Mau Tahu Apa Reaksi Guru di Sleman saat Nadiem Menginap di Rumahnya?

ADVERTISEMENT

Mau Tahu Apa Reaksi Guru di Sleman saat Nadiem Menginap di Rumahnya?

Jauh Hari Wawan S - detikEdu
Rabu, 15 Sep 2021 19:30 WIB
Guru Penggerak, nadiem
Foto: Jauh Hari Wawan S/detikedu
Sleman -

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menginap di rumah salah seorang guru penggerak saat kunjungan kerja ke Yogyakarta. Diketahui, rumah yang digunakan Nadiem bermalam adalah milik Khoiry Nuria Widyaningrum (36) warga Padukuhan Plaosan, Tlogoadi, Mlati, Sleman.

Saat ditemui di kediamannya, guru SDN Jetisharjo, Sleman, itu menceritakan momen ketika Nadiem atau yang biasa disapa Mas Menteri itu menginap pada Senin (14/9) malam. Ia pun masih terkejut dan tak menyangka jika yang menginap adalah Menteri Nadiem.

"Saya masih berpikir, sekelas Mas Menteri mana mungkin datang ke rumah. Ini nggak terduga, mendadak, dan saya agak kena prank. Nggak tahu kalau sosok menteri yang datang dan menginap lagi," kata perempuan yang akrab disapa Nuri, saat berbincang, Rabu (15/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nuri menceritakan, awalnya ia dihubungi oleh pihak P4TK pada Minggu (12/9/2021) untuk meninjau rumahnya karena ada tim dari Kemendikbud yang datang dan ingin menginap di salah satu rumah guru penggerak. Ia kemudian mengarahkan ke rumah orang tuanya karena banyak kamar kosong.

"Saya nggak berharap lebih karena banyak rumah guru yang disurvei. Siangnya yang orang P4TK itu ternyata ketemu protokoler dari kementerian dan sorenya datang ke rumah saya," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Selang sehari atau pada Senin (13/9/2021), Nuri kembali dihubungi oleh protokoler kementerian untuk datang menginap. Usai dihubungi, tiba-tiba petugas Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) datang untuk membersihkan rumah dan menyemprot desinfektan.

Nuri pun belum curiga dengan ketatnya protokol ini. "Saya nggak mikir sampai Mas Nadiem datang. Saya mikirnya biasa kalau orang kementerian datang ya seperti itu," ucapnya.

Akan tetapi, sekitar pukul setengah sembilan malam ia terkejut. Dari dalam mobil turun seorang laki-laki muda mengenakan kaos dan celana jeans yang ternyata itu adalah Nadiem.

"Ada satu orang turun pakai jeans, kaos, trus nurunin koper dan memberikan salam. Suami saya sadar kalau itu Mas Menteri. Tapi saya nggak percaya tapi kemudian Mas Menteri itu buka masker sebentar baru saya percaya," ungkapnya.

Menjamu seorang menteri membuat Nuri bingung. Terutama untuk menyiapkan sarapan untuk menteri. Tapi, dari kementerian menyarankan untuk menyiapkan makanan yang biasa dikonsumsi oleh keluarga Nuri saat sarapan. Ia pun menyediakan bubur, nasi, dan gudeg.

"Saya sempat bingung itu mau menyiapkan makanan apa tapi dari protokoler bilang nggak usah diada-adain nggak usah bingung. Ya sudah saya sediakan ada bubur, tahu bacem, tempe bacem, krecek, gudeg. Tapi sebenarnya Mas Menteri ini nggak pernah sarapan karena diet. Hanya minum air dan kopi. Mas Menteri bilang itu tempe bacemnya mantul," tambahnya.

Kamar yang dipakai Menteri Nadiem saat blusukan di SlemanKamar yang dipakai Menteri Nadiem saat blusukan di Sleman Foto: Jauh Hari Wawan S/detikcom

detikcom pun diajak untuk melihat kamar yang digunakan Nadiem bermalam. Kamar itu berlantai keramik batu gaya lawas. Ukurannya sekitar 3x4 meter layaknya kamar kost mahasiswa. Letak kasur yang digunakan Nadiem berada dekat dengan jendela.

"Pagi itu saya tanya gimana tidurnya? Tidurnya nyenyak senang banget di sini adem, kemudian makannya juga senang," kata perempuan yang aktif berkecimpung di dunia sosial itu.

Ibu satu anak itu menceritakan saat menginap ia banyak berdiskusi dengan Nadiem soal dunia pendidikan. Maklum, sudah belasan tahun ia menjadi guru. Apalagi kedua orang tua dan suaminya merupakan guru juga. Jadilah keluarga ini keluarga guru selama 3 generasi sejak kakeknya.

"Ini kesempatan ya ketemu Mas Menteri. Ini pemimpin yang out of the box. Dan saya senang bisa mengutarakan aspirasi yang jadi uneg-uneg saya di dunia pendidikan langsung kepada Mas Menteri," ucap perempuan yang sempat menjadi kepala sekolah itu.

Obrolan mereka, kata Nuri, banyak menyinggung soal pendidikan Indonesia hari ini. Nuri juga mengatakan jika Nadiem memberikan beberapa masukan kepadanya.

"Obrolannya sempat ke arah situ (guru penggerak). Terus soal Merdeka Belajar, banyak ngasih motivasi kepada guru bahwa kita harus merdeka mengembalikan fitrah pendidikan bahwa tidak hanya akademik yang dituntut tapi sebenarnya pendidikan itu menuntun kodrat dan untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan siswa," pungkasnya.




(nwy/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads