10 Contoh Puisi Kemerdekaan 17 Agustus yang 'Menyala', Bisa untuk Inspirasi Lomba

ADVERTISEMENT

10 Contoh Puisi Kemerdekaan 17 Agustus yang 'Menyala', Bisa untuk Inspirasi Lomba

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 14 Agu 2025 06:00 WIB
Umbul-umbul HUT ke-80 RI
Umbul-umbul HUT ke-80 RI. Foto: Dok. Kemensetneg RI
Jakarta -

Peringatan kemerdekaan 17 Agustus kerap dimeriahkan oleh berbagai lomba, termasuk salah satunya lomba puisi. Utamanya, lomba puisi biasanya diadakan di lingkungan sekolah.

Puisi kemerdekaan 17 Agustus hendaknya berisi kalimat-kalimat yang mengenang jasa pahlawan dan membangkitkan semangat kebangsaan. Nah, jika detikers butuh inspirasi tentang puisi bertema kemerdekaan, berikut ini detikEdu telah merangkumnya dari berbagai sumber buku dan arsip detikNetwork.

Contoh Puisi Kemerdekaan 17 Agustus

1. Puisi 1

Bumi Pertiwi

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Karya Nur Rahmi, dalam buku Antologi Puisi Tema Kemerdekaan oleh Nur Rahmi dkk)

Merdeka adalah upaya yang tak kenal lelah
Untuk tiap tetes keringat dan darah
Setia bercucur hingga melimpah ruah
Demi sang merah putih berdiri dengan gagah
Merdeka!!!
Seru mereka
Oh, Bumi Pertiwi ku ini
Diperjuangkan tak takut mati
Namun saat ini kau dikhianati
Bendera berkibar semakin tinggi
Merah semakin memudar
Putih semakin menguning
Yang berhak masih berpaling

ADVERTISEMENT

Hukum diperjual beli
Kebenaran dicaci maki
Keadilan ditusuk duri
Apa makna kemerdekaan ini?
Jika rakyat tak dapat menikmati
Harga barang pokok menjulang tinggi
Kemiskinan mendominasi
Apa benarkah kita sudah merdeka kini?

2. Puisi 2

Negeriku

(Karya Wilda Selvianti dalam buku Antologi Puisi Tema Kemerdekaan oleh Nur Rahmi dkk)

Negeriku dulu
Dipenuhi asap dan peluru
Tangisan di setiap penjuru
Membuat semua raga rapuh

Jeritan mengisi saksi bisu
Betapa sakitnya negeriku
Sakit yang tak terbayangkan
Perih mengisi hatiku
Pahlawan bangsa berjuang
Demi pulihkan negeriku
Negeri yang begitu sudi
Jauh dari penjajahan

Negeriku..
Sekarang kau telah pulih
Berkat perjuangan pahlawanku
Kau kembali asri nan jaya

3. Puisi 3

Pahlawan Kemerdekaan

(Karya Khusnul KH dalam buku buku Antologi Puisi Aku Merdeka dan Jendela Berbingkai Baja oleh Khusnul KH dkk)

Engkau laksana perisai
Pahlawan sepanjang masa
Di atas ombak namamu melambung
Tinggi dan semakin naik
keharumanmu nampak di bumi pertiwi
Indah nian namamu
Terukir bagi bangsaku
Tanpa lelah kau ukir kemerdekaan
Akan selalu terkenang
Menjadi memori terindah
Di setiap waktu
Pahlawanku tercinta

4. Puisi 4

Bebas, Satu Kata Merdeka

(Karya Khusnul KH dalam buku Antologi Puisi Aku Merdeka dan Jendela Berbingkai Baja oleh Khusnul KH dkk)

Kita semua adalah pejuang
Pejuang buat diri kita sendiri
Memperjuangkan masa depan layaknya para pahlawan kemerdekaan
Pejuang memang tak semudah membalikkan telapak tangan
Karena di balik perjuangan ada kemerdekaan yang menanti
Untuk diraih inilah yang juga dilakukan oleh para pahlawan
Mereka memperjuangkan kemerdekaan dengan bercucuran keringat, bertumpah darah
Mengerahkan seluruh jiwa dan raganya
Demi satu kata 'Merdeka'
Semangat perjuangan para pahlawan
Juga tertanam kuat di diri kita semua dalam meraih impian
Tidak semudah membalik telapak tangan
Butuh diterpa sampai titik darah penghabisan
Butuh berjuang demi satu kata 'Merdeka'

5. Puisi 5

Bentala Merah Putih

(Karya Putri Erline dalam buku Antologi Puisi Kemerdekaan oleh Alfin Nirhayatul Islamiyah dkk)

Apa yang terhidang saat mengheningkan cipta dibentang?
Berabad lalu permadani kering menyisir sekujur pertiwi
Tetes nirwana yang konon tumbuh
Telah menjelma jarau dan sengat bangkai
Jalan-jalan menganga. Pohon dianggap sujud
Pada hamba-Nya yang mengaku Tuhan
Dikebiri kepak kebebasan. Dibakar akar kehidupan

Oh. Tidakkan Tuan tengok bentang tangan dan senyum ialah sambutan terbaik?
Mengapa popor jadi balasan? Lalu di mana bentala subur permai kami yang kembang di kening?
Kepal tangan, tombak, batu senapan
Pekik-pekik kami terpantik di kerongkongan langit

Kami, bangsa Indonesia dengan ini
Menjatakan kemerdekaan Indonesia
Telah sangkil tangis, doa, darah, dan tulang ke perut bumi
Tapi bara joeang itu masih mengalir Tuan
Sekar dalam rahim, jantung dan ingatan
Akan melulu menyala deras di jalan-jalan cita dan saat pertiwi diinjak dihina

6. Puisi 6

Merdeka

(Karya Raden Ali dalam buku Antologi Puisi Kemerdekaan oleh Alfin Nirhayatul Islamiyah dkk)

Aku berterima kasih
Pada Tuhan dan juga para pahlawan
Yang telah memperjuangkan kemerdekaan
Hingga mereka rela menghilang dari kehidupan

Di Madura ada sakera juga para kiai
Yang selalu siap berperang demi merebut kembali NKRI
Selama 350 tahun mereka tak pernah tidur
Untuk memerangi para tentara sekutu

Terima kasih pahlawanku
Sampai sekarang jasamu kan kukenang selalu
Semoga NKRI tetap tegak berdiri
Hingga ribuan Agustus mendatang

7. Puisi 7

Kisah Pahlawan Bangsa

(Karya Randi Handika Wijaya dalam buku Antologi Puisi Kemerdekaan oleh Alfin Nirhayatul Islamiyah dkk)

Sedikit cerita tentang mereka
Orang-orang yang dijuluki pahlawan bangsa
Pejuang kemerdekaan Republik Indonesia
Teriakan merdeka mengiringi pertumpahan darah
Sumpah serapah terucap lantang di udara
Mereka ingin bebaskan bangsa ini dari pendosa yang tak tahu arah

Menjajah seluruh negeri dan menguasai ibu pertiwi, sehingga rakyat menderita
Berjuang sampai mati mereka melawan penjajah
Berpeluh darah dan penuh semangat membara demi satu kata merdeka

Semua itu menjadi kisah tak terlupa
Cerita mereka terukir indah dalam buku sejarah
Perjuangan mereka yang gigih tak kenal lelah dan pantang menyerah
Membumihanguskan penjajah membuat ibu pertiwi bangga

17 Agustus 1945, hari sejarah kemerdekaan Indonesia
Kita petik buah manis dari perjuangan yang penuh tangis
Sekarang kita hanya perlu meneruskan perjuangan mereka
Menjaga agar bangsa ini tidak jatuh ke tangan yang salah

8. Puisi 8

17 Agustus

(Karya: Suyono dalam buku Kumpulan Puisi Semangat Kemerdekaan Masa Kini)

17 Agustus yang penuh semarak

Pekik "Merdeka" kata itu menggema di setiap daerah

Melalui perjuangan pahlawan yang telah gugur

Perjuangan yang mampu membawa Indonesia

Menuju kemerdekaan


17 Agustus angka bersejarah

Kemajuan dan prestasi dipamerkan

Untuk mengisi kemerdekaan

Bendera Indonesia berkibar dengan gagah

Meliuk bersama hembusan angin

Lagu kebangsaan dinyanyikan

Negara Indonesia semakin bergema di seluruh dunia

17 Agustus menjadi saksi

Kemerdekaan Indonesia tak sebatas mimpi

Kemerdekaan kita diraih dengan tetes darah dan air mata

Indonesia bisa menikmati udara kemenangan

17 Agustus semua berlomba

Menuju lapangan, menatap dan menghormati sang saka

Merah putih telah berkibar

Bersama semangat kemerdekaan

Indonesia kini telah merdeka

9. Puisi 9

Perjuangan Para Pahlawan untuk Indonesia

(Karya: Suyono dalam buku Kumpulan Puisi Semangat Kemerdekaan Masa Kini)

Untukmu pahlawanku

Tanpamu kami tak mampu seperti sekarang

Keberanianmu menerjang penjajah

Dalam darahmu mengalir semangat juang

Keberanian menjadi kekuatan untuk menerobos gerbang penjajah

Genangan darah sebagai bukti kesetiaanmu

Tulang-tulang yang remuk terhampar bak mutiara

Sebagai tanda kesucianmu

Karena jasa dalam darahmu Indonesia mampu merdeka

Kucuran deras keringat membasahi seluruh tubuh

Kadang, jiwa ini terpuruk dalam kesedihan

Mengenang semua penderitaan dan perjuanganmu

Semua demi Indonesia, kau taruhkan nyawamu

Pahlawan kau genggam bambu runcing di tanganmu

Luka di tubuh, kau anggap hanya biasa

Di tengah teriknya sang matahari kau berperang demi negeri ini

Namun, di balik peperangan jasa dan semangatmu selalu ada

10. Puisi 10

Sepotong Sunyi di Taman Makam Pahlawan

(Puisi tentang pahlawan karya Siti Isnatun M dalam buku Kumpulan Puisi Pahlawan)

Di sebuah makam

Jauh dari kehidupan

Yang tersimpan hanyalah kenangan

Akan keabadian yang temaram

Sepotong sunyi menepi

Di antara nisan-nisan berjejer rapi

Seolah jadi teman yang peduli

Menyanyikan sepi tanpa henti

Berkalang tanah engkau para kebanggaan

Tenggelam bersama keteladanan

Betapa tamanmu kini sunyi dan sepi

Seakan duniamu tlah ikut mati

Taman makammu makin tak terjamah

Perjuanganmu makin terlupa sejarah

Sungguh ironis dan menggugah

Semua terjadi saat jasamu terasa indah

Nisanmu yang dulu megah

kini tampak mulai layu dan jengah

bagai bunga kamboja berguguran ke tanah

tak terusik oleh deretan kisah

Sepotong sunyi terus menggelayuti

Taman makammu... wahai pahlawan negeri

Hati berbisik dengan sepi

Akankah kami bisa berbagi

Meski hanya kisah yang tak selesai

Dari perjalananmu yang telah usai

Itulah contoh-contoh puisi kemerdekaan 17 Agustus. Selamat memperingati HUT ke-80 RI!




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads