Pikiran Kita yang Selalu Penuh Pertanyaan, Kenapa?

ADVERTISEMENT

Pikiran Kita yang Selalu Penuh Pertanyaan, Kenapa?

Dinda Kumala Sylvia - CXO Media - detikEdu
Selasa, 21 Sep 2021 20:45 WIB
CXO Media
Foto: CXO Media
Jakarta -

'Ingat, pikirkan dengan matang, secara kritis dan hati-hati', jawaban seperti ini sering kali datang di saat sebuah keputusan harus kita ambil. Pikiran yang dipenuhi pertanyaan mengapa, bagaimana dan lainnya, dalam beberapa waktu tampaknya bisa membuat kita menemukan jawaban-jawaban terbaik atau justru menjadikan kita bimbang untuk bisa menentukan pilihan. Menjadi seorang critical thinker memang bukanlah hal yang mudah, terkadang saat mencoba menjadi lebih kritis dan berusaha untuk mampu melihat segala sesuatu dengan lebih luas dan dalam, kita malah menjadi bingung dan stress, seolah pertanyaan-pertanyaan terus hadir tanpa jawaban yang pasti.

Lalu, salah satu video dari YouTube CXO Media, yaitu pada tayangan Lintas Makna membahas soal critical thinking. Dibawakan oleh Dimas Danang dan Sheryl Sheinafia, pada episode yang saya ketahui sebagai tayangan spesial CXO Media Turns One yang pertama juga dihadiri oleh Indahkus, seorang singer sekaligus dokter, dan juga praktisi kesehatan mental yang sudah cukup lama saya kagumi dan ikuti, yaitu Mas Adjie Santosoputro. Oh iya, Lintas Makna juga menyediakan tes soal critical thinking, tesnya sendiri dibuat oleh Monash University. Buat kamu yang mau coba bisa klik di link ini ya https://bit.ly/CriticalThinkingLintasMakna, setelah tes kamu bisa tahu kamu itu termasuk kedalam tipe critical thinker mana dan seperti apa.

Oke, balik lagi ke topik critical thinking yang dibahas di Lintas Makna. Setelah saya rangkum dari pembahasannya, ternyata critical thinking ini sangat diperlukan di abad ke-21 karena critical thinking merupakan 1 dari 12 soft skills yang ada dalam 21st century skills. Jadi, di abad ke-21 di mana teknologi dan informasi sudah berkembang dengan sangat cepat dan maju, kita butuh critical thinking untuk jadi salah satu skill pendukung yang diperlukan agar lebih mudah beradaptasi dan mendukung rencana masa depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, saya mencari tahu kenapa critical thinking ini cukup penting untuk kita miliki dan saya menemukan jawabannya. Selain membantu kita menelaah suatu hal yang akan kita putuskan, kita pun juga jadi tidak mudah tertipu pada hal-hal yang orang lain katakan karena kita mampu mencari fakta itu terlebih dahulu. Manfaat lainnya dari menjadi seorang critical thinker adalah kita menjadi mampu untuk bersikap adil terhadap evaluasi pendapat orang lain, skeptis terhadap informasi, berpikiran terbuka dan memiliki kesadaran yang tajam.

Tetapi di lain sisi, terlalu kritis terhadap sesuatu nyatanya juga kurang baik, seperti yang sering dikatakan orang tua kita, 'Apapun yang berlebihan itu tidak baik'. Jika berlebihan kritis, salah satu hal yang terjadi adalah kita bisa mengalami yang namanya inner critic, yakni kejadian di masa lalu yang kita alami dan kita benci mampu terbawa hingga masa kini dan menimbulkan kebencian terhadap diri sendiri atau pun kejadian serupa di masa lalu. Dari pikiran yang berlebihan ini juga akhirnya bisa menciptakan trust issues kepada lingkungan sekitar, bahkan terhadap diri sendiri.

ADVERTISEMENT

Kemudian pertanyaan lainnya muncul kembali, apakah seorang critical thinker cenderung menjauhi perasaannya ketika mereka berpikir untuk memutuskan sesuatu? Lalu, saya mendapatkan jawaban dari Mas Adjie Santosoputro dalam tayangan Lintas Makna tersebut, yaitu ketika critical thinking sudah dipengaruhi oleh perasaan, seketika kita langsung mempercayai apa yang kita percaya tanpa melihat sudut pandang orang lain, entah perasaan takut atau lainnya yang mempengaruhi pikiran kita. Karena semakin besar perasaan takut kita, semakin menurun critical thinking yang kita miliki.

Namun, sebagai makhluk emosional yang berlogika, dalam menjadi critical thinker kita memerlukan sedikit perasaan untuk bisa menjadi lebih berhati-hati menentukan keputusan dan perasaan itu juga yang bisa mengimbangi pikiran kita. Tapi, kita harus tetap sadar dengan posisi kita, apakah hal yang sedang kita coba yakini tersebut hanyalah perasaan atau memang sebuah pikiran yang benar.

Ngomong-ngomong sebelum saya share satu quotes yang paling saya suka dari tayangan Lintas Makna spesial episode CXO Media Turns One ini, ternyata dalam rangkaian spesial CXO Media Turns One #1stStepofChange ini Lintas Makna membagikan beberapa voucher menginap di Tanjung Lesung Beach Hotel sebagai bentuk apresiasi dan terima kasih karena telah menonton Lintas Makna loh! Seingat saya dulu pernah berkunjung ke Tanjung Lesung, pasir putih dan ombak pantainya begitu bagus dan bersih.

Oh iya, pantai juga bisa jadi salah satu media buat kita rehat dan menjernihkan pikiran loh, apalagi di masa-masa Work From Home yang terus menerus ini sering kali kita jadi susah berpikir dan jenuh. Jadi buat kamu yang mau healing sejenak ke pantai, coba deh lihat infonya di Instagram Lintas Makna di @lintasmakna, siapa tau kamu salah satu yang beruntung untuk dapat voucher menginap di Tanjung Lesung Beach Hotel dan dari informasinya kita berkesempatan untuk bisa dapat rooms kategori Zamrud yang cukup besar serta paket sarapan pagi untuk dua orang. Saya juga sudah ikutan juga pastinya! Hahaha. Berikut Sneak Peek dari Tanjung Lesung Beach Hotel yang berhasil saya kumpulkan!

CXO Media Foto: CXO Media
CXO Media Foto: CXO Media

Jadi, balik ke pertanyaan awal saya, apakah seorang critical thinking ini selalu dipenuhi oleh pertanyaan dipikirannya? Dan apakah memenuhi pikiran dengan segala pertanyaan itu baik-baik saja atau tidak? Kalau menurut Adjie Santoso, 'Pikiran kita sebenarnya memang ramai dan penuh pertanyaan atau pernyataan, tapi kenapa saat kita sedang terdiam baru kita bisa merasakan keramaian itu? Karena kita sedang hanyut terbawa pikiran kita', dan ini adalah salah satu quotes favorit saya dari tayangan Lintas Makna spesial episode CXO Media Turns One #1stStepofChange.

CXO Media Foto: CXO Media


(ads/ads)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads