Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) menyambangi murid-murid Sekolah Dasar (SD) pandai matematika di Kantor Bupati Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (3/2/2022). Salah satu siswa mengaku seperti mimpi kala ditemui oleh orang nomor 1 di RI tersebut.
Siswa itu, Paulus, mengaku mulanya terasa seperti mimpi yang bahkan membuatnya sempat panik. Namun, ia mengatakan, bisa kembali bernapas lega setelah melihat beliau kagum dengan dirinya dan teman-temannya.
"Seperti mimpilah karena baru pertama kali bertemu," kata Paulus, dilansir dari laman Sekretariat Kabinet RI pada Jumat (4/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, tadi sempat kaya panik gitu, tapi setelah melihat Bapak Presiden tercengang jadi enggak panik lagi," imbuh dia lagi.
Paulus dan teman-temannya merupakan peserta dalam kegiatan belajar matematika dengan metode gasing atau metode belajar gampang, asyik, dan menyenangkan. Menunjukkan hasil dari pembelajaran di hadapan Jokowi, belasan siswa kelas 5 SD itu menunjukkan kemampuan menghitung matematika dasar dengan cepat.
Mulai dari perkalian, penambahan, hingga pecahan berhasil diselesaikan mereka tanpa menggunakan alat bantu kalkulator. Melihat antusiasme anak-anak SD belajar matematika tersebut, Jokowi berharap agar mereka tetap memelihara semangat untuk belajar.
"Iya, anak-anak terima kasih, belajar terus, pintar semua," kata Jokowi.
Belajar matematika pakai lagu
Pengajaran matematika dengan metode gasing ternyata baru dijalankan selama satu bulan lebih. Hal ini diungkap oleh salah satu staf pengajar gasing Lespitasari.
"Pelatihan gasing ini pertama kami mulai dari Desember sampai Januari selama satu bulan lebih. Di sini kami berlatih penjumlahan, perkalian, pengurangan, pembagian, pecahan, dan desimal. Kemudian dalam waktu pelatihan ada satu guru dengan dua murid," kata dia, seperti yang dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Lespitasari mengatakan, pelatihan juga tidak hanya berlaku pada siswa. Namun, para guru yang mengajar pun diberi bekal pembelajaran oleh Profesor Yohanes Surya, profesor yang melatih para guru di sana.
"Jadi, apa yang kita (guru) dapatkan dari Profesor (Yohanes) langsung kita terapkan kepada murid," terangnya.
Melalui kesempatan yang sama, Profesor Yohanes Surya pun membeberkan rahasia dari metode pembelajaran gasing ini. Metode utama dalam pembelajaran ini adalah memanfaatkan kedua otak kanan dan kiri agar anak lebih mudah menyukai matematika.
"Jadi metodenya ini pakai lagu, anak-anak bisa enjoy. Kemudian latihan logika, otak kiri, otak kanan, motorik, jalan semua. Sehingga orang yang belajar gasing otaknya lebih cerdas dan kreatif. Mereka jadi menyukai matematika," kata Yohannes.
Di samping itu, anak-anak juga selalu mendapat pujian atas keberhasilannya. Bahkan, tidak pula mendapat omelan bila mereka mengerjakan kesalahan.
"Karena mereka dipuji terus walaupun bisa sedikit saja sudah dipuji. Tidak pernah diomeli atau apa gitu. Maka mereka enjoy sekali asik dan gampang," terang dia.
"Sehingga anak yang tadinya tidak bisa menghitung, dari mulai 0, dia bisa belajar begitu cepat sampai jago sekali. Itu hanya dalam waktu satu bulan," imbuh dia lagi.
Yohanes kemudian menambahkan, keunikan gasing sendiri adalah mengajarkan kepada guru untuk menerapkannya pada murid. Ia berharap hal tersebut dapat disebarluaskan di seluruh Indonesia, tidak hanya di Kabupaten Ombang, Tapak Barat, dan Toba.
"Yang kita latih adalah gurunya, kemudian gurunya melatih anaknya. Itulah keunikan dari metode gasing bisa disebarluaskan kemana-mana gitu. Ini yang kita harapkan bisa dikembangkan di Indonesia," kata dia.
Mulanya murid tidak bisa matematika
Para murid juga mengatakan merasa senang belajar matematika dengan metode gasing. Salah satu siswa, Maria, bahkan mengaku tidak bisa matematika sebelum mengikuti pembelajaran tersebut.
"Senang, tapi dulunya saya tidak tahu matematika. Ini ketika ikut gasing, saya lebih gampang mengerjakan soal-soal matematika," ujar Maria.
Tidak hanya Maria, Paulus juga sempat merasa matematika adalah pelajaran yang sulit dan menyeramkan. Namun, metode gasing membantunya dalam memahami matematika dengan mudah.
"Saya ikut gasing karena dulu saya merasa matematika sulit dan menyeramkan. Tetapi setelah diajar Profesor Yohanes Surya saya semakin lebih paham dan mengerti apa itu matematika. Dan dapat menjawabnya tanpa ragu-ragu dan jelas," tutur Paulus.
Sebagai penutup, Paulus berharap dapat mengajarkan metode gasing ini kepada teman-teman di sekolahnya. Dengan harapan mereka bisa menggunakan metode ini dalam mengikuti olimpiade matematika.
(atj/rah)