Sekitar lebih dari 100 juta anak di seluruh dunia mengalami perpisahan dari pengasuh mereka setiap tahunnya, berdasarkan sejumlah data.
Misalnya dalam penelitian yang didasarkan pada Bucharest Early Intervention Project (BEIP) teramati anak-anak yatim piatu di Rumania sejak bayi hingga usia 22 tahun mengalami perpisahan atau perubahan tempat tinggal. Sayangnya peristiwa semacam ini dapat menimbulkan berbagai dampak buruk. Dampak tersebut meliputi keterlambatan kognitif, pertumbuhan terhambat, dan peningkatan risiko gangguan psikologis.
Belum lama ini, sebuah studi terbaru oleh peneliti utama BEIP, Charles Nelson, PhD, rekan peneliti Boston Children's, Ellen Jopling, PhD, dan lainnya, turut menyoroti risiko lain. Anak-anak yang terpisah dari pengasuh utamanya pada awal kehidupan, fase pubertasnya dapat terpengaruh dan mengalami percepatan proses penuaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makalah ini diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences dengan judul "The epigenetic impacts of pubertal acceleration following early caregiver disruptions".
Alami Penuaan Sel dan Penyakit
Sebagai bagian dari kolaborasi antara Boston Children's Department of Psychiatry and Behavioral Sciences serta Division of Developmental Medicine, tim menganalisis data dari 115 anak yatim piatu Rumania yang menjadi bagian dari BEIP. Mereka menemukan perpisahan dari pengasuh (seperti penempatan ke tempat tinggal yang baru baru) dalam konteks pelembagaan dini/adopsi/dan sebagainya, berdampak pada perkembangan biologis sepanjang dekade kedua kehidupan.
Secara spesifik, tim menemukan semakin besar peristiwa semacam ini yang dialami, maka akan menyebabkan permulaan pubertas yang lebih lambat dan peningkatan tempo proses pubertas yang sebenarnya.
Dengan kata lain, anak-anak memasuki masa pubertas lebih lambat, tetapi kemudian menjalaninya dengan kecepatan yang lebih cepat. Hal ini menimbulkan konsekuensi fisik yakni penuaan biologis yang lebih cepat.
Pola perkembangan ini memungkinkan remaja untuk "mengejar" teman sebayanya dalam jangka pendek. Namun, hal ini juga berkaitan dengan erosi telomer seiring waktu.
Telomer adalah lapisan di ujung kromosom yang melindunginya dari kerusakan. Pemendekan telomer dikaitkan dengan penuaan sel dan penyakit. Penelitian sebelumnya mengaitkan pemendekan telomer dengan penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, depresi, dan lainnya.
"Penelitian kami menyoroti betapa besar manfaat yang bisa diperoleh anak-anak dari kebijakan yang menjaga anak-anak dan pengasuh tetap bersama," kata Jopling, dikutip dari Medical Xpress.
Jopling dan rekan-rekannya mengatakan hasil mereka memperkuat betapa pentingnya stabilitas pengasuhan dini bagi perkembangan anak. Kesulitan masa kecil memiliki dampak yang luas, dan kolaborasi penelitian global ini menambahkan lapisan penting dalam diskusi ini.
"Penelitian selanjutnya harus mempertimbangkan mengapa anak-anak tertentu mengalami lebih banyak gangguan daripada yang lain, serta mekanisme biologis yang memengaruhi ketidakstabilan pengasuhan dalam pubertas," Nelson menambahkan.
(nah/nwk)











































