Transformasi sosial RI pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 salah satunya menitikberatkan pada peningkatan pendidikan kualitas pendidikan semua jenjang utuk melahirkan SDM unggul inovatif yang berdaya saing. Sementara itu, dunia pendidikan hingga sepanjang tahun ini masih diwarnai kekerasan dan perundungan, termasuk di dunia siber.
Merespons kondisi ini, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) TB Ace Hasan Syadzily mengatakan disrupsi teknologi turut memicu praktik cyberbullying di dunia pendidikan. Ia menilai butuh pengaturan penggunaan media digital yang menghindarkan pelajar dari risiko tersebut.
"Penggunaan media digital pun harus diarahkan pada upaya untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikannya. Tetapi, hal-hal yang mengarah kepada penggunaan media digital, yang mempengaruhi terhadap cara pandang yang tidak sesuai dengan karakter kebangsaan kita, itu juga harus diatur sedemikian rupa," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut disampaikan TB Ace di sela Seminar Nasional Lemhannas RI: Transformasi Sistem Pendidikan Nasional dalam Mewujudkan SDM Unggul di kantor Lemhannas, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2025).
Intensifkan Ruang Konsultasi dan Konseling Sekolah, Tapi...
TB Ace mengatakan, berdasarkan kajian Lemhannas terhadap fenomena cyberbullying pihaknya merekomendasikan penggiatan ruang konsultasi dan konseling di sekolah.
"Mengintensifkan kembali, misalnya, ruang konsultasi bagi anak dan peserta didik di sekolah. Tapi tentu kami pun juga mendorong, dulu kan ada yang namanya guru BK, bimbingan dan konseling," ucapnya.
Sementara itu, ia menegaskan, peran bimbingan anak dalam penggunaan media digital, antikekerasan, serta antiperundungan siber juga diemban orang tua dan keluarga.
"Yang paling penting juga saya kira, pendidikan itu bukan hanya di dalam sekolah, tetapi juga di dalam keluarga. Karena itu kolaborasi dunia pendidikan dengan keluarga dan orang tua menjadi sangat penting untuk dibangun," ucapnya.
Antisipasi Karakter Pelajar
Ia menambahkan, kolaborasi pencegahan kekerasan dan perundungan, termasuk di dunia digital, juga penting untuk mendukung tumbuhnya anak yang cerdas secara akademik dan berkarakter baik.
"Bagaimana dunia pendidikan kita sekali lagi bukan hanya mencetak para peserta didik yang memiliki kemampuan di bidang akademik, tetapi juga adalah karakter dan penggunaan media sosial secara cerdas," ucapnya.
Selaras, sejumlah studi sebelumnya menunjukkan siswa yang memiliki kemampuan tinggi di bidang akademis tidak kebal dari risiko menjadi perundung. Penelitian Γngela MartΓnez-Monteagudo dan rekan-rekan pada jurnal Aggression and Violent Behavior (2023) merekomendasikan komunitas pendidikan perlu menawarkan pencegahan dan intervensi khusus bagi anak yang berkemampuan akademis baik.
Rekomendasi tersebut didasarkan pada tinjauan sistematis terhadap 165 karya penelitian yang sudah menganalisis perundungan di sekolah dan cyberbullying pada siswa berbakat akademis. Sebagian di antaranya menganalisis perbedaannya dengan siswa yang tidak berbakat akademis, sebagian lainnya menggunakan sampel khusus anak berbakat akademis saja.
Pencarian karya penelitian bersangkutan dilakukan di pangkalan data psikologi utama (Scopus, Web of Science, dan Psych Info), dengan mempertimbangkan karya penelitian dalam rentang 22 tahun (2000-2022). Hasil studi dipublikasi dengan judul "School bullying and cyberbullying in academically gifted students: A systematic review" pada 16 April 2023.
(twu/nah)











































