Negosiasi acap dimaknai sebagai urusan meja bisnis, kontrak besar, atau diplomasi antarnegara. Padahal, tanpa sadar kita bernegosiasi hampir setiap hari.Dari hal kecil seperti menentukan mau makan di mana dengan teman, membagi tugas rumah tangga, hingga hal penting seperti minta kenaikan gaji, semua butuh keterampilan negosiasi.
Seorang negosiator andal tidak perlu meninggikan suara. Ia berbicara tenang, percaya diri, dan efektif. Keterampilan bernegosiasi semacam ini terbukti mampu meredakan konflik sekaligus membawa seseorang mencapai tujuan. Skill ini bisa diterapkan baik di dunia kerja maupun dalam kehidupan pribadi.
Namun, kemampuan negosiasi tidak datang begitu saja. Dibutuhkan latihan serta panduan yang tepat. Kabar baiknya, kemampuan ini bisa dipelajari dan dilatih. Salah satu cara paling efektif adalah lewat buku. Sejumlah buku menawarkan strategi berbasis analisis psikologis, contoh nyata, hingga teknik praktis yang bisa membuat siapa pun lebih percaya diri menghadapi situasi sulit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daftar berikut menampilkan sepuluh buku pilihan yang dinilai paling berpengaruh dalam mengajarkan strategi negosiasi modern. Isinya beragam, mulai dari pendekatan kolaboratif, kecerdasan emosional, hingga seni mendengarkan.
Semua dapat diterapkan lintas profesi mulai dari pebisnis, tenaga kesehatan, penegak hukum, pendidik, hingga kehidupan sehari-hari. Buku-buku ini membuktikan negosiasi bukan sekadar soal tawar-menawar. Ia adalah seni memahami orang lain, melatih empati, sekaligus memperjuangkan kepentingan diri. Dengan panduan yang tepat, siapa pun bisa menjadi negosiator ulung baik di meja rapat maupun dalam kehidupan sehari-hari.
10 Buku Negosiasi Paling Berpengaruh
10. Getting More - Stuart Diamond (2012)
Pemenang Pulitzer Prize sekaligus profesor Wharton School, Stuart Diamond, menawarkan pendekatan negosiasi berbasis kolaborasi, kecerdasan emosional, dan keberagaman budaya. Menariknya, Google bahkan menggunakan model ini sebagai panduan resmi untuk melatih karyawannya.
Buku ini memberi pesan penting bahwa negosiasi bukan perang, tapi peluang untuk saling menguntungkan. Baik di kantor maupun dalam kehidupan pribadi, pendekatan ini bisa membantu seseorang mendapatkan hasil yang lebih baik tanpa merusak hubungan.
9. Transformative Negotiation - Sarah Federman (2023)
Dosen di University of San Diego mengajak kita melihat negosiasi sebagai sarana menciptakan perubahan yang lebih adil. Ia menekankan pentingnya inklusivitas dan kesetaraan, serta bagaimana identitas mempengaruhi cara orang lain merespons kita.
Buku ini bukan hanya tentang strategi menang, tapi tentang membangun hubungan jangka panjang yang lebih sehat. Cocok bagi yang ingin negosiasi tidak sekadar soal kepentingan pribadi, tapi juga memberi dampak positif bagi lingkungan sekitar.
8. The Art of Negotiation - Michael Wheeler (2013)
Anggota Program on Negotiation (PON) Harvard Law School ini menekankan bahwa tidak ada strategi seragam. (PON) merupakan konsorsium sejumlah universitas seperti MIT, Harvard, dan Tufts yang berfokus pada pengembangan teori sekaligus praktik negosiasi dan penyelesaian sengketa.
Wheeler percaya bahwa negosiasi bukanlah resep pasti, melainkan seni beradaptasi. Ia menekankan fleksibilitas dan improvisasi, karena setiap situasi punya dinamika berbeda. Di dunia yang serba cepat dan penuh ketidakpastian, pendekatan ini terasa sangat relevan. Buku ini bisa membantu kamu lebih luwes, entah saat menghadapi klien yang sulit ditebak, atau saat bernegosiasi dengan teman sekamar soal aturan tinggal bareng.
7. Start with No - Jim Camp (2002)
Judulnya memang terdengar keras, tapi pesan utamanya justru sederhana yakni jangan takut ditolak. Jim Camp menekankan bahwa negosiasi bukan soal mencari "menang-menang" semata, tapi tentang membuat pihak lain merasa aman dan nyaman.
Buku ini cocok untuk kamu yang sering grogi menghadapi kata "tidak". Dengan memahami bahwa penolakan adalah bagian wajar dari proses, seseorang bisa lebih tenang dan tetap fokus mencari celah solusi.
6. Ask for More - Alexandra Carter (2020)
Profesor hukum dari Columbia ini punya cara unik untuk mengajarkan negosiasi, lewat pertanyaan. Ia meyakini, pertanyaan yang tepat bisa membuka peluang yang lebih besar dibanding argumen panjang.
Dalam kehidupan sehari-hari, teknik ini sangat berguna. Misalnya, saat seseorang ingin minta tambahan fasilitas dari kantor, alih-alih langsung menuntut, coba ajukan pertanyaan yang bikin lawan bicara berpikir. Dengan begitu, kamu bisa mengarahkan diskusi ke hasil yang lebih positif.
5. Be Who You Are to Get What You Want (2025) - Damali Peterman
Damali Peterman menulis buku ini untuk siapa saja yang pernah diremehkan atau diabaikan saat bernegosiasi. Ia mengajak pembaca agar berani tampil apa adanya, sambil memahami bagaimana bisa mempengaruhi hasil diskusi.
Buku ini memberi semangat terutama bagi mereka yang merasa sering kalah suara dalam forum. Jadi, kalau kamu pernah merasa pendapatmu diabaikan, buku ini bisa jadi booster kepercayaan diri.
4. Bargaining for Advantage (1999)- G. Richard Shell
Jika ingin memahami negosiasi dalam konteks bisnis modern, buku ini pilihan tepat. Richard Shell menekankan pentingnya menjadi diri sendiri saat bernegosiasi. Ia juga membekali pembaca dengan "tes IQ negosiasi" untuk mengetahui gaya dan kekuatan masing-masing.
Buku ini praktis buat siapa saja yang sering berhubungan dengan klien atau atasan. Tapi jangan salah, prinsipnya bisa dipakai juga saat kamu menawar harga barang atau mencoba membagi pekerjaan rumah dengan adil.
3. Ask For It - Linda Babcock & Sara Laschever (2009)
Penulis buku ini menyoroti bahwa banyak perempuan rugi karena enggan bernegosiasi, terutama dalam karier. Lewat riset dan contoh nyata, mereka memberikan panduan langkah demi langkah agar perempuan lebih berani meminta apa yang mereka butuhkan.
Meski ditujukan khusus untuk perempuan, isi buku ini relevan bagi semua orang. Pesan utamanya, jangan takut untuk meminta. Negosiasi bukan sekadar pertarungan, tapi kesempatan untuk menemukan solusi yang lebih baik.
2. Getting to Yes - Roger Fisher, William Ury & Bruce Patton (2011)
Buku klasik ini sudah jadi pegangan banyak negosiator profesional sejak 1980-an. Konsep utamanya sederhana hanya fokuslah pada kepentingan, bukan posisi.
Alih-alih berdebat soal "siapa yang benar", penulis mendorong kita mencari titik temu yang saling menguntungkan. Cocok bagi mereka yang sering buntu untuk mencari jalan tengah, entah saat kerja tim, mengatur jadwal kumpul keluarga, atau menyelesaikan konflik dengan pasangan.
1. Never Split the Difference - Christopher Voss & Tahl Raz
Chris Voss, mantan negosiator FBI, terbiasa menghadapi situasi hidup dan mati, seperti penyelamatan sandera. Dari pengalamannya, ia menyimpulkan bahwa kunci negosiasi bukan bicara paling keras, melainkan mendengarkan dengan empati.
Buku ini penuh dengan contoh nyata, tapi intinya bisa dipakai juga dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, saat seseorang ingin meyakinkan rekannya agar setuju dengan idenya, atau merayu bos agar memberi cuti. Strategi mendengarkan aktif ala Voss dapat membuat lawan bicara merasa dihargai, sehingga lebih mudah terbuka.
*) Penulis adalah peserta Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama di detikcom