Dunia tengah dihebohkan dengan konflik Israel dan Iran yang saling membalas rudal antar negara. Terbaru, Iran mengirimkan rudal ke pusat ilmiah paling penting yang dimiliki Israel, Institut Sains Weizmann.
Mengutip laman Euro News, Institut Sains Weizmann berlokasi di Rehovot, selatan Tel Aviv, Israel. Pusat ilmiah yang berperan penting dalam pemberian teknologi kepada militer Israel ini terhantam rudal pada Minggu dini hari waktu setempat.
The New Arab melaporkan terdapat rekaman dari kamera keamanan yang menggambarkan kejadian tersebut. Di mana rudal mengenai fasad salah satu bangunan Institut Weizmann yang memicu kepulan asap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbasnya terjadi kebakaran di setidaknya satu gedung yang berisi laboratorium. Namun tidak ada informasi lebih lanjut tentang tingkat kerusakan.
Usut punya usut, hal ini terjadi karena seluruh informasi di Israel tengah berada di dalam pengawasan ketat. Instruksi ketat dari militer ini membuat dunia tidak mengetahui apakah ada sosok yang cedera atau kerusakan di fasilitas penting Israel itu.
Sejarah Institut Weizmann
Dijelaskan Institut Sains Weizmann berdiri pada 1934 oleh Chaim Weizmann, seorang tokoh terkemuka dalam gerakan zionis. Weizmann sendiri merupakan presiden pertama yang dimiliki Israel.
Dalam laman resminya, awalnya kampus ini dinamakan Institut Penelitian Daniel Sieff. Nama itu dipilih untuk mengenang putra dari donor Inggris Rebecca dan Israel Sieff.
Namun, pada 1949 namanya diganti untuk menghormati Dr Weizmann. Bukan orang biasa, Weizmann adalah ahli kimia yang berperan penting dalam pendidikan tinggi Israel.
Pada 1925 ia juga mendirikan Universitas Ibrani Yerusalem. Sempat bekerja sama dengan dosen di Universitas Manchester, Weizmann mengembangkan proses produksi aseton melalui fermentasi bakteri.
Penemuan itu menjadi hal yang sangat penting bagi Inggris selama Perang Dunia I. Ia dekat dengan Lord Arthur James Balfour atau mantan Perdana Menteri Inggris.
Bersama-sama keduanya menulis Deklarasi Balfour, yang berisi dukungan pembentukan negara Israel. Ia juga bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) ke-33, Harry S Truman untuk meminta dukungan hal serupa.
Benar saja, atas dukungan kedua sosok penting itu, negara Israel terbentuk. Sosok presiden pertamanya adalah Weizmann.
Lembaga ini menawarkan program gelar master dan PhD (S2 dan S3). Program studi yang tersedia berkaitan dengan teknologi, matematika, dan segala hal bidang sains.
Meski begitu, mereka fokus pada pengembangan militer Israel yang dinilai paling mutakhir. Tidak sendiri, mereka juga berkolaborasi dengan perusahaan pertahanan terkemuka di dunia dalam pengembangan teknologi canggih untuk berbagai keperluan militer.
Selama bertahun-tahun, pengembangan teknologi telah menghasilkan berbagai hal, seperti drone Israel, kecerdasan buatan, keamanan siber, dan intelijen sinya.
Menyeramkannya, lembaga ini juga disebut berperan dalam pengembangan program nuklir gelap Israel pada 1950. Teknologi nuklir itu terus diteliti hingga kini.
Dukungan Teknologi untuk Militer Israel
Bila dijabarkan, pengembangan sistem militer yang didukung oleh Institut Weizmann, yaitu:
- Kecerdasan buatan untuk analisis data dan panduan pertempuran.
- Teknologi kendaraan udara tak berawak (UAV) dan sistem otonom.
- Alat pelacak dan pengacauan elektronik yang canggih.
- Sistem navigasi GPS alternatif.
- Perlindungan kode militer.
- Komunikasi terenkripsi di lingkungan yang tidak bersahabat.
- Penelitian dalam energi terarah dan aplikasi nuklir.
- Pengembangan perawatan lapangan untuk prajurit yang terluka.
Berbagai kegiatan ini menjadi jawaban mengapa Iran menjadikannya tujuan untuk diserang rudal. Terlebih, setelah Israel juga menyerang fasilitas militer dan ilmuwan terkemuka milik Iran.
(det/pal)