Sebuah penelitian menunjukkan bahwa seperlima laut dunia mengalami erosi ekstrem. Faktor penyebabnya mulai dari kenaikan permukaan air laut, iklim, hingga aktivitas pembangunan manusia.
Menurut studi yang meneliti 315 pantai di seluruh dunia, aktivitas perkotaan di atas pasir merusak keanekaragaman hayati yang turut memperbesar risiko erosi di seluruh dunia. Kerusakan di pantai dinilai merusak beragam kehidupan yang bergantung pada lingkungan berpasir, mengganggu perekonomian lokal yang bergantung pada perikanan dan pariwisata, serta membuat kota-kota pesisir semakin rentan banjir.
"Hampir separuh pantai akan hilang pada akhir abad ini," kata ilmuwan kelautan Uruguay Omar Defeo, seorang profesor di Universitas Republik Uruguay (UdelaR), dikutip dari Science Daily.
Defeo, terutama menyoroti kawasan pantai di Uruguay, Brasil, dan Argentina. Ia mengatakan, diperlukannya kerja sama para ilmuwan untuk mengelola dan melestarikan ekosistem pesisir.
'Kerja Sama' Zona Pesisir Melindungi Garis Pantai
Menurut Profesor Defeo, kawasan pantai terbagi dalam tiga zona yang saling terhubung dan bekerja sama layaknya mesin raksasa pelindung pantai.
Pertama, ada bukit pasir (pasca-pantai) yang berada di bagian atas pantai. Sebagai tempat menumpuknya pasir yang membentuk gundukan-gundukan pasir. Gunung pasir tersebut berfungsi sebagai benteng alami pantai.
Kedua, kawasan pantai (muka pantai) yang tampak saat air surut dan tenggelam saat air pasang. Area yang sering digunakan untuk menikmati keindahan laut dari dekat.
Ketiga, zona terendam (pantai depan) merupakan kawasan yang membentang pada batas air surut sampai titik dimana gelombang mulai pecah.
Profesor Defeo menjelaskan, ketiga bagian tersebut bekerja sama untuk melakukan pertukaran alami dan menciptakan keseimbangan lingkungan. Angin bertiup dan mendorong pasir ke laut, sementara ombak menggiring kembali ke pantai.
Pergerakan bolak-balik ini menjaga kestabilan pantai, di mana satu zona dengan yang lainnya saling mengisi. Ketika badai datang gunung pasir berperan sebagai penjaga setia.
"Ketika urbanisasi menghilangkan bukit pasir, akibatnya bisa berupa hancurnya rumah-rumah di tepi pantai," ujar Defeo.
Manusia Merusak Ekosistem Pesisir
Para peneliti menyebut bahwa peningkatan pengunjung pantai berdampak buruk pada ragam spesies dan biomassa yang tak terlihat di kawasan terendam. Di sisi lain, bangunan yang didirikan langsung di atas pasir, seperti kafe, parkiran atau penginapan tepi pantai, ikut merusak ragam spesies pesisir.
Pembersihan pantai menggunakan alat berat yang dianggap rapi bagi manusia, juga mengakibatkan tergerusnya organisme kecil yang penting bagi ekosistem pesisir.
"Kami mengamati bahwa aktivitas manusia memainkan peran penting, terutama di pantai reflektif [dengan kemiringan curam yang menyebabkan gelombang menghilangkan energinya secara tiba-tiba di pantai] dan pantai menengah [yang memiliki karakteristik pantai reflektif dan pantai tenang atau disipatif]," papar peneliti dalam studi yang diterbitkan dalam Frontiers in Marine Science Vol 182, September 2022.
Penulis adalah peserta program MagangHub Kemnaker di detikcom.
Simak Video "Video BMKG-Wamen PU Bahas Ancaman Perubahan Iklim Terhadap Infrastruktur RI"
(faz/faz)