Hewan-hewan Ini Makan Racun tapi Tidak Mati, Kok Bisa?

ADVERTISEMENT

Hewan-hewan Ini Makan Racun tapi Tidak Mati, Kok Bisa?

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Jumat, 07 Nov 2025 08:00 WIB
The royal ground snake (Erythrolamprus reginae) bisa memakan katak beracun dan tidak mati
Foto: iNaturalist/The royal ground snake (Erythrolamprus reginae) bisa memakan katak beracun dan tidak mati
Jakarta -

Racun tak selamanya mematikan bagi makhluk hidup. Nyatanya pada beberapa hewan dan tumbuhan memiliki racun yang berfungsi sebagai amunisi dan bentuk pertahanan diri.

Penelitian yang terbit di EcoEvoRxiv, menunjukkan bahwa beberapa hewan memiliki kemampuan unik untuk menetralkan, bahkan menyimpan racun yang mereka makan. Dari ular di hutan Amazon sampai serangga di padang rumput, semuanya punya strategi alam yang menakjubkan.

Tantangan di Hutan Amazon

Salah satu hewan yang 'kebal' terhadap racun yaitu royal ground snake (Erythrolamprus reginae). Sepuluh ular jenis ini diuji oleh ilmuwan untuk berhadapan dengan mangsa katak panah beracun bergaris tiga (Ameerega trivittata).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Enam ular memilih kelaparan daripada memangsa katak beracun itu. Namun, empat ular lainnya memilih memangsanya.

"Namun, sebelum menelan makanan mereka, mereka menyeret katak-katak tersebut di tanah -mirip dengan cara beberapa burung menggosok racun dari mangsanya, kata ahli biologi Valeria RamΓ­rez CastaΓ±eda dari University of California, Berkeley, dan rekan-rekannya, yang melakukan percobaan tersebut, dikutip dari Smithsonian Magazine.

ADVERTISEMENT

Dari empat royal ground snake, tiga di antaranya selamat hidup tanpa efek racun. Padahal kulit kodok itu penuh racun mematikan yang bisa menyerang protein sel hewan lain.

Para ilmuwan menemukan bahwa ular ini ternyata punya sistem tubuh yang mampu "memblokir" racun agar tidak bekerja. Bukan hanya selamat, mereka bahkan bisa menjadi tahan terhadap racun di masa depan.

Serangga yang Ubah Racun Jadi Senjata

Bukan hanya ular royal ground, serangga juga memiliki cara yang mirip. Misalnya, dogbane beetle, serangga kecil yang memakan tumbuhan beracun mengandung glikosida jantung (racun yang bisa menyerang jantung dan otot manusia).

Ajaibnya, racun dari tanaman itu tidak membunuh mereka, melainkan disimpan di dalam tubuhnya. Ketika ada predator datang, racun itu dikeluarkan sebagai mekanisme pertahanan diri.

Jadi, racun yang awalnya berbahaya malah berubah jadi tameng alami di alam liar.

Rahasia di Balik Ketahanan Racun

Menurut para ilmuwan mengatakan, ada rahasia kenapa ular dan serangga bisa kebal terhadap racun. Pertama mutasi genetik, yaitu perubahan pada protein tertentu membuat racun gagal menempel di sel sasaran.

Kedua, protein pelindung (transporter) bekerja seperti "satpam" yang menolak racun sebelum sempat menyerang tubuh. Selain itu, ada enzim penetral racun juga bekerja seperti spons biologis yang menyerap dan menghancurkan zat berbahaya.

Semua ini terbentuk melalui proses evolusi panjang, yang membuat setiap spesies memiliki pertahanan unik terhadap racun di lingkungannya.

Selama ini, dalam ekosistem, racun berperan besar dalam menjaga keseimbangan rantai makanan. Misalnya, serangga yang memakan tanaman beracun menjadi beracun bagi predatornya.

Lalu, predator itu bisa berevolusi agar tahan racun dan siklus ini terus berlanjut. Satu senyawa yang mampu mengubah seluruh pola interaksi antarspesies. Ular royal ground dan serangga kecil telah membuktikan bahwa racun bukan selalu simbol kematian.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads