Peneliti Ungkap Misteri di Balik Banyaknya Fosil Anak-anak Pterosaurus di Jerman

ADVERTISEMENT

Peneliti Ungkap Misteri di Balik Banyaknya Fosil Anak-anak Pterosaurus di Jerman

Siti Nur Salsabilah Silambona - detikEdu
Rabu, 10 Sep 2025 08:30 WIB
Ilustrasi Pterodactylus antiquus terjebak badai.
Ilustrasi Pterodactylus antiquus terjebak badai. Foto: Rudolf Hima
Jakarta -

Mengapa hampir semua fosil Pterosaurus yang ditemukan di Solnhofen, Bavaria, Jerman berukuran kecil dan muda? Penelitian dua fosil baru mengungkap, badai dahsyat zaman Jura Akhir-lah yang menjadi penyebabnya.

Para ilmuwan menemukan dua fosil Pterosaurus (Pterodactylus antiquus) muda di kawasan Batu Kapur Solnhofen, Jerman selatan. Fosil ini berusia sekitar 150 juta tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahli paleontologi University of Leicester, Rab Smyth, mengatakan tempat penemuannya ini dikenal dengan fosil-fosil yang terawetkan dengan sangat baik. Termasuk di antaranya yakni reptil terbang zaman Mesozoikum tersebut.

Namun, peneliti semula heran karena fosil-fosil tersebut kebanyakan merupakan anak-anak Pterosaurus. Sementara itu, beberapa fosil dewasa yang ditemukan sudah terpisah-pisah, seringkali tengkorak saja atau tungkainya saja.

ADVERTISEMENT

"Ada misteri di sini: ketika Solnhofen menghasilkan banyak fosil Pterosaurus, hampir semuanya adalah individu yang sangat kecil, sangat muda, dan terawetkan dengan sempurna," tutur Smyth, dikutip dari Sci.news, Selasa (9/9/2025).

"Pola ini berkebalikan dengan perkiraan: bahwa hewan yang lebih besar, lebih kuat, harusnya punya peluang lebih besar untuk menjadi fosil ketimbang individu muda yang masih rapuh," imbuhnya.

Anak Pterosaurus yang Terjebak Badai

Fosil-fosil ini berasal dari Batu Kapur Solnhofen. Fosil di kawasan ini dikenal terawetkan dengan baik, termasuk jaringan lunak.

Dua spesimen yang diteliti mempunyai lebar sayap kurang dari 20 cm. Fosil anak Pterosaurus ini serta menunjukkan tulang humerusnya (sayap) mengalami fraktur atau patah miring.

Fosil Pterodactylus antiquus menunjukkan tulang himerus di sayap patah karena hantaman badai.Fosil Pterodactylus antiquus menunjukkan tulang himerus di sayap patah karena hantaman badai. Foto: Rab Smyth et al

Peneliti memperkirakan, patah tulang ini kemungkinan terjadi karena beban sayap saat terbang, ditambah embusan angin badai, bukan karena tabrakan biasa.

Fosil-fosil ini merupakan bukti tragis bahwa Pterosaurus muda tidak mampu menghadapi kondisi alam yang ekstrem.

Di sisi lain, cedera pada humerus juga menjadi bukti bahwa anak Pterosaurus memiliki kemampuan terbang luar biasa sejak kecil, yang disebut superprecocial. Dua spesimen ini diperkirakan berusia beberapa hari atau beberapa minggu saat terbang dan mati.

Dua Jalur Fosilisasi di Solnhofen

Jalur pertama terjadi akibat badai dahsyat (storm-driven). Patah tulang sayap karena badai menyebabkan pterosaurus muda tenggelam ke dasar laguna. Sedimen kapur laguna yang diguncang badai membuat anak-anak Pterosaurus terkubur di dalamnya, tetapi juga menjaga kerangka dan bahkan jaringan lunak mereka tetap utuh.

Nasib yang sama diperkirakan juga terjadi pada anak-anak Pterosaurus yang fosil tulangnya tidak patah. Mereka diperkirakan jatuh ke laguna karena badai dan berakhir di sedimen, hingga ditemukan dan diteliti sekitar 150 juta tahun kemudian.

Banyak Pterosaurus muda yang ditemukan bukan penghuni asli laguna, melainkan remaja dari pulau terdekat yang terbawa badai.

Sebaliknya, jalur kedua terjadi dalam kondisi normal (attritional). Pada jalur kedua, Pterosaurus berukuran besar atau dewasa yang mati dalam situasi biasa tenggelam lebih lama sehingga proses fosilisasi berlangsung lambat.

Akibatnya, fosil-fosil ini terfragmentasi dan tidak dapat mempertahankan jaringan lunak. Karena itu, sehingga fosil Pterosaurus dewasa yang lengkap sangat jarang ditemukan.

Studi Robert S.H. Smyth dan rekan-rekan ini dipublikasi di jurnal Current Biology dengan judul 'Fatal accidents in neonatal pterosaurs and selective sampling in the Solnhofen fossil assemblage', 5 September 2025.

*Penulis adalah peserta magang Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads