Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan untuk 10 wilayah di Indonesia yang berpotensi mengalami tsunami sebagai dampak gempa Rusia M 8,7. Bagaimana potensi gelombangnya?
Melalui konferensi persnya bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (30/7/2025), kedua instansi mengingatkan masyarakat di sekitar wilayah tersebut untuk mengosongkan pantai sementara waktu. Masyarakat diimbau untuk memahami rangkaian gelombang yang berpotensi terjadi.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr Abdul Muhari menegaskan gelombang tsunami yang pertama tidak harus yang terbesar. Maka, pantai juga masih harus dikosongkan setelah gelombang pertama datang.
"Untuk tsunami, terutama tsunami yang melintasi samudera itu gelombang pertama tidak harus yang terbesar. Biasanya gelombang terbesarnya datang itu pada gelombang ketiga, gelombang keempat, gelombang kelima," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantai Harus Dikosongkan 2-3 Jam Usai Prediksi Tsunami Tiba
Dr Abdul Muhari menyampaikan, durasi jeda antara gelombang pertama, gelombang kedua, dan seterusnya bisa dalam periode jam. Oleh sebab itu masyarakat harus menjauhi pantai, tidak hanya ketika estimasi waktu tsunami, tetapi sampai beberapa waktu setelah estimasi tsunami tiba sebagaimana yang disampaikan BMKG.
Ia menyebut, idealnya masyarakat masih harus mengosongkan pantai dua hingga tiga jam setelah prediksi waktu tsunami tiba.
"Jadi antara gelombang pertama dan gelombang kedua dan gelombang ketiga itu bisa durasi jedanya satu hingga tiga jam," ungkapnya.
Potensi Tsunami Setengah Meter Tetap Harus Diwaspadai
Pada kesempatan ini, BMKG turut menjelaskan mengapa potensi tsunami kurang dari 0,5 meter tetap dapat mematikan. Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono, SSi, MSi menyebut kawasan-kawasan berupa teluk sempit dapat mengamplifikasi ketinggian tsunami.
"Kita belajar dari tsunami Tohoku 2011. Ini status ancamannya sama-sama waspada, tapi saat itu tsunami itu menelan korban jiwa satu orang dan kita perlu mewaspadai," ujar Daryono.
Daryono pun menegaskan potensi tsunami kali ini juga menjadi pelajaran, yakni gempa megathrust yang disampaikan selama ini merupakan ancaman nyata.
(nah/faz)