM diminta untuk membuat karya tulis dari hasil PKM yang dilombakan untuk kemudian diajukan sebagai Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang setara dengan skripsi," ucap Karno kepada detikEdu, Kamis (10/3/2022).

RPL tersebut kemudian dinilai oleh tim universitas dan diumumkan melalui Surat Keputusan (SK) Rektor. "Abis itu tinggal urus-urus berkas bebas teori, bebas perpus dll seperti mahasiswa pada umumnya, terus daftar Yudisium dan alhamdulillah bisa wisuda," kata mahasiswa berprestasi (Mapres) 3 Sarjana UNY 2020 ini.

Karno sendiri lulus pada tahun 2021. Ia berhasil menamatkan studi dalam waktu 3 tahun 7 bulan. Ia pun berpesan kepada para mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri selama kuliah.

"Ambil setiap kesempatan yang dateng, karena itu bakal ngebuka kesempatan-kesempatan selanjutnya. Ketiga, jangan lupa seimbangkan aktivitas di luar kelas sama tugas kuliah biar nilai tetep aman dan prestasi jalan," ucapnya.

"Terakhir, orang lain nggak akan peduli seberapa berprestasi kita, tapi mereka lebih peduli seberapa bermanfaat kita bagi orang lain. Jadi, jangan lupa luangin waktu buat berbagi melalui kegiatan positif seperti volunteer, pengabdian masyarakat, social project, dsb," pungkasnya.

2. Athi' Nur Auliati Rahmah

Athi' Nur Auliati Rahmah, salah satu mahasiswa UNY yang lulus tanpa skripsi.Athi' Nur Auliati Rahmah, salah satu mahasiswa UNY yang lulus tanpa skripsi. Foto: Dok Athi' via UNY

Mahasiswa Pendidikan Fisika 2018, Athi' Nur Auliati Rahmah, berhasil lulus cumlaude tanpa skripsi lantaran Medali Emas yang diraihnya dalam ajang Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) tahun lalu.

"Tahun 2021 lalu, saya bersyukur karena dianugerahi Medali Emas di ajang LIDM (Lomba Inovasi Digital Mahasiswa) divisi poster digital yang diselenggarakan oleh Puspresnas (Pusat Prestasi Nasional) Kemdikbudristek RI," ujar Athi', dilansir dari laman UNY, Jumat (11/3/2022).

"Di kemudian hari, prestasi ini diapresiasi kampus saya UNY sebagai RPL, sehingga aku bisa wisuda tanpa skripsi," tambah Mapres 1 Sarjana UNY 2021 ini.

Karya desain poster yang ia kirim dalam LIDM mengusung topik kesetaraan gender dan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Karya ini digubah dari artikel ilmiah yang sebelumnya ia susun dari pengabdian program Kampus Mengajar Angkatan 1 di pelosok Madura yang diselenggarakan oleh Kampus Mengajar, Kampus Merdeka, Kemdikbudristek.

Athi' juga masih menorehkan prestasi lain pasca kemenangannya di LIDM. Sambil menunggu proses konversi skripsi, Athi' kembali mendapat Juara 1 Talent Challenge dalam acara Persembahan Puncak Prestasi Talenta Indonesia akhir tahun kemarin yang juga diselenggarakan oleh Puspresnas.

Mahasiswa lulus tanpa skripsi selanjutnya>>>

3. Fairuz Zalfa Nabila

Fairuz Zalfa Nabila, salah satu mahasiswa UNY yang lulus tanpa skripsi.Fairuz Zalfa Nabila, salah satu mahasiswa UNY yang lulus tanpa skripsi. Foto: Dok Fairuz Zalfa Nabila

Layaknya Athi', mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) 2018, Fairuz Zalfa Nabila, juga lulus tanpa skripsi berkat Medali Emas yang ia sabet di ajang LIDM 2021.

Kala itu, Zalfa dan tim masuk pada divisi Micro Teaching Digital. Adapun, karya yang ia kirimkan berupa perangkat pembelajaran serta video micro teaching digital.

"Yang aku lakuin ini tu menggunakan perolehan medali untuk dikonversi kepada skripsi. Nah, itu namanya menggunakan RPL," kata Zalfa kepada detikEdu, Kamis (10/3/2022).

Semua karya yang digunakan Zalfa untuk dikonversi menggunakan RPL sudah divalidasi oleh ahli. "Itulah kenapa bisa digunakan untuk konversi ke tugas akhir skripsinya karena sudah ada keabsahan karyanya," ucap wanita asal Sleman ini.

Menurut Zalfa, konversi ini membutuhkan proses yang cukup panjang. Setelah memperoleh medali, mahasiswa harus mengajukan pembuatan SK ke rektor. Setelah diizinkan untuk mengajukan RPL, baru diteruskan ke fakultas untuk proses selanjutnya.

Meski demikian, bisa tidaknya proses konversi tergantung pada kebijakan masing-masing jurusan atau program studi (prodi), kata Zalfa.

"Kemudian, setelah di-acc dari fakultas maupun ketua prodi maka nanti temen-temen bisa mengikuti arahan dari ketua prodinya itu. Kalau dari saya tetap membuat skripsi namun menggunakan data penelitian dari hasil lomba yang telah dimenangi," terangnya.

"Nah, kemudian ketika sudah jadi skripsinya dan sudah dilakukan penilaian, penilaiannya asesmen itu dilakukan oleh dari perwakilan WR 1 itu ada 2, kemudian dari dekan juga ada 1 perwakilan kemudian ada dari dosen pembimbing dan kajur," tambahnya.

Hasil penilaian tersebut akan dirapatkan sebelum akhirnya nanti diputuskan untuk kelayakannya. Sehingga, mahasiswa tidak perlu melakukan sidang skripsi, karena semua sudah dilakukan melalui asesmen.

Zalfa yang lulus dalam 3 tahun 4 bulan ini pun turut berbagi tips kepada detikers yang ingin menang lomba agar bisa dikonversi ke dalam tugas akhir skripsi. Menurutnya, hal pertama yang perlu dilakukan adalah membentuk tim yang solid.

"Dibentuklah tim dengan kelebihan anggotanya masing-masing dan bisa saling melengkapi. Karena itu, pembentukan tim yang baik maka akan membuat strateginya lebih bagus lagi ketika di lombanya kemudian bisa melengkapi satu sama lain," ucapnya.

Selain itu, kata Zalfa, rajin mencari informasi dan bimbingan dengan dosen juga tak kalah pentingnya. Bahkan, ia sendiri meminta pendapat kepada lima dosennya untuk membuat karya untuk LIDM.

Terkait ide, kata Zalfa, "Kalau bisa cari ide yang masih jarang, intinya idenya berdasarkan masalah yang ada dan bisa diselesaikan dalam penelitiannya itu dan masalahnya tidak dibuat-buat."

"Yang pasti tipsnya itu berdoa. Karena intinya segala sesuatu yang sudah kita lakukan dengan usaha sebaik mungkin tidak hanya dengan usaha saja tapi ada campur tangan Allah gitu. Jadi yang pasti doanya dikuatin," pungkas mantan koordinator PKM Center UNY ini.

Sebagai informasi, RPL merupakan proses pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pendidikan nonformal, pendidikan informal, atau dari pengalaman hidupnya ke dalam sektor pendidikan formal setelah melalui asesmen.

RPL sendiri telah diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nomor 123/B/SK/2017 dan masing-masing perguruan tinggi yang menyelenggarakannya.

Di UNY, RPL ini diatur dalam Peraturan Rektor Nomor 6 Tahun 2020 tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau bagi Mahasiswa UNY.

Wakil Rektor Bidang Akademik UNY, Prof Margana mengatakan, RPL tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses untuk mengikuti pendidikan tinggi, memberikan kesempatan kepada masyarakat yang telah memiliki pengalaman untuk mengajukan pengakuan hasil belajar yang diperolehnya untuk memperoleh kredit akademik, hingga mendorong masyarakat untuk belajar.

"Alhamdulillah UNY ini, merupakan salah satu perguruan tinggi milik rakyat, yang memberikan akomodasi, fasilitasi, semua warga negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan baik melalui skema reguler maupun skema RPL ini," ucap Margana, dilansir dari laman UNY, Jumat (11/3/2022).

(kri/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads