Jenis Kelompok Sosial: Pengertian, Ciri, dan Contoh Lengkap

ADVERTISEMENT

Jenis Kelompok Sosial: Pengertian, Ciri, dan Contoh Lengkap

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Senin, 17 Nov 2025 06:30 WIB
Ilustrasi makan bersama teman.
Manusia sebagai makhluk sosial hidup dalam kelompok. Begini pengertian, ciri, dan jenis kelompok sosial yang membentuk interaksi dalam masyarakat. Foto: Getty Images/PeopleImages
Jakarta -

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri. Sejak lahir, manusia sudah terbiasa hidup berkelompok dengan menjadi anggota keluarga. Ketika usia sekolah, manusia masuk ke dalam kelompok belajar, kelas, dan teman sebaya.

Saat dewasa, manusia mulai mengikuti organisasi, komunitas kegemaran, dan kelompok kerja. Semua itu adalah bentuk nyata dari kelompok yang tak lepas dari kehidupan sehari-hari.

Sosiologi memandang kelompok sosial sebagai elemen penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam modul Sosiologi kelas IX karya Fitri Nur Khotimah disebutkan, tanpa kelompok sosial, manusia akan kesulitan memenuhi kebutuhan, menyalurkan aspirasi, bahkan menjaga identitas dirinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, apa sebenarnya kelompok sosial itu, apa ciri-cirinya, dan bagaimana jenis-jenisnya? Yuk, simak sampai tuntas.

ADVERTISEMENT

Pengertian Kelompok Sosial

Secara umum, kelompok sosial dapat dipahami sebagai sekumpulan individu yang saling berinteraksi, memiliki tujuan bersama, dan sadar bahwa dirinya adalah bagian dari kelompok tersebut.

Beberapa ahli sosiologi memberikan definisi lebih rinci:

  • Soerjono Soekanto menekankan bahwa kelompok adalah himpunan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan secara timbal balik. Artinya, hubungan antar anggota tidak sekadar ada, tetapi juga saling mempengaruhi.
  • Paul B Horton dan Chester L Hunt menjelaskan bahwa kelompok sosial terbentuk dari kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya. Jadi, bukan sekadar kumpulan orang, melainkan kumpulan yang diikat oleh kesadaran sebagai bagian dari kelompok.
  • George Homans menambahkan bahwa kelompok terdiri dari individu yang melakukan kegiatan bersama, saling berinteraksi, serta memiliki perasaan yang mengikat mereka dalam suatu kesatuan yang terorganisasi.


Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial bukan hanya kumpulan fisik manusia, tetapi juga dilandasi interaksi, kesadaran, dan tujuan yang sama.

Ciri-Ciri Kelompok Sosial

Agar sebuah kumpulan orang dapat disebut kelompok sosial, ada sejumlah ciri yang membedakannya dari sekadar kerumunan.

  • Anggota sadar bahwa dirinya bagian dari kelompok. Misalnya, seorang mahasiswa sadar bahwa dirinya anggota organisasi kampus yang ia ikuti.
  • Ada hubungan timbal balik antaranggota. Hubungan ini bisa berupa kerja sama, komunikasi, atau bahkan konflik yang tetap memperlihatkan adanya interaksi sosial.
  • Ada faktor pemersatu. Faktor ini bisa berupa tujuan, kepentingan, atau bahkan ideologi yang sama. Misalnya, kelompok suporter sepak bola bersatu karena tujuan mendukung tim kebanggaannya.
  • Ada struktur, aturan, dan pola perilaku. Setiap kelompok biasanya memiliki peran masing-masing, seperti ketua, anggota, atau divisi khusus.
  • Adanya norma bersama.
  • Adanya kepentingan yang dijalankan secara kolektif.
  • Adanya dinamika yang terus berkembang.

Singkatnya, kelompok sosial berbeda dari sekadar kumpulan orang-orang yang berkumpul di pasar atau halte bus. Kelompok sosial terbentuk karena ada kesadaran, interaksi, dan tujuan yang menyatukan.

Jenis & Contoh Kelompok Sosial

Kelompok sosial dapat dibagi dalam berbagai kategori. Pembagian ini didasarkan pada kedekatan hubungan, bentuk ikatan, struktur organisasi, maupun fungsi dalam masyarakat.

1. Berdasarkan Kedekatan Hubungan

  • Kelompok primer adalah kelompok kecil dengan hubungan erat, intim, dan emosional. Contohnya keluarga, sahabat dekat, atau kelompok bermain masa kecil. Dalam kelompok ini, hubungan antaranggota biasanya langgeng dan penuh rasa solidaritas.
  • Kelompok sekunder bersifat formal dan impersonal. Hubungan antaranggota tidak terlalu dekat, lebih rasional, dan cenderung sementara. Contohnya organisasi kerja, partai politik, atau perkumpulan bisnis.

2. Berdasarkan Kesadaran Keanggotaan

  • In-Group adalah kelompok saat seseorang merasa menjadi bagian darinya. Misalnya kalimat "keluargaku" atau "negaraku" mencerminkan ikatan emosional yang kuat.
  • Out-Group adalah kelompok yang dianggap bukan bagian dari dirinya. Rivalitas suporter sepak bola, misalnya, menunjukkan adanya batas antara in-group dan out-group.

3. Berdasarkan Bentuk Ikatan

  • Paguyuban (gemeinschaft) terbentuk dari ikatan batin yang alamiah dan kekal. Contoh nyata adalah keluarga, rukun tetangga, atau ikatan kekerabatan.
  • Patembayan (gesellschaft) justru berlandaskan ikatan rasional yang sementara, biasanya untuk kepentingan praktis. Misalnya organisasi dagang atau hubungan antar pedagang di pasar.

4. Berdasarkan Struktur

  • Kelompok formal memiliki aturan jelas, struktur organisasi, dan tujuan tertentu. Sekolah, kepolisian, atau partai politik termasuk dalam kategori ini.
  • Kelompok informal tumbuh secara spontan dari interaksi sosial sehari-hari. Arisan ibu-ibu atau kelompok nongkrong remaja adalah contoh sederhana.

5. Berdasarkan Fungsi

  • Membership group, keanggotaan didasarkan pada keterlibatan fisik, misalnya anggota OSIS atau klub olahraga.
  • Reference group, kelompok yang dijadikan acuan meski seseorang bukan anggotanya, misalnya komunitas selebritas idola atau tokoh panutan.
  • Kelompok okupasional/profesi, terbentuk karena pekerjaan sejenis, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) atau Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
  • Kelompok volunteer, muncul karena kepentingan bersama, meski tidak mendapat perhatian besar dari masyarakat. Contohnya kelompok relawan sosial.

6. Kelompok Sosial Tidak Teratur

Selain kelompok yang terorganisasi, ada juga kelompok tidak teratur:

  • Kerumunan (crowd), yaitu kumpulan sementara tanpa ikatan permanen, misalnya penonton konser atau antrian tiket.
  • Publik, terbentuk melalui media, berlangsung sementara, dan anggotanya tidak saling mengenal, seperti pembaca berita atau penyebar gosip.
  • Massa, yakni kumpulan besar yang heterogen dan anonim, sering terlihat dalam demonstrasi atau aksi sosial.

7. Tipe Kelompok Menurut Bierstedt

Ahli sosiologi Bierstedt membagi kelompok sosial menjadi empat:

  • Kelompok statistik, hanya berupa data, tanpa interaksi (contoh: penduduk usia 10-15 tahun).
  • Kelompok sosial, ada interaksi, tapi tidak berorganisasi (contoh: kelompok kerabat).
  • Kelompok asosiasi, ada interaksi dan organisasi formal (contoh: negara, sekolah, kampus).
  • Kelompok kemasyarakatan, didasarkan pada persamaan tempat tinggal, tanpa organisasi formal (contoh: warga komplek).

Dengan memahami pengertian, ciri, dan jenis kelompok sosial, kita bisa lebih sadar bahwa keberagaman kelompok di masyarakat bukanlah penghalang, melainkan kekuatan untuk saling melengkapi.

Jadi, ketika berada di sekolah, kampus, organisasi, atau komunitas, detikers sedang belajar menjadi bagian dari jaringan kelompok sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat itu sendiri.




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads