10 Kota dengan Skor Toleransi Terendah di Indonesia, Cilegon-Makassar

ADVERTISEMENT

10 Kota dengan Skor Toleransi Terendah di Indonesia, Cilegon-Makassar

Fahri Zulfikar - detikEdu
Kamis, 12 Jun 2025 09:00 WIB
Sejumlah orang mengatasnamakan Komite Penyelamat Kearifan Lokal Kota Cilegon menolak pendirian gereja di Cilegon, Banten. (M Iqbal/detikcom)
Foto: Penolakan pendirian gereja di Cilegon, Banten pada September 2022. (M Iqbal/detikcom)
Jakarta -

Parepare di Sulawesi Selatan menjadi kota dengan skor toleransi terendah menurut organisasi Hak Asasi Manusia (HAM), SETARA Institute. Parepare hanya mendapatkan skor 3,9 dari 7. Lantas bagaimana dengan kota-kota lain?

Dalam laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2024, Setara Institut menilai 94 kota di Indonesia. Tujuan penilaian ini yakni untuk mengukur dan mempromosikan praktik-praktik baik toleransi kota-kota di Indonesia.

IKT menilai kota-kota berdasarkan empat variabel utama yakni regulasi pemerintah kota, regulasi sosial, tindakan pemerintah, dan demografi sosio-keagamaan. Empat variabel ini kemudian memiliki 8 indikator penilaian untuk menghasilkan persentase akhir, yaitu:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) (10%)

2. Kebijakan Pemerintah Kota (20%)

ADVERTISEMENT

3. Peristiwa Intoleransi (20%)

4. Dinamika Masyarakat Sipil (10%)

5. Pernyataan Publik Pemerintah Kota (10%)

6. Tindakan Nyata Pemerintah Kota (15%)

7. Heterogenitas Agama (5%)

8. Inklusi Sosial Keagamaan (10%)

Rata-rata hasil dari kombinasi pembobotan diukur ke dalam skema skoring. Skoring menggunakan skala Likert dengan rentang nilai 1-7, dengan nilai (1) untuk kualitas rendah dan (7) untuk kualitas tertinggi.

Untuk menjamin validitas data hasil skoring, SETARA Institute melakukan tiga teknik uji validitas sekaligus, yakni (1) triangulasi sumber, (2) kuesioner self-assessment, dan (3) expert meeting series atau pertemuan serial para ahli.

Bagaimana hasilnya?

Kota-kota dengan Skor Toleransi Terendah di Indonesia

Setelah Parepare, ada Cilegon yang menjadi kota dengan skor toleransi terendah menurut SETARA Institute. Kemudian di posisi selanjutnya ada Lhokseumawe dan Banda Aceh.

Di Cilegon, kepemimpinan politik dan birokrasi yang mundur terhadap toleransi, mendapat sorotan. Umat Kristiani di Cilegon mengalami hambatan serius dalam membangun rumah ibadah.

Kondisi tersebut bisa terjadi karena adanya Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Serang Nomor 189/Huk/SK1975 tahun 1975 yang dijadikan dasar penolakan pendirian gereja oleh warga Cilegon.

Di sisi lain, dinamika masyarakat sipil di Cilegon juga masih memberikan kontribusi yang minim terhadap toleransi. Sebaliknya, masyarakat sipil justru masih berhadapan dengan intoleransi.

Menurut laporan IKT, kota-kota seperti Cilegon, mendapatkan skor terendah bukan karena hanya adanya peristiwa intoleran, melainkan upaya atau inovasi dalam hal toleransi. Kepemimpinan politik, kepemimpinan birokrasi, maupun kepemimpinan kemasyarakatan di kota tersebut juga belum memperlihatkan kinerja nyata dan kolaboratif dalam pemajuan toleransi.

Berikut ini, sepuluh kota dengan skor toleransi terendah di Indonesia menurut laporan Indeks Kota Toleran 2024.

10 Kota dengan Skor Toleransi Terendah di Indonesia Menurut SETARA Institute

1. Parepare, Sulawesi Selatan (skor: 3,945)

2. Cilegon, Banten (skor: 3,994)

3. Lhokseumawe, Aceh (skor: 4,140)

4. Banda Aceh, Aceh (skor: 4,202)

5. Pekanbaru, Riau (skor: 4,320)

6. Bandar Lampung, Lampung (skor: 4,357)

7. Makassar, Sulawesi Selatan (skor: 4,363)

8. Ternate, Maluku Utara (skor: 4,370)

9. Sabang, Aceh (skor: 4,377)

10. Pagar Alam, Sumatera Selatan (skor: 4,381).

Sementara itu, untuk kota-kota paling toleran di Indonesia ditempati oleh Salatiga, Jawa Tengah (skor 6,54), Singkawang, Kalimantan Barat (skor 6,42) dan Semarang, Jawa Tengah (skor 6,35).




(faz/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads