Fosil Gigi Dinosaurus Ungkap Makanan hingga Migrasinya, Kok Bisa?

ADVERTISEMENT

Fosil Gigi Dinosaurus Ungkap Makanan hingga Migrasinya, Kok Bisa?

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Jumat, 12 Sep 2025 08:30 WIB
Gigi dinosaurus Sauropoda
Fosil gigi Sauropoda. Penelitian terbaru mengungkap pola makan dan migrasi dinosaurus raksasa melalui analisis mikroskopis fosil gigi. Foto: Jan Kersten, Freie UniversitΓ€t Berlin, Fachrichtung PalΓ€ontologie
Jakarta -

Bagaimana proses mencari makan dinosaurus berleher panjang pada zaman dahulu?Ternyata, jejak mikroskopis pada fosil gigi memberi fakta mengejutkan!

Berdasarkan fosil gigi Sauropoda, penelitian terbaru mengungkap pola makan, perilaku migrasi, dan adaptasi lingkungan dinosaurus herbivora ini pada periode Jurassic.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari Jejak Gigi Kecil, Rahasia Dinosaurus Raksasa Terungkap

Tim peneliti internasional memeriksa 322 pemindaian 3D gigi fosil dari 39 individu Sauropoda di Portugal, AS, dan Tanzania. Dua di antaranya yaitu Camarasaurus yang panjangnya bisa mencapai 18 meter dan Titanosauriform yang mencapai lebih dari 30 meter.

Dengan metode Analisis Tekstur Microwear Gigi (DMTA), ilmuwan bisa melihat tanda-tanda keausan mikrometer akibat interaksi gigi dengan makanan.

ADVERTISEMENT

"Goresan sekecil ini bisa memberi tahu banyak tentang pola makan dan perilaku," kata Dr Daniela Winkler, peneliti pascadoktoral di Universitas Kiel dikutip dari laman Freie UniversitΓ€t Berlin.

Pola Makan Berbeda Antarspesies dan Benua

Flagellicaudatan, kelompok Sauropoda berekor panjang, memiliki pola keausan gigi yang beragam. Hal ini menandakan kelompok mereka punya akses ke sumber makanan yang beragam dan cenderung mau makan macam-macam jenis tumbuhan.

Sementara itu, Camarasaurus dari Portugal dan AS menunjukkan keausan gigi yang seragam. Kemungkinan, pola ini terbentuk karena kelompok dinosaurus ini mau melakukan migrasi musiman demi makan tanaman tertentu.

Titanosauriform dari Tanzania menunjukkan keausan gigi lebih intens. Diperkirakan, akibat iklim tropis atau semi kering dan dekat gurun, pasir kuarsa terbang dan menempel pada tanaman. Alhasil pasir ini ikut termakan dan merusak giginya.

Temuan pada fosil gigi Titanosauriform tersebut membuktikan bahwa iklim, bukan hanya jenis tanaman, juga bisa menentukan pola keausan dan perilaku makan dinosaurus.

Jejak keausan gigi memungkinkan peneliti memahami migrasi, spesialisasi makanan, dan pembagian relung ekologi sauropoda. Prinsip ekologi seperti ini ternyata sudah berlaku 150 juta tahun lalu.

"Dengan jejak mikroskopis ini, kita bisa membuat pernyataan perilaku tentang hewan-hewan raksasa yang punah," kata Dr Emanuel Tschopp, penulis studi dari Leibniz Institute for the Analysis of Biodiversity Change dan Freie UniversitΓ€t Berlin.

Lebih Banyak Gigi, Lebih Banyak Jawaban

Penelitian selanjutnya akan meneliti perbedaan pola makan antara Sauropoda remaja dan dewasa, serta adaptasi spesies pulau seperti Europasaurus yang berukuran lebih kecil. Setiap gigi baru menambah potongan teka-teki tentang kehidupan dinosaurus dan ekosistem Jurassic.

Hasil studi Daniela E Winkler dan rekan-rekan ini dipublikasi di Nature Ecology and Evolution dengan judul 'Dental microwear texture analysis reveals behavioural, ecological, and habitat signals in Late Jurassic sauropod dinosaur faunas', 18 Juli 2025.




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads