Beda Banjir Rob dan Banjir Bandang, Waspada hingga Periode Nataru 2025/2026

ADVERTISEMENT

Beda Banjir Rob dan Banjir Bandang, Waspada hingga Periode Nataru 2025/2026

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 05 Des 2025 12:00 WIB
Beda Banjir Rob dan Banjir Bandang, Waspada hingga Periode Nataru 2025/2026
Foto: Banjir rob di kawasan Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta Utara. (Taufiq/detikcom)
Jakarta -

Banjir rob dilaporkan terjadi baru-baru ini di Jakarta dan Kepulauan Seribu serta Jalur Pantura. Sementara itu, banjir bandang dan longsor menyapu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, serta di Jawa Tengah (Cilacap, Banjarnegara). Apa beda banjir rob dan banjir bandang?

Diketahui, baik banjir rob maupun banjir bandang sama-sama menimbulkan kerusakan permukiman dan infrastruktur. Kedua bencana banjir ini juga bisa menelan korban jiwa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beda Banjir Rob dan Banjir Bandang

Banjir rob adalah peristiwa air laut masuk ke daratan karena permukaan laut naik karena pasang badai, maupun perubahan iklim. Banjir pesisir ini terutama terjadi saat fase pasang maksimum, seperti dikutip dari Knowledge Management System (KMS) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

BMKG mengumumkan, fenomena fase Bulan dalam jarak terdekat ke Bumi (perigee) dan bulan purnama pada 4 Desember 2025, berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum.

ADVERTISEMENT

Sedangkan banjir bandang adalah peristiwa banjir tiba-tiba dengan debit air besar karena aliran sungai terbendung pada alur sungai, dikutip dari Atmosfera, Buletin Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo BMKG Vol 2 No 13 Februari 2021. Hujan lebat atau ekstrem dalam waktu singkat, kurang dari 6 jam, dan faktor lingkungan, juga bisa memicu banjir bandang.

Ciri-ciri Banjir Bandang

Dalam Portal Informasi Kejadian Cuaca Ekstrem (Pikacu) BMKG dijelaskan, ciri-ciri banjir bandang yang berbeda dengan banjir rob yakni sebagai berikut:

  • Air banjir deras setelah hujan lebat
  • Menghancurkan dasar sungai, jalanan kota, ngarai pegunungan, dan lain-lain
  • Menyapu apapun di depannya
  • Dapat terjadi dalam hitungan menit sampai beberapa jam setelah hujan lebat
  • Dapat terjadi tanpa hujan lebat, misalnya karena tanggul bendungan jebol atau pelepasan air tiba-tiba oleh puing atau bongkahan es

Ciri-ciri Banjir Rob

  • Air banjir berasal langsung dari air laut
  • Terjadi berkala pada saat pasang tinggi
  • Lebih lazim terjadi di kawasan pesisir
  • Dapat terjadi permanen jika dipengaruhi faktor lingkungan dan perubahan iklim
  • Dapat terjadi tanpa adanya hujan turun
  • Merusak aktivitas bongkar muat pelabuhan, permukiman dan infrastruktur pesisir, tambak garam, dan perikanan darat

Waspada Banjir Rob dan Banjir Bandang

BMKG mengeluarkan peringatan waspada banjir rob dan cuaca ekstrem jelang memasuki periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Sejumlah daerah dengan potensi banjir rob hingga 15 Desember 2025 yaitu:

  • Pesisir Aceh
  • Pesisir Sumatera Utara
  • Pesisir Sumatera Barat
  • Pesisir Jambi
  • Pesisir Kepulauan Riau
  • Pesisir Kepulauan Bangka Belitung
  • Pesisir Lampung
  • Pesisir Banten
  • Pesisir Jakarta
  • Pesisir Jawa Barat
  • Pesisir Jawa Tengah
  • Pesisir Jawa Timur
  • Pesisir Bali
  • Pesisir Nusa Tenggara Barat
  • Pesisir Nusa Tenggara Timur
  • Pesisir Kalimantan Utara
  • Pesisir Kalimantan Selatan
  • Pesisir Kalimantan Barat
  • Pesisir Kalimantan Tengah
  • Pesisir Sulawesi Utara
  • Pesisir Maluku

Sedangkan daerah dengan potensi pertumbuhan bibit siklon (badai) pada periode Nataru 2025/2026 yaitu di perairan selatan Indonesia hingga Nusa Tenggara Timur (NTT), Laut Arafura, dan perairan selatan Papua. Disertai hujan lebat ekstrem, dampaknya bisa meluas dari laut ke darat, dan menyebabkan kerusakan besar di wilayah yang luas.

Adapun daerah yang berpotensi terdampak langsung dan tidak langsung yaitu:

  • Bengkulu
  • Lampung
  • Banten
  • DKI Jakarta
  • Jawa
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat (NTB)
  • Maluku
  • Papua Selatan
  • Papua Tengah

BMKG memperingatkan, pada 28 Desember 2025-10 Januari 2026, berbagai daerah akan mengalami hujan intensitas tinggi hingga sangat tinggi (300-500 mm per bulan). Berikut daerah yang diwaspadai:

  • Hampir seluruh wilayah Pulau Jawa
  • Bali
  • NTT
  • NTB
  • Sebagian Sulawesi Selatan
  • Papua Selatan

Berhati-hati dalam beraktivitas dan libur. Utamakan keselamatan ya, detikers!




(twu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads