Gelaran Wisuda Gelombang I Unpad Tahun Akademik 2021/2022 pada Kamis (4/11/2021) memilih Imam Suhardjo sebagai yang paling senior. Di usia 73 tahun Imam sukses meraih gelar doktor pada bidang ilmu komunikasi.
"Saya punya obsesi melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Waktu ketika masih muda belum sempat karena berbagai kesibukan, dan baru bisa terlaksana ketika sudah tua," ujar Imam mengutip dari laman Universitas Padjadjaran, Jumat (5/11/2021).
Usia bukan halangan untuk menempuh pendidikan. Sebelumnya, Imam berhasil meraih gelar magister komunikasinya pada usia 66 tahun. Imam menjadi mahasiswa Doktor Fikom Unpad sejak 2016 pada usia 68 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semangat Imam menempuh pendidikan agar dapat dijadikan motivasi bagi anak, cucu, maupun juniornya untuk bisa menempuh pendidikan setinggi mungkin. Apalagi ketika usia dan waktu masih sangat cukup untuk melanjutkan studi.
Lima tahun menempuh pendidikan Doktor di Unpad, Iwan bercerita tidak memiliki kesulitan. Ia mampu menyelesaikan studinya dengan baik, walau harus menempuh jarak Bekasi-Jatinangor untuk berkuliah.
Namun Imam mengalami hambatan saat menyusun disertasi. Dia sempat terkena COVID-19 pada Desember 2020 saat pandemi melanda Indonesia dan dunia. Riset dan disertasi dikerjakan saat pengendalian COVID-19 terus berlangsung.
"Sempat kena COVID-19 dan penulisan disertasi terhenti. Namun, Alhamdulillah, akhirnya bisa selesai juga. Jangan putus asa menggapai ilmu. Buktinya saya bisa lulus meski di usia tua," ungkap Imam.
Imam bercerita baru sempat mengambil pendidikan doktor setelah pensiun. Dia mengatakan masih memiliki keinginan menjadi dosen walaupun terkendala usia. Sebelumnya Imam juga pernah menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi di Jakarta.
"Sebagai pengajar, saya terhenti saat saya masuk ke DPR. Sekarang ketika sudah tidak jadi anggota, saya sulit menjadi dosen lagi karena terkendala usia," ujar Imam.
Alasan Imam memilih komunikasi untuk pendidikan doktornya karena ia tertarik pada komunikasi politik. Ia mengaku komunikasi ilmu yang penting dipelajari untuk ranah politik.
Imam juga bercerita kekeliruan yang terjadi di pemerintah disebabkan oleh ketidakmampuan pemimpin negara dalam melakukan komunikasi dengan berbagai pihak terutama rakyat.
"Banyak informasi penting tidak tersampaikan dengan benar, sehingga menjadi berita simpang siur, hingga akhirnya menyebabkan terjadinya konflik," jelas doktor ilmu komunikasi Unpad ini.
Rencananya, Imam bersama koleganya akan membuat sekolah politik. Sekolah ini akan menjadi sarana menyiapkan kader calon anggota legislatif periode 2024 mendatang.
(atj/row)