Gunung Hayli Gubbi di Ethiopia dikabarkan meletus pada Minggu (23/11) lalu. Diketahui, gunung ini sudah 12.000 tahun tidak memuntahkan isinya.
Kejadian ini menarik perhatian para peneliti, termasuk DrMirzamAbdurrachman, selaku dosen Kelompok Keahlian Petrologi, Vulkanologi, dan GeokimiaFITB ITB. Menurutnya, ada tiga klasifikasi gunung api yakni aktif, dormant, dan padam. Namun, ia menekankan jika batasan ketiganya tidak selalu mudah ditentukan.
Baca juga: Isi Tas Siaga Bencana, Siapkan Ya! |
"Klasifikasi ini kadang membingungkan dan tidak mudah dipahami secara tegas, terutama terkait batasan waktunya," jelasnya dalam laman ITB, dikutip Jumat (5/12/2025).
3 Klasifikasi Gunung Api
1. Gunung Api Aktif
Gunung api disebut aktif jika pernah meletus sejak periode Holosen (sekitar 11.650 tahun terakhir). Tiak berarti gunung api harus meletus sekarang, tapi gunung tersebut menunjukkan jika sistem magmanya masih relatif aktif dan berpotensi menghasilkan erupsi.
2. Gunung Api Dormant
Gunung api dormant atau 'tidur' ini adalah gunung yang tidak meletus selama ribuan tahun tetapi masih memiliki potensi untuk kembali bangkit.
"Dormant digunakan untuk menyebut gunung api yang beristirahat, meski tidak lebih dari 11.650 tahun yang lalu," kata Dr Mirzam.
3. Gunung Api Padam
Gunung api padam atau extinct adalah gunung api yang sudah tidak memiliki pasokan magma aktif.
Tentang Gunung Api Dormant atau Tertidur
Dr Mirzam mencontohkan kasus Gunung Sinabung di Sumatera Utara. Gunung tersebut diketahui kembali aktif pada 2010 setelah tidur lebih dari 400 tahun.
Adapun gunung api dormant memiliki sub jenis yang perlu diperhatikan yaitu restless volcano atau gunung api yang tampak tenang tetapi memperlihatkan aktivitas magmatik di bawah permukaan.
"Kelompok ini menunjukkan tanda-tanda pergerakan magma di bawah permukaan meskipun tidak sedang meletus," jelasnya.
Di Indonesia, sub kelompok ini dikenal sebagai gunung api tipe B dengan 30 jumlah yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Risiko Besar bagi Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara dengan gunun gapi terbanyak di dunia. Dr Mirzam mengungkap sekitar 16% gunung api dunia atau 127 gunung api ada di Indonesia.
Besarnya jumlah penduduk yang tinggal di lereng gunung api ikut menambah kerentanan. Lebih dari 350 juta orang di dunia hidup dalam radius 30 km dari gunung api aktif atau berpotensi aktif.
Tinggal di wilayah Ring of Fire, Dr Mirzam menekankan pentingnya meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai dinamika gunung api.
"Belajar, memahami, dan mengenal gunungapi adalah cara terbaik untuk hidup harmonis bagi kita yang tinggal di kawasan Ring of Fire," ujarnya.
Simak Video "Video: Melihat dari Dekat Semburan Lava Gunung Berapi Setinggi 120 Meter"
(nir/faz)