Berapa Lama Tubuh Beradaptasi di Cuaca-Iklim Baru? Begini Ulasan Pakar

ADVERTISEMENT

Berapa Lama Tubuh Beradaptasi di Cuaca-Iklim Baru? Begini Ulasan Pakar

Devita Savitri - detikEdu
Minggu, 19 Okt 2025 10:00 WIB
Berapa Lama Tubuh Beradaptasi di Cuaca-Iklim Baru? Begini Ulasan Pakar
Ilustrasi cuaca panas. Pakar berikan ulasan terkait adaptasi tubuh ketika pindah ke daerah dengan cuaca-iklim baru. Foto: Getty Images/iStockphoto/Pheelings Media
Jakarta -

Ketika pindah ke daerah dengan suhu dan cuaca yang berbeda, tubuh perlu waktu untuk menyesuaikan diri. Bagaimana caranya?

Direktur Pusat Penelitian Panas dan Kesehatan di Universitas Sydney, Ollie Jay, menyebutkan penyesuaian waktu ini dikenal dengan istilah aklimatisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aklimatisasi diartikan sebagai penyesuaian diri dengan iklim, lingkungan, kondisi, atau suasana baru.

Jay menyebutkan ada dua jenis aklimatisasi yang bisa dirasakan seseorang jika berada di lingkungan baru. Keduanya adalah adaptasi fisiologis dan adaptasi perilaku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adaptasi Fisiologis

Adaptasi fisiologis dijelaskan sebagai proses penyesuaian tubuh saat terpapar suhu panas yang tinggi. Ketika istirahat, suhu tubuh akan mendingin. Sehingga diperlukan penyesuaian cepat dengan suhu panas agar dapat menghindari kerusakan pada tubuh.

ADVERTISEMENT

"Respons adaptif ini sangat baik untuk memberikan perlindungan fisiologis terhadap panas," tutur Jay dikutip dari ABC News, Sabtu (18/10/2025).

Untuk mengaktifkan perlindungan ini, Jay menyebut harus ada pemantiknya. Caranya dengan memaparkan diri pada suhu yang cukup ekstrem. "Stimulan yang dibutuhkan untuk mendorong adaptasi ini harus sangat kuat," sambungnya.

Dalam sebuah studi aklimatisasi panas, Jay menyebut salah satu upaya agar adaptasi fisiologis bisa aktif. Para peserta dalam penelitian itu melakukan olahraga dengan intensitas berat dalam suhu panas 45 derajat dan kelembapan tinggi. Mereka melakukan itu selama 90 menit hingga 2 jam, selama 7-10 hari berturut-turut.

Jay menyebut ada berbagai asumsi yang menyatakan adaptasi fisiologis mudah dilakukan. Padahal kegiatan aktivitas sehari-hari saja mungkin belum cukup memicu tubuh agar bisa beradaptasi secara fisiologis.

"Saya pikir ada dua kesalahan yang dilakukan kebanyakan orang, pertama mereka berasumsi bahwa adaptasi fisiologis ini terjadi lebih mudah daripada yang sebenarnya, kedua bahwa hal itu disebabkan oleh faktor genetik atau negara asal atau hal semacam itu," urainya.

Adaptasi fisiologis harus dilakukan secara berulang. Jika tidak lagi terpapar panas dalam hitungan hari, Jay menyatakan efek adaptif bisa memudar.

Adaptasi Perilaku

Bila adaptasi fisiologis berhubungan dengan tubuh, adaptasi perilaku dijelaskan sebagai cara seseorang merespons lingkungannya. Adaptasi perilaku bisa berasal dari pengalaman pribadi dan praktik budaya.

Setelah berpindah tempat, adaptasi perilaku akan datang relatif lebih cepat, mungkin terjadi beberapa minggu. Jay mengatakan ada perbedaan antara apa yang dirasakan tubuh dengan seberapa panas suhu, hal ini disebut dengan "persepsi termal".

"Model termal adaptif mengusulkan bahwa suhu di mana Anda merasa hangat dan tidak nyaman dipengaruhi oleh rata-rata suhu 10 hari kebelakang yang telah dialami," jelasnya.

Tips Membantu Tubuh Beradaptasi di Cuaca Baru

Peneliti pascadoktoral di Pusat Penelitian Panas dan Kesehatan Universitas Sydney, Harry Brown memberikan tips untuk membantu detikers beradaptasi di daerah dengan cuaca baru.

Brown menyebut ketika pindah ke iklim yang lebih hangat, seseorang akan mengalami perubahan perilaku. Untuk itu, ia menyarankan agar hidrasi tubuh harus dijaga, cari tempat teduh, dan kenakan pakaian berlapis secukupnya.

Adaptasi dari daerah panas ke dingin dinilai Brown lebih mudah dilakukan. Prosesnya hanya melibatkan perubahan perilaku, seperti menambahkan lapisan pakaian tambahan.

Konselor Sayaka Sayeed menyebutkan perpindahan besar ke daerah berbeda cuaca, bisa memicu kecemasan tetapi juga mengasyikan. Kini bermukim di daerah Gadigal Sydney, Sayed yang sering berpindah-pindah membutuhkan waktu 3-6 bulan untuk beradaptasi.

Terutama untuk menguasai semua hal mendasar dan menemukan rutinitas baru. Namun, tahun pertama menjadi waktu yang penuh tantangan.

"Tahun pertama sepenuhnya tentang menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, tempat baru, menemukan komunitas baru, dan mencari tahu seperti apa kehidupan baru di tempat yang berbeda," ungkapnya.

Menurutnya penting untuk menyadari bila berpindah ke tempat yang sangat berbeda juga merupakan proses adaptasi emosional dan sensorik yang besar. Dengan kata lain, langkah ini adalah termasuk dalam perpindahan psikologis dan fisiologis.

"Jika Anda kesulitan dengan kepindahan besar yang mengharuskan bertukar iklim, fokus pada koneksi sosial Anda dapat membantu," jelasnya.

Apabila detikers pindah ke tempat yang benar-benar baru, cobalah untuk mengikuti kelas atau kegiatan kelompok sekitar. Jangan ragu juga untuk melanjutkan rutinitas dan gaya hidup di tempat sebelumnya.

Rutinitas malam dan pagi yang teratur, dapat memberi rasa nyaman saat segala sesuatu terasa baru. Ketika detikers merasakan kesepian, jangan khawatir.

Hal ini merupakan tantangan umum dan pasti terjadi kepada semua orang. Satu hal yang perlu diingat, detikers masih tetap bisa mendapatkan dukungan dari rumah sebelumnya.

"Anda masih bisa menghubungi mereka kapan pun ketika merasa tidak enak. Hal ini dapat membantu Anda dalam penyesuaian itu," tandas Sayeed.




(det/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads