Makhluk hidup seperti bintang laut, ubur-ubur, bulu babi, dan anemon laut tidak memiliki otak. Namun, mereka dapat menangkap mangsa, merasakan bahaya, dan bereaksi terhadap lingkungan sekitar.
Jika tidak memiliki otak, apakah mereka dapat berpikir?
Bagaimana Hewan Tanpa Otak 'Berpikir'?
Menurut profesor neurobiologi di Universitas Fribourg di Swiss, Simon Sprecher, hewan tanpa otak tidak selalu berarti tanpa neuron. Selain spons laut dan placozoa yang berbentuk seperti gumpalan, semua hewan memiliki neuron.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak punya otak, bukan berarti tidak punya neuron," ujarnya kepada Live Science, dikutip Jumat (14/11/2025).
Sementara, Kepala Laboratorium Biologi Perkembangan dan Ekologi Molekuler Cnidaria di Universitas Haifa di Israel, Tamar Lotan mengatakan makhluk seperti ubur-ubur, anemon laut, dan hydra memiliki jaringan saraf difus, yaitu jaringan neuron yang saling terhubung yang tersebar di seluruh tubuh dan tentakel.
"Jaringan saraf dapat memproses masukan sensorik dan menghasilkan respons motorik yang terorganisir (misalnya, berenang, kontraksi, makan, dan menyengat), yang secara efektif melakukan integrasi informasi tanpa otak," jelasnya.
Pengaturan sederhana ini dapat mendukung perilaku yang sangat maju. Tim Sprecher menunjukkan anemon laut bintang (Nematostella vectensis) dapat membentuk ingatan asosiatif, yaitu belajar menghubungkan dua stimulus yang tidak terkait.
Dalam percobaan tersebut, para peneliti melatih anemon laut untuk mengasosiasikan kilatan cahaya yang tidak berbahaya dengan kejutan ringan. Berdasarkan percobaan ini, cahaya itu membuat mereka menarik diri.
Percobaan lain menunjukkan anemon laut dapat belajar mengenali tetangga yang identik secara genetik setelah pertemuan berulang. Mereka juga menahan agresi teritorial mereka yang biasanya. Fakta anemon mengubah perilaku mereka terhadap tetangga yang identik secara genetik menunjukkan kemampuan membedakan diri sendiri dan bukan diri sendiri.
Sebuah studi yang dipimpin oleh Jan Bielecki, seorang ahli neurobiologi di Universitas Kiel di Jerman menunjukkan ubur-ubur kotak dapat mengasosiasikan isyarat visual dengan sensasi fisik menabrak objek, yang membantu mereka menavigasi rintangan dengan lebih efektif.
"Keyakinan utama saya adalah pembelajaran dapat dicapai oleh neuron tunggal," kata Bielecki.
Jadi, jika hewan dengan jaringan saraf alih-alih otak, dapat mengingat dan belajar dari pengalaman, apakah itu berarti mereka dapat berpikir?
Bukan Berpikir, Ilmuwan Punya Istilah Lain untuk Hewan Tak Punya Otak
Sprecher menilai sebenarnya pertanyaan tersebut sulit dijawab. Definisi berpikir bergantung pada bidangnya. Psikolog, ahli biologi, dan ahli saraf mendefinisikan berpikir secara berbeda, menurut Bielecki.
Ia juga menilai berpikir adalah konsep yang terlalu samar. Para ilmuwan mempelajari hal-hal seperti pengambilan keputusan, pengenalan pola, pembelajaran asosiatif, pembentukan memori, dan penalaran induktif. Masing-masing memiliki definisinya sendiri yang jauh lebih sempit.
Seorang profesor perilaku hewan di Macquarie University di Australia, Ken Cheng, mencatat para ilmuwan cenderung menggunakan kata kognisi alih-alih berpikir.
"Para ilmuwan menghindari istilah berpikir karena berpikir, bagi kebanyakan dari kita, berarti sesuatu yang mengalir di kepala, dan kita tidak memiliki cara yang pas untuk memverifikasinya pada hewan atau spesies non-hewan lain," kata Cheng.
Ia menyebut, bahkan kognisi tidak memiliki definisi yang disepakati. Namun, dalam arti luas, kognisi adalah pemrosesan informasi, maksudnya menggunakan informasi dari dunia, termasuk dunia di dalam suatu organisme untuk melakukan sesuatu.
Jika berpikir adalah arti luas dari kognisi, maka semua bentuk kehidupan berpikir, kata Cheng. Termasuk hewan seperti spons laut dan placozoa, yang memproses informasi tentang lingkungan mereka untuk menjaga diri mereka tetap hidup.
Namun, ketika menyangkut kognisi tingkat lanjut yang melampaui pembelajaran dasar, para ilmuwan tidak yakin apakah hewan tanpa otak dapat berpikir.
Bagaimana Bertahan Hidup Jika Tak Punya Otak?
Sprecher mengatakan kognisi dasar dapat dianggap sebagai perubahan perilaku apa pun yang melampaui refleks. Berdasarkan definisi tersebut, hewan tanpa otak memang menunjukkan kognisi.
"Namun, jenis kemampuan kognitif yang lebih maju mungkin memerlukan kesadaran atau kesadaran diri," ujarnya.
Lotan menunjukkan cnidaria (famili hewan yang mencakup ubur-ubur, anemon laut, dan banyak invertebrata laut lainnya), yang berevolusi lebih dari 700 juta tahun yang lalu, terus berkembang pesat sementara bahkan banyak hewan berotak telah lama punah.
"Ketahanan ini menunjukkan mereka memiliki sistem adaptif unik yang memungkinkan mereka bertahan dan berkembang melalui perubahan lingkungan ekstrem dalam skala waktu geologis, meskipun tidak memiliki otak," ujarnya.
Neuron mereka memungkinkan mereka merasakan dan menafsirkan lingkungan sekitar.
(nah/pal)











































