Studi Ini Ungkap Fakta Menarik Jualan via Livestream, Dagang Moncer Jika..

ADVERTISEMENT

Studi Ini Ungkap Fakta Menarik Jualan via Livestream, Dagang Moncer Jika..

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 10 Okt 2025 18:30 WIB
Ilustrasi jualan online
Ilustrasi jualan via livestream. Foto: Shutterstock
Jakarta -

Pada era yang didominasi oleh algoritma dan automasi, sebuah penelitian justru mengungkap intuisi manusia masih memegang peranan penting. Penelitian tersebut dilakukan oleh University of Miami Patti dan Allan Herbert Business School.

Riset profesor teknologi bisnis, Nina Huang ini mengungkap bagaimana penjual siaran langsung (livestream) mengubah umpan balik data instan menjadi keputusan penjualan yang cepat, dan mengapa improvisasi manusia semakin penting.

"Para streamer dengan real-time data dapat memercayai insting mereka dan bereaksi terhadap lingkungan mereka secara instan, menyesuaikan bahasa promosi, nada emosional, bahkan kecepatan presentasi mereka berdasarkan apa yang disampaikan audiens melalui data," jelas Huang, dikutip dari Phys.org.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bukan tentang perencanaan dan pertimbangan. Ini tentang mengaktifkan pengambilan keputusan yang intuitif dan cepat saat itu juga," imbuhnya.

Peningkatan Penjualan Terjadi Jika..

Penelitiannya bersama tim bertajuk "Real-time Sales Data, Streamer Improvisation, and Sales Performance: Evidence from Live-Stream Selling" dan diterbitkan dalam jurnal MIS Quarterly pada 27 April 2025. Para peneliti mengkaji eksperimen lapangan acak yang dilakukan dengan platform e-commerce besar di Asia.

ADVERTISEMENT

Hasil penelitian tersebut, streamer yang memiliki akses ke data penjualan real-time mengalami peningkatan penjualan produk pra-penjualan sekitar 40% dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki data tersebut. Namun, angka-angka ini hanya menceritakan sebagian dari keseluruhan cerita.

Kemampuan dalam Jualan Livestream yang Bisa Dilatih

Huang menemukan improvisasi yang efektif, yaitu kemampuan membaca data dan merespons secara intuitif, merupakan kemampuan yang dapat dilatih, bukan sekadar bakat bawaan.

"Kami menemukan streamer berpengalaman, terutama yang berperingkat teratas, dapat mengaktifkan apa yang disebut psikolog sebagai pemikiran Sistem 1, atau pengambilan keputusan yang intuitif dan cepat, tanpa kewalahan oleh informasi," ujarnya.

"Mereka akan melihat data dan segera menyesuaikan diri, mendorong konsumen untuk memesan ketika momentum meningkat, menggunakan bahasa yang lebih efektif ketika interaksi menurun, mempercepat, atau memperlambat presentasi mereka berdasarkan umpan balik digital," bebernya.

Efeknya paling terasa pada produk dengan ketidakpastian yang lebih tinggi dan pada streamer dengan keterampilan improvisasi yang lebih kuat yang dikembangkan melalui latihan dan pelatihan.

"Temuan kami menegaskan teknologi merupakan pendorong, bukan pengganti, keterampilan manusia di masa depan perdagangan digital," kata Huang.

Menurutnya, perusahaan dapat secara aktif berinvestasi dalam melatih bakat para livestreamer untuk menafsirkan dan bereaksi secara intuitif terhadap sinyal-sinyal konsumen real-time yang krusial tersebut.

Implikasinya melampaui penjualan melalui siaran langsung. Huang membayangkan prinsip serupa mentransformasi presentasi penjualan virtual di mana para profesional merespons metrik keterlibatan audiens secara real-time, reaksi jempol, dan data partisipasi selama panggilan video.

"Improvisasi berbasis data adalah masa depan perdagangan digital," kata Huang.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads