Banyak orang tua mungkin menganggap dongeng sebelum tidur hanya cara turun-temurun untuk menidurkan anak. Padahal, kebiasaan sederhana ini menyimpan manfaat luar biasa bagi perkembangan kognitif, emosional, dan sosial si kecil.
Apa Itu Dongeng Sebelum Tidur?
Dongeng sebelum tidur merupakan tradisi bercerita yang dilakukan menjelang waktu tidur. Ceritanya bisa berupa kisah rakyat, legenda, dongeng klasik, atau bahkan cerita imajinatif buatan orang tua sendiri.
Menurut penelitian Sharon Writer dalam artikel "The Bedtime Story: A New Chapter" (2018), membaca atau menceritakan dongeng sebelum tidur bukan sekadar rutinitas malam hari. Lebih dari itu, ia menjadi bentuk komunikasi hangat antara anak dan orang tua sekaligus sarana pembelajaran yang efektif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, kegiatan bercerita di malam hari bukan hanya budaya, tetapi juga alat penting dalam mendukung tumbuh kembang anak.
Manfaat Dongeng Sebelum Tidur
1. Dongeng sebelum tidur meningkatkan kemampuan bahasa dan imajinasi. Anak yang sering mendengarkan cerita memiliki perbendaharaan kata yang lebih kaya.
2. Dongeng mampu membentuk emosi yang lebih stabil. Ritual bercerita malam hari terbukti menenangkan anak, mengurangi rasa takut, dan membantu mereka mengelola emosi.
3. Dongeng sebelum tidur mampu mempererat hubungan orang tua dan anak. Momen mendongeng menciptakan kedekatan emosional yang kuat.
4. Dongeng menanamkan nilai moral dan sosial. Banyak dongeng menyisipkan pesan moral seperti kejujuran, kerja keras, dan keberanian.
5. Dongeng membantu pola tidur yang lebih baik. Cerita berfungsi sebagai transisi lembut dari waktu aktif menuju waktu istirahat.
Contoh dongeng sebelum tidur
Dongeng Pertama
Lebah yang Bersatu
(Sumber: Buku 5 Dongeng Anak Dunia karya Dedik Dwi P )
Leu adalah lebah madu yang tinggal di perbukitan Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Sebagai anak sulung dari sepuluh bersaudara, Leu berusaha untuk selalu menjaga kerukunan di antara adik-adiknya.
Adik-adik Leu hampir setiap hari bertengkar. Berawal dari senda-gurau hingga berlanjut pada perkelahian. Melihat kejadian itu, beberapa hewan lain merasa terganggu akan kegaduhan yang hampir setiap hari mereka lakukan.
Leu mencoba mencari cara untuk menyadarkan kesembilan adiknya agar tetap rukun. Muncullah sebuah ide. Leu mengambil satu ranting kayu dan sepuluh ranting kayu yang diikat menjadi satu.
Kesembilan adiknya diminta berkumpul. Alhamdulillah tidak ada yang absen untuk memenuhi panggilan Leu sang kakak. "Terimakasih atas kedatangan kalian adik-adikku," ungkap Leu memulai obrolan.
"Di depan kalian ada satu ranting kayu dan satu ikat ranting kayu yang sengaja kakak ikat, siapa di antara kalian yang bisa mematahkan ranting ranting ini?" tanya Leu pada adik-adiknya.
"Aku mau mencobanya," jawab adik Leu yang paling kecil.
Untuk mematahkan satu ranting kayu, adik Leu tidak mengalami kesulitan. "Ini sangat mudah untuk aku lakukan," ungkapnya.
Setelah itu, kakak Leu menyodorkan satu ikat ranting. Berbagai cara ia lakukan untuk mematahkan ikatan ranting kayu. Namun, ranting itu tetap tidak patah. Adik Leu yang paling kecil pun menyerah dan meminta kakak kakaknya yang lain untuk mencoba.
Adik yang kedua pun ikut mencoba. Satu ranting kayu dengan mudah dipatahkan, tetapi untuk satu ikat ranting kayu dia juga mengalami kesulitan.
Tenaga adik leu dikeluarkan sekuat-kuatnya, namun usahanya pun masih tetap sia-sia.
Adik Leu yang ketiga, keempat, kelima, hingga yang kesembilan pun mencoba untuk mematahkan ikatan ranting kayu itu. Namun, semua mendapat hasil yang sama yakni kegagalan untuk mematahkan ranting kayu yang sudah terikat menjadi satu.
"Inilah yang kakak ingin bilang, hiduplah seperti ranting kayu yang terikat menjadi satu. Semakin kita rukun, maka semakin kuat kemampuan kita.
Begitupun sebaliknya, ketika kita sering bertengkar maka kerapuhan yang akan kita dapati.
Semua adik Leu merunduk tak dapat berkata apa-apa lagi selain merenungkan ucapan kak Leu tentang sikap yang selama ini mereka lakukan.
Akhirnya, kesembilan adik Leu mulai sadar atas kekeliruan yang selama ini mereka lakukan. Adik-adik Leu lantas saling meminta maaf dan berjanji untuk tidak akan bertengkar dan marah-marahan lagi, dengan menjaga hubungan baik kepada saudara maupun teman-temannya.
Dongeng Kedua
Faiz Sayang Kepada Adik
(Sumber: Buku 20 Kumpulan Cerita untuk Anak Hebat karya Endang Fatmawati )
Faiz memiliki dua adik, perempuan dan laki-laki. Suasana pandemi COVID-19 membuat semua pembelajaran di sekolah dilakukan secara online dan menggunakan media daring. Malam itu Faiz membantu adik bungsunya mengerjakan PR. Pak Guru selalu memberi tugas membuat video setiap minggunya.
"Dik Haydar, apa tugas videonya?" tanya Faiz.
"Ini Mamas, saya disuruh buat video nyanyi gambuh," jawab Haydar tampak kebingungan.
Gambuh itu merupakan salah satu tembang macapat. Oleh karena itu, harus menyanyi berbahasa Jawa. Hal inilah yang membuat Haydar tampak gelisah dan kesulitan.
Maklum, bahasa keseharian dengan keluarga menggunakan Bahasa Indonesia.
"Boleh enggak divideokannya pakai HP Mamas," tanya Dik Haydar.
"Oh iya Dik, boleh dong. Mamas kan sayang sama Adik." jawab Faiz sambil mengusap kepala adiknya.
Ketika pagi hari, Faiz juga sibuk membantu Ibu menyiapkan makanan untuk adik-adiknya. Kebetulan selera lauk kedua adiknya itu berbeda.
Adik perempuannya suka sekali ikan dan udang. Sementara itu, adik laki-lakinya yang bernama Haydar paling suka sama ayam kremes atau ayam geprek.
Islam mengajarkan akhlak mulia untuk menyayangi orang yang lebih muda. Jadi, hendaknya kita bersikap lemah lembut kepada yang umurnya lebih muda.
Mereka juga perlu dibimbing karena akal maupun ilmunya masih muda. Kakak yang baik mau melindungi dan menyayangi adiknya dengan sepenuh hati.
Dongeng Ketiga
Panda Anak Sholeh
Buku 5 Dongeng Anak Dunia karya Dedik Dwi P
Di daerah perbukitan China yang dingin, hiduplah habitat panda. Dalam habitat tersebut, tinggallah Pashol, seekor panda kecil bersama keluarganya.
Hari ini Pashol tampak sedih. Ia berdiam diri di bawah rerimbunan pohon bambu.
Ia bangun kesiangan sehingga tidak dapat berangkat ke masjid. Ibu Pashol mendekati anaknya yang nampak sedih. "Ada apa, Pashol?"
"Bu, pukul aku! Hari ini aku bangun kesiangan dan tidak sholat subuh," jawab
Pashol sambil menundukkan kepala.
"Mendengar ucapan itu. Ibu Pashol tersenyum. "Lihat ibu!"
Pashol pun secara perlahan mencoba menengadahkan kepala dan menatap ibunya.
"Ibu tidak akan memukulmu, ibu tahu kamu anak baik! Lupa itu wajar.
Kamu sudah pintar karena tahu kesalahanmu," ungkap ibu menasehati, "yang penting jangan diulangi lagi, Nak!" tambahnya.
Mendengar perkataan ibunya, Pashol pun segera meminta maaf dan memeluk ibunya. "Sekarang hapus rasa sedihmu dan ingat, jangan tidur larut malam!
Agar dapat bangun lebih awal. Dan segeralah ambil air wudhu setelah terbangun di waktu pagi dan sholatlah, Nak!" ungkap ibu.
Pashol mengangguk mendengarkan nasihat ibunya. Segera ia mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat. Usai sholat, ia kembali kepada ibunya.
"Sholat itu ibarat balas budi. Kita bebas menghirup udara, melihat indahnya dunia, itu semua pemberian Allah SWT semata.
Maka, sudah sepantasnya kita bersyukur atas karunia-Nya dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya," ungkap ibu Pashol padanya kemudian.
Ibu Pashol tidak bosan untuk mengingatkan. Bahwa shalat termasuk bagian perintah agama yang wajib hukumnya. Ibu Pashol selalu memberikan contoh kepada Pashol untuk menjaga sholat lima waktunya.
"Terimakasih ibu untuk nasihatnya. Pashol berjanji akan memperbaiki sholat Pashol. Pashol juga janji, tidak akan tidur terlalu malam lagi agar bisa bangun lebih awal bersama ayam-ayam," ungkap Pashol dengan selipan tawa ringan.
Ibu Pashol pun tertawa bahagia mendengar ucapan putranya dan dengan bangga memeluknya. "Ibu sayang sama Pashol,"bisik ibu padanya.
Dongeng Keempat
Mendahulukan Posisi Tidur Menghadap Kanan
(Sumber: Buku 20 Kumpulan Cerita untuk Anak Hebat karya Endang Fatmawati)
Salah satu adab tidur dianjurkan untuk miring ke kanan. Bahkan Rasulullah juga menganjurkan untuk tidur miring menghadap ke kanan. Artinya, tumpuan pada rusuk kanan. "Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu," (H.R. Al-Bukhari)
"Ayah, mengapa kok suka tidur miring ke kanan?" tanya Davian suatu pagi.
"Oh iya, Nak. Karena tidur miring ke kanan itu dapat menurunkan aktivitas sistem saraf, sehingga sangat dianjurkan," jawab ayahnya.
Bagaimanapun, posisi tidur yang baik sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Davian memang tergolong anak yang cerdas. Rasa keingintahuannya sangat tinggi terhadap sesuatu yang belum diketahuinya.
"Ayah, manfaatnya apa sih jika Davian tidurnya miring ke kanan?" desak Davian sambil menyentuh tangan ayahnya.
"Banyak manfaatnya, Nak. Misalnya, mendapatkan pahala karena menjalankan sunnah Rasul," jawab Ayah sambil mengelus tangan Davian.
"Kalau dari sisi kesehatan, Ayah?" tanyanya lagi.
"Dapat mengistirahatkan otak sebelah kiri, mempercepat pengeluaran cairan di usus, mengurangi beban jantung, mengosongkan kandung empedu pankreas, menghalangi tekanan hati berlebihan pada lambung, meningkatkan waktu penyerapan zat gizi, mempermudah proses kerja batang tenggorokan sisi kiri, dapat merangsang buang air besar, serta mengistirahatkan kaki kiri," jelas ayahnya dengan panjang lebar.
Davian terlihat diam sambil mengangguk-angguk tanda mengerti. Mulai saat itu, Davian selalu berusaha tidur dengan menghadap ke kanan. Davian ingin meneladani Rasulullah SAW.
Dongeng Kelima
Trenggiling sang Penolong
(Sumber: Buku 5 Dongeng Anak Dunia karya Dedik Dwi P)
Di sebuah padang sabana, Kalimantan Selatan. Tinggalah seekor trenggiling.
Trenggiling itu bernama Tresalong. Ia dikenal sebagai trenggiling yang suka menolong.
Pada suatu hari, seekor harimau datang ke padang sabana. Dan dia membuat takut semua hewan. Kelinci, Tupai, dan Tresalong yang sedang bermain turut ketakutan melihat kedatangan harimau.
Ketiganya bersembunyi di balik semak-semak.
"Suttt....jangan berisik!" kata Tupai sambil memperhatikan harimau yang perlahan mulai mendekat. Melihat langkah harimau yang semakin dekat.
Tubuh Kelinci gemetar ketakutan, semak-semak tempat mereka bersembunyi bergoyang-goyang lantaran gerakan tubuh Kelinci yang tak bisa ditahan.
Harimau pun melihat hal itu. Perlahan harimau mendekat ke semak-semak.
"Hei! Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya harimau. "Tidak, kami tidak sedang melakukan apa-apa," kata tupai menjawab pertanyaan si harimau.
"Baiklah, Aku lapar! Aku butuh daging segar.
Apakah kalian bisa memberiku makanan yang aku butuhkan?" seru sang harimau kepada kelinci, tupai, dan Tresalong. Mendengar hal itu, kelinci dan tupai semakin ketakutan.
Mereka pasrah dengan nasib hidupnya. Tidak ada langkah lain kecuali menanti harimau mencabik-cabik tubuh mereka dan menyantapnya.
Tresalong menyadari kedua temannya ketakutan, Oleh karenanya, Tresalong mencoba berbicara pada harimau.
"Harimau, dagingku sangat lezat, Aku mau memberikan dagingku kepadamu asalkan kamu mau melepaskan dua temanku untuk pergi dari sini," ungkap Tresalong kepada harimau.
"Apa kamu rela dagingmu aku makan?" timpal harimau kepadanya.
"Aku rela asalkan dua temanku diizinkan pulang menyampaikan kematianku kepada orang tuaku," ungkap Tresalong meyakinkan harimau.
"Baiklah, kalau hanya itu mau mu." pungkas Harimau.
Kelinci dan Tupai akhirnya diperkenankan untuk pergi menyampaikan keinginan Tresalong. Dengan berat hati keduanya beranjak pergi meninggalkan Tresalong dengan Harimau.
Saat dirasa cukup jauh, dan tak terlihat dari jangkauan mata, Tresalong segera meminta Harimau untuk mencicipi dagingnya.
Harimau yang sudah sangat lapar, tak mau menunggu lama, ia segera mendekat dan menyergap Tresalong. Namun seketika itu Tresalong menggulingkan tubuhnya.
Harimau tidak sadar bahwa Tresalong dapat menggulingkan tubuhnya dengan balutan sisik yang keras, dan membuat harimau kesusahan untuk memakannya.
Berulang kali harimau mencoba menggigit tubuh Tresalong namun usahanya sia-sia. Yang Harimau dapatkan justru rasa sakit pada taringnya karena berulang kali menggigit kerasnya sisik yang menyelimuti tubuh Tresalong.
Setelah beberapa waktu lamanya, harimau pun menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Tresalong. Harimau pun pergi dengan perut keroncongan. Karena ia tidak mendapat santapan daging untuk menu makan siang.
Sementara Tresalong justru gembira karena berhasil menyelamatkan kedua temannya dari buruan si Harimau. Ketika Tresalong pulang, semua teman dan keluarga menyambut dengan penuh haru.
Beragam ucapan terimakasih pun bersahut-sahutan datang dari Kelinci, Tupai dan orang tua kepada Tresalong. Tresalong pun hidup bahagia atas sikap penolongnya.
Penulis adalah peserta program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama di detikcom.
(nah/nah)











































