3 Ilmuwan Peraih Hadiah Nobel Fisika 2025, Dari Negara Mana Saja?

ADVERTISEMENT

3 Ilmuwan Peraih Hadiah Nobel Fisika 2025, Dari Negara Mana Saja?

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 07 Okt 2025 20:00 WIB
Sosok 3 ilmuwan penerima hadiah Nobel Fisika 2025.
Sosok 3 ilmuwan penerima hadiah Nobel Fisika 2025. Foto: YouTube/The Nobel Prize
Jakarta -

The Nobel Prize umumkan tiga ilmuwan yang berhasil meraih penghargaan Nobel Fisika 2025, Selasa (7/10/2025) waktu setempat. Pengumuman ini dilakukan oleh The Royal Swedish Academy of Science atau Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia.

Dalam pengumuman resminya, penghargaan Nobel Fisika 2025 jatuh kepada para peneliti asal University of California, Amerika Serikat (AS). Ketiganya adalah John Clarke, Michael H Devoret, dan John M Martinis.

Para ilmuwan ini menemukan terowongan mekanika kuantum makroskopik dan kuantisasi energi dalam sirkuit listrik. Penemuan ini menjadi inovasi terbaru yang diungkap ilmuwan tentang fisika kuantum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profil Pemenang Hadiah Nobel Fisika 2025

Adapun profil pemenang hadiah Nobel Fisika 2025, yaitu:

ADVERTISEMENT

1. John Clarke

Clarke lahir tahun 1942 di Cambridge, Inggris. Ia meraih gelar PhD tahun 1968 dari Universitas Cambridge, Inggris dan kini bekerja sebagai profesor di Universitas California, Berkeley, AS.

2. Michel H. Devoret

Devoret lahir tahun 1953 di Paris, Prancis. Ia berhasil menyelesaikan studi S3 dengan gelar PhD tahun 1982 dari Universitas Paris-Sud, Prancis.

Devoret menjadi satu-satunya dalam daftar ini yang bekerja sebagai profesor di Universitas Yale, New Haven, CT dan Universitas California, Santa Barbara, AS.

3. John M. Martinis

Martinis lahir pada 1958 dan meraih gelar PhD 1987 dari University of California, Berkeley, AS. Ia kembali kepada almamater dan bekerja sebagai profesor di University of California, Santa Barbara, AS.

Penelitian Terbaru Fisika Kuantum

Pada laman resminya, The Nobel Prize menjelaskan ada pertanyaan utama dalam ilmu fisika. Pertanyaan yang dimaksud adalah berapa ukuran maksimum agar suatu sistem dalam memberikan efek mekanika kuantum.

Pertanyaan itu kemudian coba dijawab oleh Clarke, Devoret, dan Martinis. Mereka melakukan eksperimen dengan rangkaian listrik. Pada eksperimen tersebut mereka mendemonstrasikan terowongan mekanika kuantum dengan tingkat energi dan sistem yang cukup besar.

Hasilnya, mekanika kuantum memungkin sebuah partikel bergerak lurus menembus penghalang. Proses ini disebut dengan "tunnelling" atau dalam bahasa Indonesia adalah proses melewati terowongan.

Bila dijelaskan secara sederhana, pada dasarnya sebuah benda akan memantul jika dilemparkan kepada penghalang atau tembok. Namun, dengan tingkat energi dan sistem yang cukup besar, ternyata sebuah benda bisa menembus penghalang/tembok tersebut.

Ketika sejumlah besar partikel terlibat, efek mekanika kuantum biasanya menjadi tidak signifikan. Eksperimen ketiga peraih Nobel Fisika menunjukkan bahwa sifat-sifat mekanika kuantum dapat diwujudkan dalam skala makroskopis (fenomena berskala besar yang bisa dilihat tanpa bantuan kaca pembesar).

Para pemenang akan meraih dana 11 juta Krona Swedia dibagi rata atau sekitar Rp 19,4 miliar (kurs 1 Krona Swedia=Rp 1.763,84).

Tentang Hadiah Nobel

The Nobel Prize atau pemberian Penghargaan/hadiah Nobel merupakan sebuah penghargaan yang diberikan setiap tahun kepada para ilmuwan yang telah melakukan penelitian luar biasa. Penghargaan ini merupakan wasiat dari penemu, pengusaha, dan pebisnis Alfred Nobel.

Dalam wasiatnya, ia menyatakan bahwa kekayaan yang ia miliki selama hidup akan digunakan untuk memberi penghargaan kepada "mereka yang selama satu tahun sebelumnya telah memberikan manfaat terbesar bagi umat manusia".

Nobel Prize dibagikan kepada beberapa bidang, yakni fisika, kimia, fisiologi atau kedokteran, sastra, dan perdamaian. Hadiah Nobel pertama dianugerahkan pada 1901 dan diberikan pada Oktober pemenang baru diumumkan.

Di bidang Fisika, Nobel sudah dianugerahkan sebanyak 118 kali kepada 227 ilmuwan sejak 1901-2024. John Bardeen menjadi ilmuwan yang berhasil dianugerahi Hadiah Nobel Fisika sebanyak 2 kali pada 1956 dan 1972.

Kini, pada 2025, tiga ilmuwan yakni John Clarke, Michael H Devoret, dan John M Martinis menjadi peraih Hadiah Nobel Fisika dengan inovasi baru tentang fisika kuantum.




(det/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads