Dua Kelompok Ini Paling Rentan Paparan Radioaktif di Cikande, Menurut Pakar IPB

ADVERTISEMENT

Dua Kelompok Ini Paling Rentan Paparan Radioaktif di Cikande, Menurut Pakar IPB

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 05 Okt 2025 17:00 WIB
Warga menaiki sepeda listrik saat melintas di dekat plang pengawasan kerawanan bahaya radiasi yang terpasang di lokasi ditemukannya cemaran Cesium-137 (Cs-137) di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (2/10/2025).  Pemerintah menetapkan Kawasan Industri Modern Cikande dengan status kejadian khusus cemaran radiasi Cs-137 setelah dua pekan terakhir Satgas Penanganan Radiasi Cesium-137 bekerja intensif di lapangan, sementara seluruh aktivitas di dalam kawasan kini sepenuhnya di bawah kendali satgas sebagai langkah strategis untuk memastikan penanganan yang menyeluruh, terukur dan aman bagi lingkungan serta kesehatan publik. ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/nym.
Warga melintas di dekat plang pengawasan kerawanan bahaya radiasi di lokasi cemaran Cesium-137 (Cs-137) di Kawasan Industri Modern Cikande, Kab. Serang, Banten, Kamis (2/10/2025). Foto: ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto
Jakarta -

Paparan radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di Cikande, Banten belakangan jadi sorotan publik. Pasalnya, zat radioaktif dapat mengancam hingga jangka panjang.

Radiasi memang tidak memiliki bau, rasa, ataupun warna. Namun, menurut dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr Laila Rose Foresta, SpRad (K) NKL, apabila jumlahnya sangat tinggi, maka tubuh dapat langsung memberi sinyal.

Sinyal yang dimaksud misalnya luka bakar pada bagian kulit yang terkena. Juga ada rasa mual, hingga muntah, dan lemas dalam beberapa jam setelah terpapar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gejala tersebut, ia mengatakan, disebut sebagai acute radiation syndrome (ARS). Meski begitu, jika jumlahnya kecil dan berulang, tubuh tidak langsung memberikan sinyal bahaya.

Laila mengatakan, zat radioaktif dapat diam-diam mengendap di organ, kemudian merusak sel-sel sedikit demi sedikit. Terlebih, efek paparan bisa berbeda pada setiap orang. Inilah yang disebut dengan efek stokastik.

ADVERTISEMENT

"Dalam jangka pendek, paparan radiasi tinggi bisa menyebabkan gangguan saluran cerna hingga menurunkan sel darah putih. Namun dalam jangka panjang, risikonya lebih serius: kanker, katarak, hingga menyebabkan kerusakan sumsum tulang belakang yang menimbulkan anemia, leukopenia, hingga leukemia," terangnya, dikutip dari laman IPB University pada Minggu (5/10/2025).

Siapa Kelompok Paling Rentan?

Laila menyebut ibu hamil dan anak-anak adalah kelompok paling rentan terkena paparan radioaktif ini. Sebab, sel dalam tubuh anak-anak masih dalam proses pertumbuhan.

Paparan radiasi berulang pada anak dapat menyebabkan gangguan proses pertumbuhan, keterlambatan perkembangan otak, hingga masalah hormonal, menurut Laila.

Radiasi juga menyebabkan masalah pada sistem reproduksi. Ia mengatakan radiasi dapat menurunkan kesuburan akibat kerusakan produksi sperma atau ovum.

Pada trimester pertama ibu hamil, paparannya bisa meningkatkan risiko lahir prematur, cacat bawaan, hingga retardasi mental pada bayi.

"Kalau radiasi mengenai sel germinal, mutasi DNA bisa diwariskan ke generasi berikutnya. Jadi risikonya bukan hanya untuk pasien, tapi juga keturunannya," jelasnya.

Apa yang Dilakukan Jika Terpapar Radiasi Tinggi?

Laila menerangkan apabila seseorang terkena radiasi tinggi, hal pertama yang harus dilakukan adalah dekontaminasi eksternal, yaitu melepaskan pakaian dan mencuci tubuh secara menyeluruh dengan sabun dan air mengalir.

Namun, apabila pasien sudah menunjukkan gejala, maka dapat dilakukan perawatan yang suportif seperti memberi cairan, obat antimual, sampai antibiotik profilaktik jika jumlah sel darah putih menurun.

"Kalau dekontaminasi internal, kami memberikan obat-obatan yang dapat mengikat zat radioaktif dalam tubuh agar bisa dikeluarkan lewat ekskresi. Contohnya, tablet KI untuk mengikat I-131 supaya tidak menumpuk di tiroid, atau prussian blue dan Zn-DTPA untuk jenis zat tertentu," ungkapnya.

Maka, seseorang yang terpapar radiasi perlu segera mandi dan berganti pakaian untuk membersihkan sisa radiasi, mengonsumsi obat yang dianjurkan dokter, dan secepatnya mencari perawatan medis.

"Yang paling penting adalah pencegahan. Karena itu, kewaspadaan terhadap radiasi dan penanganan sejak awal sangat penting," tegasnya.




(nah/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads