Mereka memanfaatkan limbah pertanian serat pelepah pisang sebagai bahan campuran pembuatan genteng elastis dengan teknik cetak tekan. Inovasi ini mereka buat untuk mengikuti kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Menurut Elok yang juga merupakan Ketua Tim PKM mengatakan bahwa ide ini muncul karena kurangnya pemanfaatan limbah pertanian pelepah pisang dan pembangunan yang semakin meningkat yang kurang memerhatikan lingkungan.
Ia juga memaparkan menurut data dari BPS meningkatnya laju pertumbuhan di Jawa Tengah juga berdampak pada alih fungsi lahan dari pertanian ke pembangunan.
"Informasi tersebut merupakan suatu permasalahan karena akan berpengaruh pada beberapa aspek salah satunya adalah peningkatan dalam pembangunan, Seiring dengan pertumbuhan penduduk maka tidak akan memungkiri realita, sehingga peningkatan jumlah pembangunan pun akan terjadi," jelas mahasiswa Unnes tersebut yang dilansir dari laman resmi Unnes.
Elok berpendapat dalam membangun sebuah bangunan, genteng menjadi aspek yang sangat penting. Atap memerlukan kondimen yaitu berupa genteng. Di lain sisi, limbah pelepah pisang juga belum dimanfaatkan dengan baik.
"Padahal pelepah pisang ini memiliki segudang manfaat, selain dibuat kerajinan dapat dijadikan bahan baku atau campuran produk penguat," terang Elok.
Serat pisang sendiri memiliki sifat mekanik yang baik, hal tersebut dikarenakan mengandung selulosa sebesar 63-64%, hemiselulosa 20%, dan kandungan lignin 5%, sehingga baik sebagai bahan baku atau campuran produk penguat.
"Maka dari itu, tim ini merasa perlu memberikan kontribusi untuk mengatasi permasalahan pemenuhan kebutuhan genteng sebagai akibat dari peningkatan pembangunan tempat-tempat dan permasalahan pemanfaatan limbah pertanian pelepah pisang yang belum maksimal," kata Elok.
Elok berharap dengan adanya kontribusi mahasiswa Unnes terhadap limbah pisang dapat menjadi inovasi untuk memanfaatkan bahan ramah lingkungan dalam pembuatan genteng.
(lus/lus)