Gunung Dempo mengalami perubahan bentuk menjadi lebih tinggi/besar dalam sepekan terakhir. Hal itu seperti dilaporkan berdasarkan pengamatan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid mengatakan fenomena inflasi pada gunung di Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel) ini menunjukkan masih ada sumber tekanan signifikan dari kedalaman dangkal.
"Pengamatan deformasi dengan metode GNSS dan tiltmeter menunjukkan tren inflasi tubuh gunung artinya tekanan dari kedalaman dangkal masih berlangsung," ujarnya, seperti dikutip dari Antara pada Rabu (20/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Badan Geologi menjelaskan, hal itu terjadi bersamaan dengan erupsi Gunung Dempo pada Selasa (19/8/2025) pukul 07.48 WIB yang memuntahkan kolom erupsi setinggi 1.300 meter di atas puncak dengan warna putih tebal condong ke arah selatan.
Aktivitas Kegempaan Gunung Dempo
Berdasarkan pengamatan di pos pemantauan gunung api di Pagar Alam, pada periode 1-18 Agustus 2025 terjadi sejumlah aktivitas kegempaan. Aktivitas yang dimaksud terdiri dari 40 kali gempa hembusan, dua gempa terasa pada skala I-II MMI, 10 kali gempa tektonik jauh, serta getaran tremor menerus dengan amplitudo 0,5-10 mm, dominan 5 mm.
Badan Geologi ESDM menyampaikan tingkat aktivitas Gunung Dempo masih berada pada tingkat Waspada (Level II). Maka dari itu masyarakat, wisatawan, dan pendaki diimbau tidak mendekati Kawah Marapi Gunung Dempo dalam radius 1 kilometer serta menjauhi sektor utara sejauh 2 kilometer dari bukaan kawah.
Wafid menegaskan erupsi Gunung Dempo sifatnya freatik yang bisa terjadi tiba-tiba tanpa didahului gejala vulkanik yang jelas. Maka dari itu, perlu tetap waspada lantaran potensi lontaran material dan gas berbahaya tetap ada.
(nah/nwk)