Bagaimana Cara Semut Memilih Ratunya?

ADVERTISEMENT

Bagaimana Cara Semut Memilih Ratunya?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Rabu, 19 Nov 2025 19:30 WIB
Ilustrasi kawanan semut
Foto: iStockphoto/Peter Vahlersvik/Ilustrasi koloni semut
Jakarta -

Semut merupakan hewan yang hidup berkoloni dan memiliki sistem kasta, mirip seperti manusia. Mereka memiliki ratu, pekerja, dan jantan. Namun, tahukah kamu bagaimana semut menentukan ratunya?

Dalam sistem koloni semut, puncak kastanya yaitu ratu. Biasanya, ratu semut terlahir bersayap dan berukuran paling besar di koloninya.

Mengutip laman McGill University, 'calon' ratu semut akan melakukan perkawinan terbang dengan semut jantan. Setelah itu, 'calon' ratu semut akan terbang dan memulai koloninya sendiri usai menyimpan sperma dari perkawinan pertama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uniknya, semut yang menyimpan sperma tersebut tidak perlu kawin lagi. Nantinya, ratu semut secara selektif akan membuahi telur yang dihasilkan.

Untuk membentuk koloni pertamanya, ratu semut akan terus membuahi telur untuk menghasilkan ribuan, bahkan jutaan semut yang akan menjadi koloninya. Selama itu, ratu semut akan mendapatkan makanan dengan mencerna sayapnya sendiri.

ADVERTISEMENT

Lalu sampai koloninya terbentuk, akan ada semut-semut pekerja yang bertugas mengurus telur, sarang, hingga mencari makanan, termasuk makanan untuk sang ratu.

Bagaimana Cara Semut Menentukan Ratunya?

Dalam satu koloni, anggota semut bisa mencapai ribuan bahkan jutaan. Ratu semut bertugas untuk terus bereproduksi menghasilkan penerus koloni, sedangkan semut pekerja bertugas mengumpulkan makanan, membangun sarang, hingga menjaga ratu dan koloni tetap hidup.

Untuk semut yang tidak dibuahi, nantinya akan menjadi semut jantan yang subur, disebut semut 'penerbang'. Para jantan hidup untuk kawin dengan 'calon' ratu semut dan kemudian mati tak lama setelahnya.

Menurut Canada Ant Colony, ratu tidak secara aktif bertindak sebagai pemimpin yang mengarahkan atau mengendalikan aktivitas koloni. Namun, ratu semut melepaskan sinyal kimia khas yang disebut feromon, untuk membantu mengatur koloni dan mempertahankan strukturnya.

Secara umum, telur-telur yang dihasilkan oleh ratu semut akan melahirkan semut pekerja atau ratu. Penentu semut mana yang akan menjadi ratu, bukan dipilih, tapi bergantung pada kombinasi faktor lingkungan, seperti nutrisi, suhu, dan terkadang bahkan genetika.

1. Faktor Makanan

Biasanya, larva semut yang akan menjadi ratu, diberi makan lebih banyak dan pola makan yang lebih kaya nutrisi dibanding larva semut yang akan jadi pekerja. Pola makan yang berbeda ini memungkinkan larva semut ratu berkembang menjadi semut dewasa berukuran lebih besar dan memiliki organ reproduksi khusus (untuk terus bertelur membangun koloni).

2. Faktor Suhu

Selain makanan, faktor suhu tempat larva berkembang juga berpengaruh bagi beberapa spesies semut. Jenis semut tertentu, lebih mungkin berkembang menjadi ratu jika terpapar suhu yang lebih dingin.

Para ilmuwan menyebut, adaptasi ini membantu koloni menghasilkan ratu hanya ketika musimnya tepat bagi mereka untuk terbang, kawin, dan membangun koloni baru.

3. Faktor Feromon

Semut berkomunikasi dengan sinyal kimia (feromon) yang bisa menandai apa pun. Dalam setiap koloni, ratu memiliki cara ampuh untuk mengendalikan 'penerus' ratu baru.

Dengan melepaskan feromon tertentu, ratu bisa memberi tahu semut pekerja untuk tidak membesarkan ratu baru. Feromon ini sangat penting karena komunikasi akan membawa semut-semut untuk harus melakukan apa dan ke mana mereka harus pergi.

Meski berbagai faktor bisa diteliti, tapi para ilmuwan masih belum tahu bagaimana semut dapat berkembang sangat berbeda menjadi semut pekerja dan ratu, hanya dari nutrisi dan faktor lingkungan.

Teka-teki Cara Semut Menghasilkan Keturunan

Para ilmuwan di UC Riverside, berhasil menemukan menemukan serangkaian gen pada satu kromosom yang terkait dengan fenomena semut, yang bisa menghasilkan keturunan seluruhnya jantan atau betina. Penemuan ini diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences pada 12 November 2021.

Berbeda dengan manusia yang kedua orang tua menyumbangkan satu salinan genom kepada keturunan mereka, semut betina merupakan satu-satunya yang membawa dua salinan. Sementara untuk semut jantan hanya membawa satu salinan.

"Semut jantan berkembang dari telur yang tidak dibuahi yang diletakkan induknya," kata Alan Brelsford, ahli biologi evolusi UCR dan penulis utama studi tersebut, dikutip dari laman UC Riverside.

"Oleh karena itu, semut jantan, seperti halnya lebah dan tawon, secara genetik memiliki ibu tetapi tidak memiliki ayah," tambahnya.

Dalam spesimen penelitian pada 2016, ilmuwan menemukan bahwa semut pekerja pada koloni, selalu betina, tapi mereka tidak akan bereproduksi. Semut 'betina' pekerja hanya bertugas mengumpulkan makanan, sedangkan urusan reproduksi hanya menjadi tugas ratu.

Setiap ratu dalam koloni, bisa bertelur ratusan butir per hari. Sementara semut jantan hanya hidup beberapa jam setelah perkawinan terbang dengan 'calon' ratu semut. Meski hanya hidup sebentar, semut jantan berperan penting dalam menghasilkan keturunan baru dan koloni berikutnya.

Meski begitu, peneliti mengungkapkan genetika mungkin bukan satu-satunya cara ratu semut dapat memengaruhi jenis kelamin koloni mereka. Ini karena mereka dapat memutuskan untuk tidak menggunakan sperma yang disimpan, yang akan menghasilkan semut jantan.

"Ketika makanan berlebih diberikan kepada sebuah koloni, jumlah jantan yang dihasilkan akan lebih sedikit," papar Brelsford.

Hal ini menunjukkan, bahwa faktor makanan dan nutrisi juga berpengaruh dalam menentukan kelamin semut yang akan menetas. Di sisi lain, studi lain menyebut adanya faktor lingkungan.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads