Lokasi Sumpah Pemuda dan Kongres Pemuda II, Berlangsung di Tiga Tempat

ADVERTISEMENT

Lokasi Sumpah Pemuda dan Kongres Pemuda II, Berlangsung di Tiga Tempat

Devita Savitri - detikEdu
Senin, 27 Okt 2025 15:30 WIB
Museum Sumpah Pemuda menjadi salah satu destinasi edukatif yang penuh nilai sejarah di Jakarta Pusat. Berlokasi di Jalan Kramat Raya No. 106, museum ini menyimpan jejak penting perjuangan pemuda Indonesia dalam merumuskan semangat persatuan yang tertuang dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Museum Sumpah Pemuda lokasi ikrar pemuda dibacakan. Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Pada 28 Oktober 2025, bangsa Indonesia ikut memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97. Momen ini merupakan bagian tak terpisahkan dari peran serta pemuda Indonesia dalam menghadirkan kemerdekaan.

Sumpah Pemuda adalah ikrar atau pernyataan kebangsaan dari seluruh pemuda Indonesia tanpa memandang latar belakang daerah, suku, dan agama. Ikrar ini dirumuskan dalam Kongres Pemuda Kedua yang berlangsung di Jakarta pada 27-28 Oktober 1928.

Kongres ini digagas oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). Sebelum kongres digelar, para pemuda sempat mengadakan pertemuan terlebih dahulu pada 3 Mei 1928 dan 12 Agustus 1928.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan itu membahas tentang pembentukan panitia, susunan acara, dan waktu, lokasi, dan biaya. Hasilnya menetapkan Kongres Pemuda Kedua berlangsung pada 27-28 Oktober 1928 di tiga lokasi berbeda.

Dikutip dari laman resmi Museum Sumpah Pemuda, Senin (27/10/2025) berikut ini tiga lokasi tersebut.

ADVERTISEMENT

Lokasi Sumpah Pemuda dan Kongres Pemuda II

1. Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB)

Pembukaan Kongres Pemuda II berlangsung di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) pada Sabtu, 27 Oktober 1928 malam. Kongres dibuka dengan sambutan dari ketua yakni Sugondo Djojopuspito yang berharap kongres dapat memperkuat semangat persatuan dalam diri para pemuda.

Pada momen itu, Mohammad Yamin sebagai sekretaris juga memaparkan arti dan hubungan persatuan pemuda. Ia menyebut ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

2. Gedung Oost-Java Bioscoop

Pertemuan kedua Kongres Pemuda II dilakukan di tempat yang berbeda. Berlangsung pada Minggu, 28 Oktober 1928, rapat digelar di gedung Oost-Java Bioscoop.

Pada pagi hari, rapat ini membahas tentang masalah pendidikan yang disampaikan oleh dua pembicara, yakni Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro. Keduanya menegaskan bila anak Indonesia harus mendapat pendidikan kebangsaan.

Menurut keduanya penting menghadirkan keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Selain itu, anak Indonesia dinilai perlu mendapat didikan secara demokratis.

3. Gedung Indonesische Clubgebouw

Gedung terakhir adalah tempat bersejarah di mana ikrar Sumpah Pemuda dibacakan. Pertemuan di gedung yang disebut dengan Indonesische Clubgebouw itu berlangsung pada Minggu, 28 Oktober 1928 sore hari.

Pada rapat ini, Soenario selaku pembicara menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi. Penjelasan tentang gerakan kepanduan juga disampaikan di sini. Awalnya acara ini akan diramaikan dengan pawai organisasi kepanduan, tetapi gagal karena dihalang-halangi oleh polisi Belanda.

Di lokasi rapat terakhir inilah, ikrar Sumpah Pemuda disampaikan. Momen ini juga menjadi waktu pertama lagu "Indonesia Raya" dilantunkan lewat nyanyian oleh Dolly Salim dan permainan biola oleh Wage Rudolf Supratman.

Rapat ditutup dengan pembacaan keputusan Kongres II oleh Sugondo Djojopuspito sebagaimana yang ditulis Mohammad Yamin:

PUTUSAN KONGRES PEMUDA-PEMUDA INDONESIA

Kerapatan pemuda-pemuda Indonesia diadakan oleh perkumpulan-perkumpulan pemuda Indonesia yang berdasarkan kebangsaan dengan namanya Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten, Jong Bataksbond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar2 Indonesia.

Membuka rapat pada tanggal 27 dan 28 Oktober tahun 1928 di negeri Djakarta:

Sesudahnya mendengar pidato-pidato pembicaraan yang diadakan didalam kerapatan tadi;

Sesudahnya menimbang segala isi-isi pidato-pidato dan pembicaraan ini.

Kerapatan lalu mengambil keputusan:

PERTAMA

KAMI PUTERA DAN PUTRI INDONESIA,
MENGAKU BERTUMPAH DARAH YANG SATU,
TANAH INDONESIA.

KEDUA.

KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA,
MENGAKU BERBANGSA YANG SATU,
BANGSA INDONESIA.

KETIGA.

KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA,
MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN,
BAHASA INDONESIA.

Setelah mendengar putusan ini, kerapatan mengeluarkan keyakinan azas ini wajib dipakai oleh segala perkumpulan kebangsaan Indonesia.

Mengeluarkan keyakinan persatuan Indonesia diperkuat dengan memperhatikan dasar persatuannya:

  • Kemauan
  • Sejarah
  • Bahasa
  • Hukum adat
  • Pendidikan dan Kepanduan

dan mengeluarkan pengharapan, supaya putusan ini disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpoelan kita.

Setelah kongres selesai, gedung Indonesische Clubgebouw yang berlokasi di Jalan Kramat Raya Nomor 106 dijadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda. Alih fungsi bangunan sumbangan dari Sie Kong Lian dan keluarga tersebut ke museum terjadi pada 1983 ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa Gedung Sumpah Pemuda dijadikan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Pada momen yang sama, namanya menjadi Museum Sumpah Pemuda. Kini, seluruh proses aktivitas Museum Sumpah Pemuda berada di pengawasan Kementerian Kebudayaan RI.

Demikianlah sejarah tentang lokasi Sumpah Pemuda. Berminat kunjungi museum pada 28 Oktober 2025 ini detikers?




(det/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads