Badan Pusat Statistik (BPS) akan merekrut 190 ribu petugas untuk sensus ekonomi nasional pada Juni-Juli 2026. Sensus tersebut untuk mendata semua pelaku usaha dan dilakukan 10 tahun sekali.
Rekrutmen akan diluncurkan Januari 2026, tetapi mulai dilaksanakan pada Februari 2026. Wakil Kepala BPS RI, Sonny Harry Budiutomo Harmadi mengatakan kandidat bisa berasal dari kalangan mahasiswa, dosen, ataupun akademisi.
Upah yang dibayarkan untuk bergabung dengan sensus ini bergantung jumlah responden yang dikumpulkan. Menurut Sonny, kemungkinan bisa Rp 3-5 juta per bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami butuh 190 ribu petugas di lapangan, bisa dari mahasiswa, dosen, akademisi silahkan bergabung karena ini sifatnya padat karya se-Indonesia," ujarnya dalam kegiatan Focus Group Discussion Sosialiasi Sensus Ekonomi 2026 di Pekanbaru pada Jumat (21/11/2025), dilansir oleh Antara.
Sonny mengatakan sensus ekonomi merupakan hajatan besar BPS untuk mencacah semua pelaku usaha. Alasan kenapa dilakukan setiap 10 tahun sekali adalah karena struktur ekonomi sepanjang periode ini dapat berubah.
Apa Itu Sensus Ekonomi Nasional?
Dijelaskan dalam laman resmi BPS, dalam sensus ekonomi terbesar di Indonesia ini, data yang dikumpulkan mencakup seluruh sektor usaha kecuali pertanian. Sensus tersebut digunakan bagi pemerintah maupun sektor lain untuk memperoleh gambaran lebih akurat tentang perkembangan dunia usaha di Indonesia.
Informasi yang akan disediakan dalam sensus ekonomi ini di antaranya:
- Struktur ekonomi: Mencakup kewilayahan, lapangan usaha, skala usaha, dan benchmarking indikator ekonomi
- Karakteristik usaha: Mencakup kendala dan prospel usaha, permodalan dan investasi, serta kinerja dan daya saing usaha
- Ekonomi digital dan ekonomi lingkungan: Mencakup ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
(nah/nwk)











































