Jakarta Sering banjir, Begini Riwayatnya Sejak Dulu dan Sebabnya

ADVERTISEMENT

Jakarta Sering banjir, Begini Riwayatnya Sejak Dulu dan Sebabnya

Nikita Rosa - detikEdu
Jumat, 31 Okt 2025 16:00 WIB
Jakarta Sering banjir, Begini Riwayatnya Sejak Dulu dan Sebabnya
Momen Evakuasi Warga Terdampak Banjir 3 Meter di Pancoran, Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)
Jakarta -

Jakarta lagi-lagi terendam banjir akibat hujan deras yang melanda beberapa waktu ini. Bukan hal baru, setidaknya ada beberapa faktor mengapa di Jakarta sering banjir.

Peneliti Ahli Madya dari Pusat RisetLimnologi dan Sumber Daya Air, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN),YusBudiono, mengungkapkan ada empat faktor utama penyebab banjir di wilayah ini yakni penurunan muka tanah (land subsidence), perubahan tata guna lahan (land use change), kenaikan muka air laut, serta fenomena cuaca ekstrem.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari hasil riset kami, penyebab utama meningkatnya risiko banjir di Jabodetabek adalah penurunan muka tanah, yang berkontribusi hingga 145% terhadap peningkatan risiko banjir," ungkap Yus dalam laman BRIN dikutip Jumat (31/10/2025).

Ia mengatakan perubahan tata guna lahan yang tidak terkendali turut mempertajam meningkatkan risiko banjir hingga 12%. Menurut Yus, tren banjir beberapa tahun terakhir memperlihatkan peningkatan intensitas peristiwa ekstrem.

ADVERTISEMENT

"Perubahan iklim global menyebabkan lebih banyak hujan ekstrem, seperti yang terjadi pada 1 Januari 2020 dan akhir Januari 2025, ketika curah hujan mencapai lebih dari 300 mm, jauh di atas normal," jelasnya.

Sejarah Banjir di Jakarta

Banjir di Jakarta bukanlah hal yang baru. Berdasarkan laman Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta, banjir melanda ibu kota pada 1976, 1977, 1979, 1980, 1983, dan 1985. Semakin lama banjir yang melanda ibu kota, tercatat semakin meningkat.

Pada 1976, banjir berlangsung hampir sebulan penuh dari 1 sampai 26 Januari. Pada Jalan Thamrin ketinggian air mencapai 20-30 cm. Bahkan banjir di Jakarta Utara menyebabkan lebih dari 26.000 warga terpaksa mengungsi.

Awal 1979, terjadi banjir besar yang menyebabkan hampir satu juta orang terpaksa mengungsi. Banjir ini disebabkan oleh luapan dari Sungai Ciliwung dan sungai-sungai di sekitarnya.

Banjir besar di Jakarta terus terjadi hingga abad ke- 21. Banjir ini menjadi cikal bakal siklus banjir lima tahunan di Jakarta. Banjir terjadi pada 2007 dan 2012.

Faktor Pengelolaan Sumber Daya Air

Kepala Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN, Luki Subehi menyampaikan, banjir yang terjadi bukan semata-mata disebabkan oleh curah hujan tinggi, tetapi juga dipengaruhi oleh pengelolaan sumber daya air dan perubahan tata guna lahan.

Ia menekankan pengurangan luas hutan dan daerah resapan air di wilayah hulu, khususnya di sepanjang Sungai Bekasi dan Ciliwung, menjadi salah satu pemicu utama meningkatnya banjir.

Selain itu, sistem drainase di Jabodetabek dinilai sudah tidak memadai. Luki menyoroti bahwa banyak sistem drainase yang masih menggunakan perhitungan lama tanpa memperhitungkan peningkatan hujan ekstrem akibat perubahan iklim dan perkembangan tata guna lahan.

"Pembangunan kawasan permukiman baru sering kali tidak diiringi dengan sistem drainase yang memadai, sehinggalimpasan air hujan tidak dapat tertampung dengan baik," katanya.

Langkah Mitigasi Banjir di Jakarta

Menurutnya, langkah mitigasi yang perlu segera dilakukan adalah pengerukan sungai dan saluran air sebelum musim hujan tiba untuk meningkatkan kapasitas aliran air.

"Di beberapa negara seperti Belanda, konsep 'Room for Water' diterapkan dengan menyediakan kolam-kolam penampungan air di sekitar sungai. Namun, di beberapa wilayah Jabodetabek, yang ada justru 'Room for People', di mana banyak pemukiman dibangun di sekitar sungai," ujarnya.

Luki juga pentingnya koordinasi antarwilayah dalam pengelolaan daerah aliran sungai (DAS).

"Menurut PP No. 37 Tahun 2012, pengelolaan DAS harus dikoordinasikan oleh gubernur agar kebijakan di hulu dan hilir selaras, termasuk dalam penerapan aturan konservasi tanah dan air," jelasnya.




(nir/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads