Studi: Satwa Liar Lebih Takut Manusia Ketimbang Singa, Ini Buktinya

ADVERTISEMENT

Studi: Satwa Liar Lebih Takut Manusia Ketimbang Singa, Ini Buktinya

Fahri Zulfikar - detikEdu
Sabtu, 01 Nov 2025 11:00 WIB
Sejumlah negara memperingati Hari Margasatwa Sedunia. Namun, ruang satwa liar di negara Afrika timur kini menyusut.
Foto: AP Photo/Andrew Kasuku/Satwa Liar di Afrika Timur
Jakarta -

Singa dikenal sebagai predator puncak yang memangsa satwa liar di sabana Afrika. Namun, sebuah studi menemukan manusia justru lebih ditakuti oleh satwa liar ketimbang singa. Kok bisa?

Dalam studi yang terbit di Current Biology pada Oktober 2023, para ilmuwan melakukan penelitian terhadap satwa liar yang ada di Taman Nasional Kruger Raya Afrika Selatan. Mereka menggunakan audio (pengeras suara) berbagai hewan predator dan manusia. Kemudian melihat respons ketakutan dari satwa liar yang mendengar.

Audio tersebut dipasang di sekitar kubangan air yang biasa dilewati satwa liar, dengan volume 60 dB dari jarak sekitar 10 meter. Suara yang dikeluarkan yaitu suara singa menggeram dan mengaum, suara berburu, hingga suara manusia sedang berbicara dengan bahasa lokal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Speaker diaktifkan saat hewan-hewan berjalan. Kemudian, hewan akan mendengar suara tersebut selama 10 detik, sehingga kita dapat melihat apa yang dilakukan hewan tersebut sesaat sebelum mendengar suara tersebut. Apa yang dilakukannya saat mendengar suara tersebut, dan juga apa yang dilakukannya setelah suara tersebut berhenti," ujar penulis utama Liana Zanette, yang mempelajari ekologi rasa takut di Western University, Ontario, Kanada, dikutip dari Nature.

Suara Manusia Lebih Ditakuti Satwa Liar

Dalam percobaannya, para peneliti memasang kamera jebak dan pengeras suara di lubang-lubang air di taman nasional. Para peneliti kemudian merekam perilaku total 19 spesies mamalia.

ADVERTISEMENT

Mereka memutar suara percakapan manusia normal dalam empat bahasa Afrika Selatan, gonggongan anjing, tembakan, dan suara singa.

Hasilnya, banyak hewan ternyata lari dari sekitar kubangan air setelah mendengar suara manusia. Respons melarikan diri ini lebih cepat daripada mereka mendengar suara yang lain.

Mereka meninggalkan lubang air 40% lebih cepat sebagai respons terhadap rangsangan manusia daripada saat mereka berhadapan dengan singa, atau bahkan saat berburu mendengar suara seperti tembakan dan gonggongan anjing.

Hewan-hewan yang Takut dengan Suara Manusia

Peneliti mengungkapkan, hewan-hewan yang berlarian setelah mendengar suara manusia antara lain jerapah, macan tutul, hyena, zebra, kudu, babi hutan, impala, dan badak. Hanya gajah yang secara signifikan lebih mungkin lari setelah mendengar suara singa dibandingkan suara manusia.

Hal yang sama berlaku untuk waktu yang dihabiskan hewan di lubang air. Mereka biasanya tinggal lebih lama ketika suara singa diperdengarkan kepada mereka daripada ketika suara manusia terdengar.

Anjing liar, macan tutul, dan kerbau adalah satu-satunya hewan yang tetap lebih lama di lubang air ketika mereka mendengar suara manusia.

"Ada anggapan bahwa hewan terbiasa dengan manusia ketika hewan-hewan itu sedang tidak diburu. Namun kami telah menunjukkan bahwa itu tidak benar," kata ahli biologi konservasi Michael Clinchy, salah satu penulis penelitian tersebut, dilansir Scientific American.

"Rasa takut (hewan liar) terhadap manusia sudah mengakar dan menyebar luas, jadi kita perlu mengatasinya secara serius demi alasan konservasi," imbuhnya.

Tim tersebut kini sedang menyelidiki apakah sistem suara yang telah dimodifikasi dapat digunakan untuk membantu spesies yang terancam punah, seperti badak putih selatan, menjauh dari area perburuan liar yang diketahui di Afrika Selatan. Uji coba awal untuk menjauhkan badak dari area tersebut melalui penggunaan suara manusia, terbukti telah berhasil.




(faz/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads