Apakah detikers juga mencermati, bendera-bendera negara di kawasan Timur Tengah memiliki warna yang mirip? Warna bendera di negara-negara kawasan tersebut identik dengan merah, hitam, hijau, dan putih.
Jika diamati berdasarkan warnanya bendera Palestina, Kuwait, Yordania, Sudan, dan Uni Emirat Arab sama-sama memiliki komposisi warna hitam, merah, putih, dan hijau. Sementara, negara lainnya seperti Irak, Suriah, Mesir, dan Yaman memiliki warna bendera merah, hitam, dan putih.
Di samping warna, bentuk bendera negara-negara ini kebanyakan sangat mirip dengan ciri strip tiga warna horizontal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa Bendera Negara-negara Timur Tengah Mirip?
Dosen di Departemen Studi Islam dan Timur Tengah, Universitas Ibrani Yerusalem, Prof Elie Podeh mengatakan, bendera kerap menunjukkan kesamaan regional. Ia mencontohkan salib Skandinavia dan warna bendera di Afrika yang aneka warna.
Ia menjelaskan, di negara-negara Arab ada kesamaan dan keterkaitan dengan simbol tertentu.
"Ada kesamaan tertentu di antara banyak negara Arab. Ini menandakan adanya simbolisme tertentu, ada keterkaitan, persamaan, ada kesamaan antar masyarakat di daerah sekarang. Bukan hanya bahasa Arab," ungkapnya, dikutip dari The National.
Negara-negara Timur Tengah mempunyai latar belakang terkait Pan-Arabisme. Dijelaskan dalam Britannica, Pan-Arabisme adalah gagasan nasionalis mengenai kesatuan budaya dan politik di antara negara-negara Arab.
Asal-usulnya dapat ditelusuri dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Saat itu terdapat peningkatan literasi yang menyebabkan kebangkitan budaya dan sastra di kalangan orang Arab di Timur Tengah. Peristiwa ini dikenal sebagai Nahda atau al-nahdah al-adabiyyah.
Bendera Pan-Arab mempunyai empat warna yaitu merah, hitam, putih, dan hijau. Warna-warna inilah yang lantas muncul pada bendera neagra-negara Timur Tengah sekarang.
Mengapa Tetap Menggunakan Warna yang Mirip?
Dalam sejarahnya, tidak semua negara di Timur Tengah menggunakan warna bendera yang sama. Sebagian negara melakukan perubahan pada benderanya.
Suriah sebagai contoh, pada 1930-an menggunakan bendera dengan warna hijau, putih, dan hitam. Lalu pada 1960-an mereka mengganti warnanya dengan warna merah, putih, dan hitam.
Hal yang sama juga terjadi pada negara Irak. Dahulu bendera Irak mempunyai warna hitam, putih, dan hijau dengan strip vertikal. Namun, Irak kini memiliki bendera dengan warna merah, putih, dan hitam dengan strip horizontal.
"Juga, sangat penting untuk diketahui, menurut saya, bahwa setidaknya di masa lalu, sering terjadi perubahan pada bendera," kata Prof Podeh.
Ia menyebut bahkan Mesir telah mengganti benderanya.
Sementara, dosen senior bidang Islam dan Studi Timur Tengah di Universitas Edinburgh, Inggris, Dr Anthony Gorman menerangkan, identitas warna yang sama tetap digunakan karena mungkin dipandang sebagai simbol atau keutamaan tertentu.
"Warna mewujudkan keutamaan tertentu, atau apa yang dipandang sebagai keutamaan, entah itu darah perjuangan kolonial, hijaunya tanah, hitam juga bisa menjadi simbol perlawanan," jelasnya.
"Bendera seringkali melambangkan identitas nasional. Bendera menawarkan kegunaan untuk menandakan sebuah ideologi," ungkapnya.
Sekarang dari 22 anggota negara Liga Arab, ada 10 di antaranya yang menggunakan warna hijau, hitam, putih, dan merah. Sedangkan 12 negara lainnya sebagian besar mengandalkan salah satu dari empat warna, biasanya warna utamanya merah atau hijau.
Sementara, 9 negara menggunakan simbol-simbol Islam seperti bintang, bulan sabit atau pedang pada benderanya.
(nah/nwk)