Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa dalam mencerdaskan generasi bangsa. Namun, kenyataannya masih banyak guru honorer yang tidak mendapatkan keadilan setelah berpuluh-puluh tahun bekerja.
Adalah Sri Haryati seorang guru honorer di sebuah SMP di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Wanita berusia 51 tahun ini diketahui telah mengabdi menjadi guru setelah 24 tahun.
![]() |
Sri mengaku menjadi seorang guru selepas kuliah di IKIP Malang jurusan Bahasa Indonesia. Ia ditawari untuk mengajar di sekolah yang masih kekurangan guru dan berharap bisa menjadi seorang pegawai negeri sipil (PNS) usai mengabdi sesuai aturan kala itu,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhirnya saya ngajar di situ dengan harapan berjalannya waktu jadi PNS. Karena dulu mengabdi berapa tahun jadi PNS (aturannya)," ungkap Sri saat berbincang dengan detikEdu baru-baru ini.
Sayang, hingga saat ini harapannya tak kunjung menjadi kenyataan karena hingga hari ini ia masih berstatus sebagai 'guru honorer'. Berbagai upaya telah ia lakukan untuk mendapatkan keadilan, mulai dari demo di depan pemerintah daerah hingga ke depan Istana.
Namun, kesejahteraan menjadi seorang PNS tak kunjung ia dapatkan. Bahkan, banyak kesulitan yang ia alami, seperti pernah mendapat gaji guru honorer setelah 10 bulan bekerja dengan besaran hanya Rp 550 ribu per bulannya.
"Sejak adanya moratorium nggak ada perekrutan dan dari tahun 2014 berjuang ke Jakarta ikut teman-teman K2 secara nasional, dan kenyataan dipimpong pusat-daerah. 2017 strategi saya ke daerah minta kesahajaan akhirnya (dapat gaji) Rp 550 ribu setiap bulannya dan berjuang demo dan hingga saat ini (dapat gaji) Rp 1 juta, nggak pernah tepat, dulu 8 bulan sampai 10 bulan pas. Tapi sekarang nggak, sudah setiap bulan," papar dia.
Jualan untuk penuhi kebutuhan. Klik selanjutnya>>>
Simak Video "Pemerintah Buka Lowongan Sejuta Guru PPPK, Simak Persyaratannya!"
[Gambas:Video 20detik]